Ketahui Apa Itu Intoleransi Laktosa dan Cara Penanganannya

Dipublish tanggal: Jul 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Ketahui Apa Itu Intoleransi Laktosa dan Cara Penanganannya

Pernahkah Anda merasa sakit perut hingga diare usai mengonsumsi makanan maupun minuman dari produk susu? Jika iya, waspadalah karena bisa jadi Anda mengalami intoleransi terhadap laktosa

Apakah laktosa itu? Laktosa merupakan salah satu kandungan dalam produk susu yang bisa menyebabkan suatu reaksi tertentu bagi sebagian orang. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Yuk simak ulasannya berikut ini!

Mengenai Laktosa

Laktosa merupakan gabungan dari dua molekul gula yaitu glukosa dan galaktosa. Laktosa banyak ditemukan pada susu dan produk dengan bahan dasar susu. Laktosa dalam terserap oleh tubuh dengan bantuan enzim laktase, dimana akan menguraikannya menjadi glukosa dan galaktosa.

Mengapa Intoleransi Laktosa Dapat Terjadi?

Tentu dikarenakan seseorang tidak mampu menyerap laktosa dengan baik. Bisa jadi karena gangguan produksi enzim laktase sehingga tubuh tidak mampu menerimanya dengan baik. 

Ketika sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh, justru menyebabkan berbagai gangguan pencernaan berupa kembung, sakit perut, maupun mual. Ketahuilah, intoleransi laktosa ini tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikurangi gejalanya.

Gejala Intoleransi Laktosa

Gejala intoleransi laktosa akan ditunjukkan usai mengkonsumsi produk dari bahan susu sekitar 30 menit hingga 2 jam. Intoleransi laktosa ini berbeda-beda bagi tiap orang. Ada yang tidak bisa menerimanya sama sekali, ada pula yang masih dapat mengonsumsinya meski sedikit. 

Berikut ini gejala-gejala yang muncul yaitu perut kembung, kram perut, diare, perut terisi gas, dan mual. Nah, ketika gejala tersebut muncul pada tubuh Anda, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter dan membatasi atau menghindari konsumsi laktosa di kemudian hari.

Makanan dengan Kandungan Laktosa

Kini, ada berbagai jenis makanan dengan kandungan laktosa yang perlu Anda waspadai. Diantaranya adalah susu dan olahannya, whipped cream, es krim, keju, mentega, puding, dan makanan yang terbuat dari laktosa. 

Perlu Anda tahu, laktosa juga terdapat pada obat-obatan tertentu seperti maag, pil KB, dan lainnya. Maka, pastikan untuk memberitahu dokter informasi ini ketika berobat.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Ketahuilah, bagi sebagian orang, intoleransi laktosa ini bisa terjadi seumur hidup. Dengan kata lain, produksi enzim laktase ini dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Hal ini dapat terjadi akibat cidera usus maupun menderita penyakit tertentu sepeti Crohn dan Celiac.

Diagnosis Intoleransi Laktosa

Untuk memastikan gangguan pencernaan akibat gejala intoleransi laktosa, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut berupa tes toleransi laktosa, tes kadar hidrogen, dan tes keasaman feses.

Pengobatan Intoleransi Laktosa

Sayangnya, pengobatan terkait gangguan intoleransi laktosa ini masih belum ditemukan solusinya. Maka dari itu, bagi penderita disarankan untuk menghindari atau membatasi konsumsi makanan atau minum dengan kandungan laktosa seperti susu, produk olahan susu, dan makanan lainnya.

Terdapat berbagai makanan alternatif yang dapat menggantikan laktosa seperti susu kedelai, kentang, yoghurt, dan makanan bebas laktosa lainnya. Disamping itu, penderita juga dapat mengonsumsi suplemen laktase untuk membantu kinerja laktase dalam tubuh. 

Bisa juga dengan melatih konsumsi laktosa guna membantu tubuh untuk beradaptasi dalam mencerna laktosa. Namun, konsultasikan hal ini terhadap dokter terlebih dahulu ya.

Satu lagi, bagi penderita yang menghindari makanan berlaktosa, usahakan untuk mendapatkan asupan kalsium yang bisa diperoleh dari ikan sarden, sayuran hijau, kacang-kacangan, hingga roti dan makanan sebagai alternatif laktosa. 

Pengobatan lain yang bisa dilakukan yaitu dengan konsumsi probiotik guna mengatasi gangguan pencernaan maupun membantu mencerna laktosa dalam tubuh.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Di Costanzo, Margherita & Berni Canani, Roberto. (2018). Lactose Intolerance: Common Misunderstandings. Annals of Nutrition and Metabolism. 73. 30-37. 10.1159/000493669.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/331228486_Lactose_Intolerance_Common_Misunderstandings)
Wilt, Timothy & Shaukat, Aasma & Shamliyan, Tatyana & Taylor, Brent & Macdonald, Roderick & Tacklind, James & Rutks, Indulis & Schwarzenberg, Sarah & Kane, Robert & Levitt, Michael. (2010). Lactose intolerance and health. Evidence report/technology assessment. 192. 1-410.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/45186716_Lactose_intolerance_and_health)
Korpela, Riitta. (2001). Symptoms of 'lactose intolerance'. Food & Nutrition Research. 45. 10.3402/fnr.v45i0.1803.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/273010664_Symptoms_of_'lactose_intolerance')

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app