Hati-hati, Mengidap Asma Saat Dewasa Tingkatkan Risiko Demensia!

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mar 17, 2020 Waktu baca: 3 menit
Hati-hati, Mengidap Asma Saat Dewasa Tingkatkan Risiko Demensia!

Gejala asma dapat muncul kapan saja dalam hidup. Orang dapat menderita asma pada usia 50, 60, atau bahkan lebih. 

Orang dewasa yang terserang asma dikatakan menderita asma awitan dewasa. Meskipun pada kebanyakan orang, gejala asma muncul pertama kali selama masa kanak-kanak, gejala asma dapat terjadi kapan saja dalam hidup.

Tidak seperti anak-anak yang sering mengalami gejala asma intermiten sebagai respons terhadap pemicu alergi atau infeksi pernapasan, orang dewasa dengan asma awitan dewasa umumnya memiliki gejala persisten. Obat harian mungkin diperlukan untuk mengendalikan asma.

Mengenal lebih jelas tentang Asma

Asma adalah masalah kesehatan masyarakat yang parah yang mempengaruhi lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia, dan prevalensinya telah meningkat secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir. 

Asma adalah gangguan peradangan kronis pada saluran udara yang disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan dan genetik, yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot polos di sekitarnya dan fungsi paru yang memburuk. 

Akibatnya, pasien asma dapat mengalami episode sesak napas berulang, sesak dada, batuk dan mengi

Selain itu, pasien dengan asma menunjukkan tingkat depresi dan gangguan kecemasan yang tinggi, yang mungkin terkait dengan gangguan fungsi kognisi. 

Meskipun hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma sepenuhnya, tetapi perawatan untuk mengatasi gejala dinilai cukup efektif hingga saat ini.

Mengenal lebih jelas tentang Demensia

Demensia adalah gangguan neurodegeneratif yang umum yang berkembang pada lansia. Kondisi ini ditandai dengan hilangnya kemampuan kognitif global yang mencakup aktivitas pribadi sehari-hari pada tingkat yang lebih parah dari yang diharapkan dari proses penuaan normal. 

Beberapa faktor risiko dikaitkan dengan demensia, termasuk penuaan, status sosial ekonomi, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes dan cedera kepala.

Apakah ada kaitan antara Asma dan Demensia?

Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas hubungan antara fungsi paru yang buruk dan gangguan kognisi. 

Kinerja yang buruk dalam pengukuran volume ekspirasi paksa dalam 1 detik, metode yang digunakan untuk menilai asma, telah dilaporkan menjadi faktor risiko untuk gangguan kognitif pada usia lanjut. 

Selain itu, sebuah studi longitudinal berbasis populasi pada wanita Swedia menyatakan bahwa fungsi pernapasan yang lebih baik pada usia paruh baya dapat mengurangi perkembangan demensia dan penyakit Alzheimer

Sebaliknya, pasien asma dapat meningkatkan fungsi kognitif setelah menerima terapi yang tepat. Sejauh ini, hanya satu penelitian yang dilakukan di Swedia, yang membahas hubungan langsung antara asma dan demensia. 

Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut untuk menentukan hubungan antara asma dan demensia masih perlu dilakukan.

Bagaimana Asma dapat menyebabkan Demensia?

Para peneliti menguraikan beberapa hal yang mungkin menghubungkan asma dan demensia. Satu teori adalah bahwa kedua kondisi tersebut melibatkan peradangan. 

Meskipun mekanisme spesifik yang mendasari hubungan antara asma dan demensia tidak jelas, beberapa risiko bersama dan faktor patogen dapat berkontribusi pada peningkatan risiko demensia pada pasien asma. 

Asma adalah gangguan peradangan kronis pada saluran udara, yang menyebabkan produksi sel radang dan sitokin berlebih.

Demikian pula, peradangan pada sistem saraf pusat telah terbukti memainkan peran penting dalam patogenesis demensia, yang menyumbang lebih dari dua pertiga dari semua kasus demensia.

Teori lain adalah bahwa paru-paru pada penderita asma dapat menyebabkan kekurangan oksigen terus-menerus, dan kemudian menyebabkan produksi abnormal bahan kimia otak yang mengarah ke demensia. 

Para peneliti juga berspekulasi bahwa penggunaan steroid pada penderita asma dapat mempercepat penyusutan otak, yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia.

Menariknya, penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang menggunakan steroid inhalasi untuk mengendalikan asma memiliki risiko demensia yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang menderita asma dan tidak menggunakan obat ini.

Perlu diketahui penelitian yang telah dilakukan tidak melihat faktor gaya hidup, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, olahraga, diet, dan merokok, yang semuanya merupakan faktor potensial yang berkontribusi terhadap risiko demensia yang lebih tinggi. 

Sehingga seperti yang dikatakan sebelumnya, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan secara pasti apakah asma pada orang dewasa memiliki hubungan langsung dengan risiko demensia.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mohanan S, et al. (2014). Obesity and asthma: Pathophysiology and implications for diagnosis and management in primary care. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4230977/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app