Kurangnya Asupan Cairan Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Obat

Dipublish tanggal: Jul 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Kurangnya Asupan Cairan Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Obat

Penyebab Untuk Minum Kurang Cairan Dari Normal

1. Sakit tenggorokan

Sakit tenggorokan adalah penyebab paling umum. Saat menelan, rasa sakitnya akan memburuk. Sebagian besar sakit tenggorokan disebabkan oleh virus. Bakteri strep menyebabkan 20% sakit tenggorokan disertai demam.

2. Bisul mulut

Radang mulut adalah penyebab sakit mulut yang umum lainnya. Saat menelan, rasa sakitnya akan memburuk. Sebagian besar bisul mulut disebabkan oleh virus (seperti virus Coxsackie).

3. Mual

Mual berarti perut merasa sakit dan kehilangan nafsu makan. Seperti sakit perut biasa, tetapi tanpa muntah. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada lambung atau hati.

4. Hidung tersumbat

Penyebab umum pada bayi botol atau ASI. Alasan: Jika hidung tersumbat, bayi tidak bisa bernapas saat mengisap.

5. Pernapasan Bermasalah

Sesak nafas karena penyakit paru-paru bisa mengurangi asupan cairan. Contohnya pneumonia, mengi atau croup parah. Alasan: Bayi cepat lelah karena mengisap dan bernafas pada saat yang sama.

6. Benda Asing (Objek) di Esofagus

 Kerongkongan adalah saluran dari mulut ke perut. Benda asing yang tertelan dapat tersangkut di sini. Contohnya koin atau bagian mainan kecil. Gejala utamanya adalah tersedak, penolakan cairan atau air liur. Usia puncak anak yang dapat mengalami ini adalah 1 hingga 3 tahun.

7. Abses Amandel (Serius)

Infeksi bakteri pada amandel dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya. Gejala utamanya adalah kesulitan menelan yang parah, demam dan sakit tenggorokan satu sisi. Selain itu sulit untuk membuka mulut sepenuhnya. Usia anak yang dapat mengalami ini adalah remaja.

8. Dehidrasi: Bagaimana Mengenalinya

Risiko utama tidak minum cukup cairan adalah dehidrasi. Ini berarti tubuh kehilangan banyak air. Jika dehidrasi, harus segera pergi ke dokter. Anak mungkin mengalami dehidrasi jika tidak minum banyak cairan dan gejalanya sebagai berikut:

  • Urin berwarna kuning gelap dan belum buang air lebih dari 8 jam.
  • Bagian dalam mulut dan lidah kering.
  • Tidak ada air mata jika anak menangis.
  • Tes isi ulang darah lambat: lebih dari 2 detik. Pertama, tekan pada kuku jempol dan buatlah pucat. Lalu lepaskan. Hitung detik yang diperlukan kuku untuk menjadi merah muda lagi. Minta dokter untuk mengajari Anda cara melakukan tes ini.
  • Seorang anak dengan dehidrasi parah menjadi terlalu lemah untuk berdiri. Mereka juga bisa sangat pusing ketika mencoba berdiri.

Kapan Harus Menghubungi Bantuan Medis untuk Kurang Asupan Cairan 

Segera Hubungi Dokter atau Bantuan Medis 

  • Terlalu lemah untuk mengisap atau minum
  • Tanda-tanda dehidrasi, seperti:
  • Belum mengeluarkan urin dalam lebih dari 8 jam
  • Menangis namun tidak ada air mata
  • Mulutnya sangat kering
  • Titik lunak atau fontanel cekung
  • Anak sering mengantuk
  • Tidak akan minum atau minum sangat sedikit selama lebih dari 8 jam
  • Tidak akan minum dan timbulnya air liur yang baru
  • Kesulitan bernafas
  • Tidak bisa menggerakkan leher dengan normal

Hubungi Dokter Dalam 24 Jam

  • Kurang minum disertai demam
  • Kurang minum berlangsung lebih dari 3 hari

Saran Perawatan untuk Kurang Asupan Cairan

1. Yang Harus Anda Ketahui Tentang Asupan Cairan yang Menurun:

  • Makan lebih sedikit makanan padat selama sakit adalah sesuatu yang normal.
  • Sementara minum lebih sedikit cairan menandakan sebaliknya
  • Sejauh ini, anak tidak memiliki tanda-tanda dehidrasi.

Berikut beberapa tips untuk membantu meningkatkan asupan cairan.

2. Cairan - Berikan Lebih Banyak:

  • Beri anak cairan favorit mereka.
  • Gunakan cairan seperti susu cokelat, minuman buah, air atau bahkan minuman bersoda. Jenisnya tidak masalah. Jenis ini hanya penting jika anak mengalami diare atau mulai muntah.

3. Makanan Padat - Tidak Terlalu Penting:

  • Jangan khawatir tentang asupan makanan padat.
  • Normal jika anak tidak merasa lapar atau ingin makan saat sakit.
  • Mencegah dehidrasi jauh lebih penting.

4. Perawatan Mulut:

  • Jika mulut terasa sakit, berikan minuman dingin.
  • Jangan gunakan jus jeruk.
  • Untuk bayi, berikan cairan dalam gelas, sendok atau jarum suntik. Alasan: Puting susu bisa menambah rasa sakit.
  • Untuk membantu mengatasi rasa sakit, berikan produk asetaminofen (seperti Tylenol). Pilihan lain adalah produk ibuprofen (seperti Advil). Gunakan sesuai kebutuhan.

5. Antasida Cair untuk Nyeri Mulut (Usia 1 Tahun ke Atas):

  • Untuk sakit mulut, gunakan antasida cair (seperti Mylanta atau merek toko). Berikan 4 kali sehari sesuai kebutuhan. Gunakan setelah makan.
  • Untuk usia 1 hingga 6 tahun. Masukkan beberapa tetes ke dalam mulut. Bisa juga memakainya dengan cotton bud.
  • Untuk usia lebih dari 6 tahun. Gunakan 1 sendok teh (5 mL) sebagai obat kumur. Taruh di dekat bisul selama mungkin. Kemudian anak bisa meludahkannya atau menelannya.

Perhatian: Jangan gunakan pencuci mulut biasa, karena dapat menyengat.

6. Saline Untuk Membuka Hidung Tersumbat:

  • Gunakan semprotan hidung saline (air garam) untuk melonggarkan lendir kering. Jika Anda tidak memiliki garam, Anda bisa menggunakan beberapa tetes air. Gunakan air suling, air botolan atau air ledeng.
  • Langkah 1. Masukkan 3 tetes di setiap lubang hidung. Jika usianya di bawah 1 tahun, gunakan 1 tetes.
  • Langkah 2. Tiup (atau hisap) setiap lubang hidung keluar saat menutup lubang hidung lainnya. Lalu, lakukan sisi yang lain.
  • Langkah 3. Ulangi tetes hidung dan tiupan (atau pengisapan) sampai keluarnya cairan bening.
  • Lakukan pembilasan saline hidung ketika anak tidak bisa bernafas melalui hidung.
  • Batas pemakaian. Jika usianya di bawah 1 tahun, tidak lebih dari 4 kali sehari atau sebelum setiap menyusui.
  • Obat tetes hidung atau semprotan garam dapat dibeli di toko obat apa pun. Tidak perlu resep.
  • Obat tetes hidung juga bisa dibuat di rumah. Gunakan ½ sendok teh (2 mL) garam meja. Aduk garam ke dalam 1 gelas (8 ons atau 240 mL) air hangat. Gunakan air kemasan atau air matang untuk membuat obat tetes hidung.
  • Alasan tetes hidung: Menghisap atau meniupnya sendiri tidak dapat menghilangkan lendir yang kering atau lengket. Selain itu, bayi tidak bisa menyusu atau minum dari botol kecuali hidungnya terbuka.

Pilihan lain: gunakan mandi air hangat untuk melonggarkan lendir. Hirup udara yang lembab, lalu tiup setiap lubang hidung.

  • Untuk anak kecil, bisa juga menggunakan cotton bud basah untuk menghilangkan lendir yang lengket.

7. Jika Sesak Nafas - Berikan Porsi Makan Lebih Kecil:

  • Untuk kesulitan bernafas, makanlah lebih sering. Beri makan setiap ½ jam.
  • Berikan jumlah yang lebih kecil per menyusui.

Alasan: Memungkinkan bayi Anda beristirahat di sela waktu menyusui.

8. Hubungi dokter Jika:

  • Kesulitan menelan semakin memburuk
  • Tanda-tanda dehidrasi terjadi
  • Kurang minum berlangsung lebih dari 3 hari

4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Iglesia, Iris & Guelinckx, Isabelle & De Miguel-Etayo, Pilar & González-Gil, Esther & Salas-Salvadó, Jordi & Kavouras, Stavros & Gandy, Joan & Martínez, Homero & Bardosono, Saptawati & Abdollahi, Morteza & Nasseri, Esmat & Jarosz, Agnieszka & Ma, Guansheng & Carmuega, Esteban & Thiébaut, Isabelle & Moreno, Luis. (2015). Total fluid intake of children and adolescents: Cross-sectional surveys in 13 countries worldwide. European journal of nutrition. 54 Suppl 2. 57-67. 10.1007/s00394-015-0946-6. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/278794052_Total_fluid_intake_of_children_and_adolescents_Cross-sectional_surveys_in_13_countries_worldwide)
Maintenance Fluid Calculation for Children Calculator. Medscape. (https://reference.medscape.com/calculator/maintenance-fluid-calculation-child)
Fluid intake of children, adolescents and adults in Indonesia: results of the 2016 Liq.In7 national cross-sectional survey. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6008347/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app