Emturnas: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jun 25, 2019 Waktu baca: 4 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Emturnas adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam dan meredakan nyeri ringan seperti sakit kepala hingga sakit gigi.
  • Mengandung paracetamol yang memiliki efek antipiretik sekaligus analgesik, bekerja efektif untuk mengurnagi respon tubuh terhadap nyeri.
  • Dosis Emturnas untuk dewasa adalah 1 kaplet forte tiap 4-6 jam/ Sedangkan untuk anak-anak disesuaikan dengan usia anak.
  • Konsultasikan dulu dengan dokter jika Anda ingin menggunakan obat Emturnas saat hamil atau menyusui.
  • Klik untuk mendapatkan Emturnas atau obat demam lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Emturnas adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam untuk segala usia. Selain itu, obat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai obat pereda nyeri untuk sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri ringan lainnya.

Emturnas mengandung paracetamol, obat yang memiliki aktivitas sebagai antipiretik sekaligus analgetik. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.

Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri.

Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.

Mengenai Emturnas

Pabrik

First Medipharma

Golongan

Obat bebas (tanpa resep dokter)

Kemasan

Emturnas dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 10 x 10 kaplet 500 mg
  • Dos 10 x 10 kaplet forte 650 mg
  • Botol 60 ml sirup

Kandungan

Tiap kemasan emturnas mengandung zat aktif sebagai berikut :

Manfaat Emturnas

Kegunaan Emturnas adalah untuk mengobati kondisi-kondisi berikut :

  • Menurunkan demam pada segala usia. Namun, obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO: penggunaan obat penurun panas dilakukan bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C.
  • Meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi, biasanya dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic opioid.
  • Kombinasi Emturnas dengan kafein adalah obat lini pertama pada pengobatan migrain.
  • Meredakan nyeri pada arthritis ringan, dengan efek yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih ringan.
  • Sebagai komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.

Kontraindikasi

  • Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif.

Efek Samping Emturnas

Secara umum Emturnas bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Emturnas yang mungkin terjadi:

  • Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati, terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang mengonsumsi alkohol.
  • Efek samping ringan pada saluran pencernaan, misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
  • Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
  • Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
  • Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada penderita asma terutama anak-anak. Ada kemungkinan Emturnas dapat meningkatkan risiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
  • Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang. Namun jika terjadi, pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal
  • Beberapa ahli mengaitkan penggunaan Emturnas oleh ibu hamil, dengan risiko terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan ADHD. Namun parasetamol tetap dianjurkan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri dan demam selama kehamilan, meski tetap harus memperhatikan risikonya.

Dosis Emturnas

Emturnas diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dewasa: 1 kaplet forte tiap 4-6 jam
  • Anak 6-12 tahun: ½ - 1 kaplet tiap 4-6 jam, maksimal sehari 5 x atau 3-4 x sehari 15 ml sirup
  • Anak usia 4-5 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup
  • Anak usia 1-3 tahun: 3-4 x sehari 5 ml sirup

Interaksi Emturnas

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Emturnas adalah:

  • Metoclopramide: meningkatkan efek analgetic.
  • Carbamazepine, fenobarbital, dan fenitoin: meningkatkan potensi kerusakan hati.
  • Kolestiramin dan lixisenatide: mengurangi efek farmakologis paracetamol.
  • Antikoagulan warfarin: paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Emturnas adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian Emturnas harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
  • Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
  • Emturnas diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai pereda nyeri dan penurun panas bagi ibu menyusui. Namun jika masih ragu, berkonsultasilah dengan dokter sebelum menggunakan Emturnas saat menyusui.
  • Meskipun efek Emturnas terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
  • Jika Anda mengonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

Penggunaan Emturnas oleh wanita hamil

FDA menggolongkan paracetamol ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun, jika potensi manfaat dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dulu dengan dokter.

Artikel terkait:


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Espinosa Bosch, María & Sánchez, A.J. & Rojas, F. & Bosch-Ojeda, Catalina. (2006). Determination of paracetamol: Historical evolution. Journal of pharmaceutical and biomedical analysis. 42. 291-321. 10.1016/j.jpba.2006.04.007.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/7064369_Determination_of_paracetamol_Historical_evolution)
Moore, Nicholas & Vanganse, Eric & Leparc, Jean-Marie & Wall, Richard & Farhan, Mahdi. (1999). The PAIN Study: Paracetamol, Aspirin and Ibuprofen New Tolerability Study. Clinical Drug Investigation - CLIN DRUG INVEST. 18. 89-98. 10.2165/00044011-199918020-00001.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/238225654_The_PAIN_Study_Paracetamol_Aspirin_and_Ibuprofen_New_Tolerability_Study)
Jóźwiak-Bębenista, Marta & Nowak, Jerzy. (2013). Paracetamol: Mechanism of action, applications and safety concern. Acta Pol Pharm. 71. 11-23.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/261999933_Paracetamol_Mechanism_of_action_applications_and_safety_concern)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app