5 Risiko Komplikasi Gagal Jantung yang Diidap BJ Habibie

Dipublish tanggal: Sep 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 14, 2019 Waktu baca: 3 menit
5 Risiko Komplikasi Gagal Jantung yang Diidap BJ Habibie

Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ. Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9) dalam usia 83 tahun. Putra bungsunya, Thareq Kemal Habibie, menuturkan bahwa jantung sang ayah sudah melemah dan berhenti beraktivitas karena gagal jantung. Kondisi gagal jantung yang sudah parah dapat berbagai komplikasi. Apa saja komplikasi gagal jantung?

Risiko komplikasi gagal jantung yang dapat terjadi

Ukuran jantung mengalami pembesaran setiap kali memompa darah. Pada kasus gagal jantung, otomatis jantung sudah tidak cukup kuat untuk memompa darah sebanyak yang dibutuhkan oleh tubuh.

Semakin keras kerja jantung, maka fungsi jantung bisa semakin menurun dan lama-lama meningkatkan risiko kerusakan jantung. Alhasil, tubuh mendapatkan lebih sedikit oksigen dan mulai menimbulkan berbagai gejala, di antaranya sesak napas, pembengkakan di kaki, hingga penumpukan cairan dalam tubuh.

Begitu juga yang dialami oleh mendiang BJ Habibie semasa hidupnya. Semakin bertambahnya usia, secara alami fungsi jantung dan organ-organ tubuh lainnya akan mengalami penurunan. 

Bila terus dipaksakan untuk menjalani aktivitas yang padat, jantung akan kewalahan sampai tidak mampu lagi untuk menyeimbangkan diri dengan rutinitas yang ada. Hal inilah yang membuat fungsi jantungnya terus menurun hingga akhirnya gagal jantung. 

Baca Selengkapnya: Presiden BJ Habibie Meninggal Akibat Gagal Jantung, Apa Penyebabnya?

Jika kerusakan dan gagal jantung makin parah, maka bisa memicu berbagai risiko komplikasi. Berikut beberapa komplikasi gagal jantung yang mungkin terjadi, antara lain:

1. Komplikasi paru

Penderita gagal jantung yang paru-parunya bermasalah berisiko mengalami komplikasi paru, terutama pneumonia dan emboli paru.

Jantung yang sudah rusak tentu tidak mampu memompa darah dengan maksimal ke seluruh tubuh, termasuk paru-paru. Akibatnya, darah kembali lagi ke jantung dan di saat yang bersamaan juga meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di dalam paru-paru.

Tekanan tinggi dalam paru-paru akan mendorong banyak cairan masuk ke dalam alveolus (kantong udara). Semakin banyak cairan di alveolus, penderita gagal jantung akan semakin sulita bernapas. 

2. Stroke

Stroke adalah salah satu komplikasi gagal jantung yang paling umum. Ada 2 kemungkinan penyebab stroke pada penderita gagal jantung.

Pertama, aliran darah dalam tubuh mulai menurun dan ditambah dengan masuknya bekuan darah dari jantung ke otak. Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah di otak tersumbat dan memicu gejala stroke.

3. Kegagalan organ

Jantung merupakan organ vital yang memegang kunci penting terhadap keberlangsungan organ-organ tubuh lainnya. Ketika jantung bermasalah, maka fungsi dan kerja organ lain dalam tubuh juga akan terganggu.

Terlebih dalam kasus gagal jantung, kerusakan yang ada membuat jantung sudah tidak mampu memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh. Alhasil, organ-organ tubuh mengalami kekurangan oksigen dan lambat laun ikut mengalami kegagalan fungsi.

Salah satunya pada ginjal. Tanpa aliran darah yang cukup, ginjal tidak dapat menyaring zat-zat racun dan kelebihan cairan dari dalam darah. Akibatnya, zat-zat racun terus menumpuk dan lama-kelamaan memicu kerusakan ginjal, salah satu kegagalan organ yang banyak dialami oleh penderita gagal jantung.

Tidak hanya pada ginjal, organ lainnya seperti hati, paru-paru, dan organ pencernaan juga bisa mengalami hal serupa.

4. Masalah katup jantung

Jantung memiliki 4 katup yang dapat membuka dan menutup saat mengalirkan darah masuk atau ke luar jantung. Lagi-lagi, kerusakan pada jantung membuat organ ini harus bekerja lebih ekstra untuk memompa darah.

Aliran darah yang cepat membuat tekanan dalam jantung terus meningkat. Kondisi ini lama-kelamaan akan merusak katup jatung, bahkan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kebocoran klep jantung, seperti yang pernah dialami oleh mendiang BJ Habibie pada tahun 2018 silam.

Baca Juga: Hidup dengan Katup Jantung Bocor

5. Kematian mendadak

Komplikasi gagal jantung yang tak tertangani dapat menyebabkan kematian mendadak. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh aritmia, baik takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel.

Selain itu, orang dengan gagal jantung yang sudah parah juga berisiko mengalami kematian mendadak apabila otot jantungnya berhenti merespon sinyal listrik jantung secara tiba-tiba. Sederhananya, denyut nadi pasien hilang meskipun terdapat aktivitas listrik dalam jantung, atau istilah medisnya disebut dengan disosiasi elektromekanik.

Baca Selengkapnya: 5 Penyebab Kematian Mendadak


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mancini D. Indications and contraindications for cardiac transplantation in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. April 19, 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app