Ciri-Ciri dan Gejala Cacar Air yang Muncul Secara Berurutan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Ciri-Ciri dan Gejala Cacar Air yang Muncul Secara Berurutan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Varisela atau cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster.
  • Pada awalnya, gejala cacar air menyerupai flu, yaitu demam, nyeri otot, mual, hingga sakit kepala.
  • Setelah 4-5 hari kemudian, mulai muncul bintil-bintil berisi cairan yang terasa gatal. 
  • Meski terasa gatal, jangan sesekali menggaruk kulit yang terdapat bintil cacar karena bisa memicu infeksi hingga menularkan pada orang lain.
  • Sebagian lepuhan cacar pada kulit akan mengerut dan mengering (membentuk keropeng) selang 2-3 hari kemudian. 
  • Untuk mencegah cacar air, dapatkan vaksin cacar mulai usia 1-1,5 tahun, lalu dosis berulang pada usia 4-6 tahun.

Varisela atau cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Meski lebih sering menyerang anak-anak, penyakit pada kulit ini juga dapat dialami oleh orang dewasa. Itu sebabnya, sangat penting untuk mengenali ciri-ciri cacar air sejak awal. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin cepat pula dilakukan upaya pencegahan agar tak banyak yang ketularan.

Apa saja gejala dan ciri-ciri cacar air?

Gejala cacar air umumnya menyerupai gejala flu di awal kemunculannya. Hal ini diikuti dengan timbulnya ruam pada kulit dan bintil-bintil atau lepuhan berisi cairan yang merupakan ciri khas penyakit cacar air.

Pada orang dewasa, gejala yang muncul bisa lebih berat dibandingkan anak-anak. Orang yang terkena cacar saat dewasa lebih berisiko mengalami komplikasi yang lebih serius, apalagi bila tidak segera diobati.  

Berikut berbagai gejala cacar air yang penting diketahui sejak awal, antara lain: 

1. Sakit kepala

Orang yang terinfeksi virus penyebab cacar air akan mengalami sakit kepala sekitar 10-21 hari setelah terpapar virus. Awalnya berupa sakit kepala ringan, namun pelan-pelan dapat berkembang menjadi migran atau sakit kepala berat.

Baca Selengkapnya: Penyebab Sakit Kepala Sesuai Jenisnya

Perlu diingat bahwa penyakit cacar air sangatlah menular. Artinya, jika di dalam satu keluarga ada yang terkena cacar air, maka anggota keluarga yang lainnya yang belum pernah terkena atau belum divaksinasi kemungkinan besar akan tertular. Entah itu melalui kontak langsung atau lewat udara.

Maka dari itu, penting untuk mendapatkan vaksin cacar sedini mungkin. Biasanya, dosis pertama diberikan pada usia 1-1,5 tahun dan diulang setelah anak berusia 4-6 tahun (dosis kedua).

2. Gejala mirip flu

Selain sakit kepala, orang yang terkena cacar air akan mengalami gejala-gejala yang mirip dengan flu. Mulai dari demam, nyeri otot, dan mual.

Saking miripnya, kebanyakan penderita menganggap gejala ini sebagai pertanda flu biasa. Sampai akhirnya mulai muncul bintil-bintil berisi cairan bening setelah 4-5 hari kemudian. Beberapa penderita bahkan tetap merasakan gejala ini sampai lepuhannya pecah.

Guna mengatasinya, Anda dapat minum obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotek, contohnya paracetamol. Sebaiknya hindari penggunaan ibuprofen karena berpotensi menimbulkan efek samping berupa alergi pada kulit, terutama pada bayi usia di bawah 3 bulan dan orang-orang yang punya riwayat asma, gangguan lambung, maupun alergi terhadap obat anti-inflamasi non steroid.

Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu sebelum menggunakan obat untuk mengobati cacar air di awal.

3. Kelelahan

Hati-hati, kelelahan juga bisa menjadi salah satu gejala cacar air. Penyakit menular ini menyebabkan badan tidak enak dan lemas hingga mudah tersinggung. Akibatnya, rutinitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja jadi terganggu.

Agar tubuh lebih nyaman, sebaiknya perbanyak minum air putih dan istirahat di rumah. Tidak hanya mampu mempercepat penyembuhan, istirahat di rumah juga akan meminimalisir risiko penularan penyakit pada orang lain.

4. Gangguan pencernaan

Sebelum munculnya bintil cair, banyak orang terutama anak-anak yang mengeluh mengalami gangguan pencernaan. Mulai dari sakit perut, mual, diare dan gangguan pencernaan lainnya. 

Hal ini umumnya merupakan reaksi imunitas tubuh yang sedang berusaha melawan virus penyebab cacar air. Akan tetapi, bisa juga akibat efek samping obat antivirus yang dikonsumsi oleh si penderita.

Bila terus dibiarkan, gangguan pencernaan dapat memicu dehidrasi dan terus menurunkan sistem imun tubuh. Oleh karena itu, perbanyaklah minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

5. Berkurangnya nafsu makan

Tubuh yang lemas karena pengaruh cacar air kerap membuat penderitanya tidak nafsu makan. Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak hingga berat badannya terus menurun. 

Usahakan untuk tetap terhidrasi dan mengisi perut dengan makanan ringan yang mudah dikunyah. Bisa dengan roti, biskuit, atau sup kaldu yang hangat.

Hati-hati, kekurangan asupan makanan maupun cairan bisa membuat tubuh kewalahan saat melawan virus. Yang ada, Anda malah tak kunjung sembuh karena tidak mendapatkan energi. 

6. Nyeri

Rasa nyeri di sekujur tubuh umumnya mulai terasa beberapa hari sebelum ruam kulit muncul sampai berubah menjadi bintil berisi cairan bening. Bintil-bintil kecil tersebut terasa panas, gatal, dan nyeri saat disentuh.

Bintil-bintil tanda cacar air biasanya muncul pertama kali di punggung, dada, atau perut. Seiring berjalannya waktu, lepuhan cacar akan menyebar ke seluruh bagian tubuh seperti wajah, leher, lengan, kaki, bahkan sampai ke alat kelamin.

7. Ruam kulit

Selang 1-2 hari kemudian, penderita mulai menyadari munculnya ruam pada kulit. Ruam kulit ini berupa bintik atau bercak kemerahan pada kulit (makula) dan sedikit menonjol (papula).

Kadang juga disertai rasa gatal terutama di dada dan punggung, lalu menyebar ke wajah, kulit kepala, lengan, selangkangan, dan kaki. Ruam cacar juga bisa muncul di mulut, tenggorokan, hingga di sekitar mata.

Perlu diketahui bahwa 2 hari sebelum muncul ruam kulit, seseorang sudah bisa menularkan virus ini pada orang lain. Maka itu, berhati-hatilah dan kenali gejala cacar air sejak awal untuk menghindari risiko penularan.

8. Ruam kulit berubah menjadi lepuhan berisi cairan

Seiring berjalannya waktu, ruam pada kulit akan berkembang menjadi lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal. Terkadang bahkan terasa sakit bila terjadi infeksi sekunder akibat bakteri, biasanya juga ditandai dengan warna cairan yang kekuningan atau kehijauan.

Bintik-bintik baru juga akan terus bermunculan selama 10-14 hari, kemudian berkembang menjadi lepuhan dalam 1-2 hari ke depan. Segatal apa pun rasanya, sebaiknya hindari menggaruk bintil cacar karena hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan penularan pada orang lain.

Secara bertahap, lepuhan cacar akan mengerut dan mengering (membentuk keropeng) selang 2-3 hari kemudian. Namun, prosesnya tidak terjadi bersamaan.

Sebagian lepuhan akan mengering, tapi sebagian lainnya justru baru tumbuh atau masih basah. Selama kondisi ini, penderita sebaiknya tetap mandi seperti biasa untuk menghindari infeksi kulit dari kuman atau bakteri.

Sejak awal terkena cacar air, pastikan untuk selalu menjaga asupan cairan dan makan makanan bergizi agar cepat sembuh. Jika kulit sekitar lepuhan terasa nyeri, cairan yang semula bening berubah menjadi kekuningan atau bernanah, atau dada terasa sakit, segera periksakan diri ke dokter. 

Simak juga artikel informatif lainnya mengenai cacar air:

  • Cara Mengobati Cacar Air Agar Sembuh Tuntas Tanpa Bekas
  • Lagi Sakit Cacar Air, Apakah Boleh Mandi?
  • Tak Hanya Menyerang Anak-anak, Cacar Air Juga Dapat Terjadi Pada Orang Dewasa

37 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stone K, et al. BET 2: NSAIs and chickenpox. Emergency Medicine Journal: EMJ. 2018;35:66.
Chickenpox (varicella). Merck Manual Professional Version. https://www.merckmanuals.com/professional/infectious-diseases/herpesviruses/chickenpox.
Longo DL, et al., eds. Varicella-zoster virus infections. In: Harrison's Principles of Internal Medicine. 20th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2018. https://accessmedicine.mhmedical.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app