Codein: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 5, 2019 Waktu baca: 4 menit

Kodein merupakan obat golongan opiat yang biasa digunakan sebagai analgesik (penghilang rasa sakit). Efek analgesik dari kodein tergantung pada perubahan kodein menjadi morfin. Morfin hasil perubahan dari kodein ini akan berikatan dengan reseptor opiat pada otak sehingga menimbulkan efek analgesik. Hanya sekitar 5-10% kodein yang dikonversi menjadi morfin, sisanya akan dikonversi menjadi metabolit yang tidak aktif untuk dieksresikan dan dibuang bersama kotoran.

Mengenai Codeine

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet dan suntik

Kandungan:

Analgesik opioid

Manfaat Codeine

Indikasi penggunaan obat ini antara lain:

Sebagai analgesik untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Kodein ditujukan untuk pasien yang berusia lebih dari 12 tahun untuk pengobatan nyeri moderat akut yang tidak dapat disembuhkan oleh obat analgesik lainnya seperti parasetamol atau ibuprofen.

Selain itu, codeine juga berfungsi untuk menghilangkan gejala batuk dan kondisi diare akut.

Sedangkan Kontraindikasi penggunaan obat ini termasuk :

  • Alergi terhadap codeine,
  • Sedang menggunakan obat-obatan golongan opioid lain
  • Mengalami depresi pernafasan akut.
  • Menderita penyakit saluran pernafasan obstruktif seperti emfisema.
  • Menderita Asma obat golongan opioid tidak boleh diberikan selama serangan asma.
  • Gagal hati.
  • Cedera kepala atau kondisi dimana meningkatnya tekanan pada Kepala.
  • Pecandu alkohol.
  • Resiko ileus paralitik (gangguan pergerakan saluran pencernaan).
  • Pada semua pasien anak-anak (0-18 tahun)
  • Pada anak-anak di bawah usia 12 tahun yang sedang dalam pengobatan batuk simtomatik. Karena dapat meningkatkan resiko pengembangan reaksi yang serius dan dapat mengancam jiwa.
  • Pada ibu menyusui.

Dosis Obat Codeine

  • Dosis awal untuk meredakan nyeri: 15 hingga 60 mg per oral hingga setiap 4 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimum: 360 mg dalam 24 jam.
  • Dosis awal untuk gejala batuk: 15-30 mg tiap 3-4 jam.
  • Dosis awal untuk diare: 15-60 mg tiap 3-4 jam.

Catatan:

  • Dosis awal harus disesuaikan dengan tingkat keparahan nyeri, respon tubuh pasien, penggunaan obat analgesik sebelumnya, dan faktor risiko yang dapat menyebabkan kecanduan dan penyalahgunaan.
  • Dosis yang lebih tinggi dari 60 mg belum terbukti dapat bekerja aktif dalam mengurangi rasa sakit, tetapi meningkatkan risiko muncunya efek samping.
  • Karena risiko kecanduan dan penyalahgunaan. dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang konsisten dengan tujuan perawatan pasien individual harus digunakan.
  • Monitor pasien secara dekat untuk depresi pernafasan dalam 24 hingga 72 jam pertama setelah memulai terapi.

Gunakan: Untuk penanganan nyeri ringan hingga sedang di mana perawatan dengan pengobatan alternatif tidak memadai.

Efek Samping Penggunaan Codeine

Kodein dapat memperlambat atau menghentikan pernapasan Anda, dan mungkin menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan obat ini dapat menyebabkan kecanduan, overdosis atau kematian, terutama pada anak atau orang lain yang menggunakan obat tanpa resep. Codeine tidak boleh digunakan untuk siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun.

Mengkonsumsi kodein selama kehamilan dapat menyebabkan gejala sakaw yang dapat mengancam jiwa pada bayi baru lahir.

Efek samping yang fatal dapat terjadi jika Anda menggunakan kodein bersamaan dengan alkohol, atau dengan obat lain yang menyebabkan kantuk atau memperlambat pernapasan Anda.

Beberapa obat-obatan dapat berinteraksi dengan kodein dan menyebabkan kondisi serius yang disebut sindrom serotonin seperti: agitasi, halusinasi, demam, berkeringat, menggigil, denyut jantung cepat, kekakuan otot, berkedut, kehilangan koordinasi, mual, muntah, atau diare.

Pastikan dokter Anda tahu jika Anda juga mengonsumsi obat stimulan, produk herbal, atau obat depresi, penyakit mental, penyakit Parkinson, sakit kepala migrain, infeksi serius, atau pencegahan mual dan muntah. Tanyakan kepada dokter Anda sebelum membuat perubahan apa pun tentang bagaimana atau kapan Anda menggunakan obat-obatan Anda.

Jika Anda menggunakan obat ini saat Anda hamil, bayi Anda bisa menjadi tergantung dan kecanduan pada obat tersebut. Sehingga dapat menyebabkan gejala sakaw yang dapat mengancam jiwa pada bayi setelah lahir.

Jangan menyusui saat mengkonsumsi kodein. Obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan menyebabkan kantuk, masalah pernapasan, atau kematian pada bayi yang menyusu.

Efek samping yang serius mungkin lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang kelebihan berat badan, kurang gizi, atau lemah.

Penggunaan jangka panjang obat opioid dapat mempengaruhi kesuburan (kemampuan memiliki anak) pada pria atau wanita. Tidak diketahui apakah efek opioid pada kesuburan bersifat permanen.

Interaksi Obat Codeine

  • Dapat menimbulkan efek tambahan yang berpotensi fatal jika dikonsumsi bersama dengan obat penghambat enzim monoamine oxidase inhibitor (MAOI).
  • Meningkatkan efek depresan jika digunakan dengan obat-obatan golongan anestesi, asam trikloroasetat (TCA), ansiolitik, hipnotik, dan antipsikotik.
  • Dapat mengubah efek komposisi senyawa lainnya seperti mexiletine, metoclopramide.

Perhatian

Konsumsi kodein persis seperti yang ditentukan oleh dokter Anda. Ikuti semua petunjuk pada label resep Anda. Kodein dapat memperlambat atau menghentikan pernapasan Anda. Jangan gunakan obat ini dalam jumlah yang lebih besar, atau lebih lama dari yang ditentukan. Katakan kepada dokter Anda jika obat ini tampaknya berhenti bekerja dalam mengurangi rasa sakit Anda. 

Selain itu dalam mengkonsumsi obat ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti :

  • Minum obat ini dengan makanan atau susu jika mengganggu pencernaan Anda.
  • Minum 6 hingga 8 gelas penuh air setiap hari untuk membantu mencegah konstipasi saat Anda meminum obat ini. Jangan gunakan pelunak kotoran (laksatif) tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter Anda.
  • Jangan berhenti menggunakan kodein secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang, Anda bisa mengalami gejala sakaw yang tidak menyenangkan. Tanyakan kepada dokter Anda cara berhenti menggunakan obat ini dengan aman.
  • Simpan pada suhu kamar jauh dari kelembaban dan panas.
  • Jangan menyimpan obat opioid yang tersisa. Hanya satu dosis dapat menyebabkan kematian pada seseorang yang menggunakan obat ini secara tidak sengaja atau tidak tepat.



12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app