Duphaston: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 19, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 6, 2019 Waktu baca: 5 menit

Pada wanita, hormon progesteron memiliki peran yang cukup besar. Hormon ini bertanggung jawab untuk membuat seorang wanita menjadi seorang ibu, karena hormon ini berperan dalam pengembangan lapisan rahim yang sehat (endometrium) yang diperlukan untuk kehamilan.

Tubuh memproduksi progesteron pada waktu-waktu tertentu dari siklus menstruasi, menyebabkan lapisan rahim berkembang. Jika sel telur yang dibuahi tidak menempel pada lapisan rahim pada akhir siklus menstruasi bulanan, kadar progesteron dalam tubuh menurun. Sehingga menyebabkan lapisan rahim akan meluruh dan proses ini lah yang kita kenal dengan datang bulan (menstruasi).

Jika sel telur yang dibuahi berhasil menempel pada lapisan rahim pada akhir siklus bulanan, kadar progesteron dalam tubuh akan tetap tinggi. Hal ini dapat membantu menjaga lapisan rahim yang sehat untuk kehamilan yang sedang berlangsung. 

Mengenai Duphaston

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Kapsul

Kandungan:

Obat hormon sintesis

Manfaat Duphaston

Duphaston adalah obat yang mengandung bahan aktif dydrogesterone, yang merupakan hormon sintetis yang mirip dengan hormon progesteron, yakni hormon seks pada wanita yang terbentuk secara alami di tubuh. Obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan menstruasi yang disebabkan oleh kebutuhan progesteron yang kurang dibandingkan dengan progesteron yang dihasilkan oleh tubuh. 

Pada beberapa wanita, terkadang kadar hormon progesteron kurang sehingga dapat mengalami berbagai gangguan selama masa kehamilan. Oleh karena itu penggunaan hormon dydrogesterone tambahan seperti obat Duphaston dapat membantu mengatur pertumbuhan yang sehat.

Selain itu, obat ini juga dapat mengatur pelepasan normal dari lapisan rahim, sehingga obat ini juga dapat digunakan dalam pengobatan gangguan menstruasi seperti terlambat datang bulan, periode menstruasi yang tidak teratur atau nyeri haid, infertilitas, sindrom pramenstruasi, dan peradangan pada lapisan rahim.

Obat ini juga dapat digunakan untuk meminimalkan pertumbuhan berlebih dari lapisan dinding rahim karena estrogen (hormon seks wanita utama) dalam terapi penggantian hormon (HRT) setelah menopause. Dengan mempertahankan lapisan rahim, dydrogesterone juga berguna dalam membantu mencegah keguguran (aborsi spontan) pada wanita yang telah mengalami keguguran berulang.

Dosis Duphaston dan Cara Penggunaan

Obat ini harus digunakan bersama dengan resep dokter. Pengobatan menggunakan Duphaston disesuaikan dengan kondisi pasien.

  • Infertilitas: 5 mg 2 kali sehari dari hari ke-14-25 dari siklus menstruasi. Pengobatan ini harus dilanjutkan selama minimal 6 siklus berturut-turut. Disarankan untuk melanjutkan perawatan ini selama beberapa bulan pertama kehamilan (dosis seperti pada aborsi habitualis).
  • Terancam keguguran: Dosis awal: 40 mg sekaligus, diikuti oleh 5-10 mg setiap 8 jam. Dosis dapat ditingkatkan 10 mg setiap 8 jam ketika gejala kambuh atau tidak hilang selama pengobatan. Setelah gejala telah menghilang, dosis yang efektif harus dilanjutkan selama seminggu. Kemudian dapat dikurangi secara bertahap. Jika gejala kambuh, pengobatan harus segera dilanjutkan dengan dosis yang terbukti efektif.
  • Keguguran berulang : Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin, sebaiknya sebelum konsepsi, dosis minimal menjadi 5 mg 2 kali sehari dari hari ke 14 sampai 25 siklus menstruasi. Pengobatan harus dilanjutkan sampai minggu ke-20 kehamilan, selanjutnya dosis dapat dikurangi secara bertahap. Dosis juga dapat ditentukan menurut hasil penyelidikan sitologi vagina. Jika selama pengobatan, gejala keguguran (terancam keguguran) terjadi, pengobatan dilanjutkan sesuai indikasi di atas.
  • Nyeri saat haid: Duphaston 5-10 mg 2 kali sehari dari 5 sampai hari ke-25 dari siklus menstruasi.
  • Peradangan pada rahim / Endometriosis: Duphaston 5-10 mg 2-3 kali sehari, mulai dari hari ke 5 sampai hari ke 25 menstruasi, atau terus-menerus. Mengobati endometriosis dengan Duphaston tidak hanya meredakan rasa nyeri. Tetapi juga efek terapi tercapai tanpa penekanan ovulasi atau gangguan menstruasi. Jadi, kehamilan masih mungkin terjadi.
  • Siklus Haid tidak teratur: 5 mg 2 kali sehari dari hari ke 11 sampai hari ke-25 setelah awal menstruasi.
  • Amenorea: Dari hari ke-1 sampai hari ke-25 menstruasi, 0,05 mg etinilestradiol + 5 mg Duphaston dua kali sehari dari tanggal 11 sampai hari ke-25. 5 hari setelah perdarahan, skema yang sama diulang untuk meniru siklus alami. Perdarahan disfungsional: 5 mg Duphaston bersama-sama dengan 1 tab 0,05 mg etinilestradiol 4 kali sehari selama 5-7 hari. 

Jika tidak minum obat karena lupa, maka obat harus diminum sesegera mungkin. Namun jika lebih dari 12 jam telah berlalu, dianjurkan untuk melanjutkan dengan dosis berikutnya, jangan langsung minum 2 tablet untuk mengganti obat yang telah terlewat.

Efek samping apa yang dapat ditimbulkan dari pengobatan dengan Duphaston?

Obat-obatan dan kemungkinan efek sampingnya dapat memengaruhi setiap orang dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang diketahui terkait dengan obat ini:

Efek samping yang tercantum di atas mungkin tidak termasuk semua efek samping yang dilaporkan oleh produsen obat. Tidak semua efek samping dinyatakan di atas, akan muncul pada semua orang yang menggunakan obat ini.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kemungkinan risiko lain yang terkait dengan obat ini, silakan baca informasi yang diberikan bersama obat tersebut atau konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Penggunaan Duphaston pada masa kehamilan dan menyusui

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan selama kehamilan atau menyusui. Namun, obat-obatan lain dapat digunakan dengan aman pada kehamilan atau menyusui yang memberikan manfaat kepada ibu lebih besar daripada risikonya terhadap bayi yang belum lahir.

Selalu beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan, sebelum menggunakan obat apa pun. Tidak ada efek berbahaya yang diketahui ketika obat ini digunakan selama kehamilan. Sejumlah kecil obat ini dapat masuk ke dalam ASI, namun tidak ada efek berbahaya yang diketahui ketika digunakan oleh ibu menyusui.

Apakah Duphaston aman digunakan bersama dengan obat-obatan lain?

Dalam terapi hormon menopause, dydrogesterone diberikan bersama dengan estrogen. Oleh karena itu, interaksi antara dydrogesterone dan estrogen telah dinilai, dan tidak ada interaksi yang signifikan secara klinis telah diamati.
Sedangkan beberapa obat-obatan seperti:

  • Fenobarbital
  • Nevirapine
  • Fenitoin
  • Carbamazepine
  • Rifampisin
  • Ritonavir

Mungkin dapat menimbulkan reaksi yang menurunkan fungsi obat Duphaston atau meningkatkan reaksi efek samping. 

Daftar ini bukan daftar lengkap dari interaksi obat yang mungkin terjadi. Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini dengan obat lain termasuk vitamin, obat herbal atau obat yang dapat Anda beli bebas. 

Perhatian

Obat ini tidak boleh digunakan jika Anda alergi terhadap salah satu bahan yang terkandung di dalamnya. Harap beri tahu dokter atau apoteker Anda jika sebelumnya Anda pernah mengalami alergi semacam itu. 

Untuk informasi mengenai kandungan pada obat ini, harap periksa pada kemasan obat. 

Jika Anda merasa telah mengalami reaksi alergi, hentikan penggunaan obat ini dan segera beri tahu dokter atau apoteker Anda.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mirza, Fadi & Patki, Ameet & Pexman-Fieth, Claire. (2016). Dydrogesterone use in early pregnancy. Gynecological endocrinology: the official journal of the International Society of Gynecological Endocrinology. 32. 1-10 10.3109/09513590.2015.1121982.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/291516774_Dydrogesterone_use_in_early_pregnancy)
The efficacy and safety of dydrogesterone for treatment of dysmenorrhea: An open‐label multicenter clinical study - Taniguchi - 2019. Obstetrics and Gynecology. (https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/jog.13807)
Dydrogesterone: pharmacological profile and mechanism of action as luteal phase support in assisted reproduction. (https://www.rbmojournal.com/article/S1472-6483(18)30602-3/pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app