Histoplasmosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 18, 2019 Waktu baca: 4 menit

Penyakit berbahaya akibat Jamur

Tidak ada yang pernah menyangka bahwa jamur yang ada di dalam tanah ternyata bisa menyebabkan penyakit berbahaya. Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit histoplasmosis? Apa sih histoplasmosis itu? Nama penyakit tersebut memang jarang sekali terdengar di telinga atau bahkan Anda baru mendengarnya kali ini. 

Histoplasmosis bukanlah penyakit menular, penyakit ini tidak dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain. Histoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur histoplasma capsulatum. Penyakit jamur ini umumnya menyerang organ-organ visceral yang gejalanya mirip tuberkulosis dan biasanya banyak dijumpai di daerah tropis seperti amerika dan afrika. 

Dari pada penasaran tentang penyakit yang satu ini, yuk baca artikel dibawah ini! Selamat membaca.

Apa itu Histoplasmosis?

Histoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi zoonosis yang disebabkan oleh jamur Histoplasma capsulatum, yang terutama menyerang paru-paru tetapi kadang-kadang bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. 

Selain paru-paru, H. capsulatum juga dapat menginfeksi usus besar, ileum (usus bagian bawah), perut, esofagus, dan saluran gastrointestinal. Histoplasmosis bisa menyebar hingga ke mata dan menyebabkan sindrom histoplasmosis okuler yang dapat berakibat pada kebutaan. 

Umumnya menyerang orang yang positif HIV, khususnya dalam bentuk histoplasmosis yang menyebar ke seluruh tubuh.

Apa sih penyebab dari Histoplasmosis?

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh jamur Histoplasma capsulatum. Jenis jamur ini berkembang dalam tanah yang tercemar oleh kotoran burung, kelelawar dan ungags sehingga ditemukan dalam di kandang burung atau unggas dan gua. Jamur ini dapat tumbuh dalam aliran darah orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak. 

Infeksi jamur ini bisa menyebar melalui spora (debu kering) jamur yang dihirup saat bernapas. Spora ini sangat ringan, sehingga kotoran atau bahan terkontaminasi lainnya dapat mengapung di udara dan terhirup oleh manusia. 

Namun, beberapa profesi berikut ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terpapar atau terkena spora jamur penyebab histoplasmosis, profesi tersebut yaitu, petugas pengendali hama, tukang kebun, petani, peternak ungags, penjelajah goa, dan pekerja konstruksi.

Apa saja tanda dan gejala-gejala dari penyakit Histoplasmosis?

Sebagian besar penderita hitoplasmosis tidak menunjukan gejala klinis atau keluhan yang nyata. hanya jika terjadi infeksi melalui pernafasan dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala klinis pneumonia

Gejala awal yang muncul memang serupa dengan penyakit flu ringan dan bisa berkembang menjadi gejala yang lebih kompleks, diantaranya:

  • Batuk kering atau sesak napas
  • Sering merasa kelelahan
  • Nyeri otot dan persendian
  • Ruam kulit
  • Keringat yang berlebihan
  • Demam dan sakit kepala
  • Sakit  dan nyeri dada
  • Penurunan berat badan
  • Pembengkakan pada hati dan/atau limpa)
  • Limfadenopati (pembengkakan pada kelenjar getah bening)

Pada penyebaran jamur keberbagai organ visera (organ dalam tubuh yang memiliki rongga, seperti usus, lambung, dll), terutama ke organ sistem retikuloendotel, selain dapat menderita demam tinggi, limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali, gejala lain pun dapat muncul seperti, anemia, ulkus atau luka pada hidung, mulut, lidah dan usus, dan dapat menimbbulkan kematian. 

Penyebaran luas ke organ-organ viseral ini biasanya terjadi pada bayi, orang lanjut usia dan penderita yang mengalami imunosupresi.

Diagnosis Histoplasmosis

Beberapa pemeriksaan diagnosa harus dilakukan untuk memastikan kondisi histoplasmosis, termasuk :

  • Kultur dahak untuk melihat pertumbuhan jamur.
  • Pemeriksaan darah dan urine untuk mendeteksi antibodi terhadap jamur.
  • Pengambilan sampel jaringan paru-paru (biopsi).
  • Analisa sumsum tulang.
  • Rontgen atau CT scan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis. 

Bagaimana cara mengobati dan mencegah penyakit Histoplamosis?

Pada umumnya untuk kasus-kasus histoplasmosis ringan, penyakit ini umumnya tidak memerlukan pengobatan. Namun untuk kondisi paling parah, artinya penyakit sudah menyebar ke organ lainnya, hal ini bisa berakibat fatal dan mungkin memerlukan obat anti jamur dan terapi.

Histoplasmosis diobati dengan dua tahap: 

  • Induksi (terapi awal untuk infeksi akut),
  • Rumatan atau profilaksis sekunder (terapi terus-menerus untuk mencegah kambuhnya)

Bila infeksinya ringan atau sedang, terapi induksi dilakukan dengan itrakonazol (versi sirup paling baik). Bila penyakit berat, penggunaan amfoterisin B dapat dipakai pada awal selama 10-12 minggu. Namun, terapi histoplasmosis ini dapat menyebabkan efek samping serius dan mengharuskan penderitanya mendapatkan perawatan di rumah sakit yang cukup lama.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari area dimana jamur dapat tumbuh, terutama area dengan akumulasi kotoran burung dan kelelawar. Jamur sering tumbuh disekitar kandang ayam yang tua, di gua dan area lain dimana tinggal kelelawar, dan sekitar tempat betenggernya burung. Hindari gangguan terhadap akumulasi kotoran kelelawar atau burung, dan minimalkan pembongkaran debu yang terdapat pada areal potensial terkontaminasi. Sebelum mengaduk-aduk tanah, semprotkan dengan air. Penyemprotan larutan formalin pada tanah juga dapat merusak jamur histoplasma yang berada di permmukaan tanah. Saat bekerja di area yang beresiko tinggi, pergunakan pakaian sekali pakai dan masker debu yang melindungi hidung dan mulut untuk mencegah paparan jamur histoplasmosis.

Apabila terdapat gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar terhindar dari penyebaran infeksi jamur ke organ tubuh lainnya. Semoga bermanfaat.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stöppler, MC. MedicineNet (2016). Histoplasmosis (https://www.medicinenet.com/histoplasmosis_facts/article.htm)
Delgado, A. Healthline (2016). Histoplasmosis. (https://www.healthline.com/health/histoplasmosis)
Mayo Clinic (2015). Diseases and Condition. Histoplasmosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/histoplasmosis/symptoms-causes/syc-20373495)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app