Cefuroxime: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jan 3, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari kata anti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan sesuatu yang hidup". Antibiotik di dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau protozoa. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi atau jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.

Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba, khususnya penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif yang setinggi mungkin. Artinya, antibiotik tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba atau bakteri. Ada banyak golongan dari antibiotik, salah satunya yaitu golongan sefalosforin. Sefalosforin merupakan antibiotik beta laktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba. Salah satu contoh obat sefalosforin yang akan dibahas pada artikel dibawah ini yaitu Cefuroxime. Selamat membaca.

Apa itu antibiotik Cefuroxime?

Cefuroxime  merupakan obat yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteria seperti bronkitis, sinusitis, infeksi saluran kemih, penyakit Lyme, gonore, infeksi kulit, telinga & jaringan lunak, septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), meningitis dan infeksi lainnya. 

Antibiotik seperti cefuroxime tidak akan bekerja untuk menangani pilek, flu atau infeksi virus lainnya. Obat ini juga bisa diberikan pada pasien yang akan menjalani prosedur operasi untuk mencegah terjadinya infeksi. 

Bagaimana cara kerja obat antibiotik Cefuroxime?

Cefuroxime adalah salah satu jenis obat yang dikenal sebagai antibiotik sefalosporin .Cara kerja cefuroxime adalah dengan mengganggu pembentukan dinding sel-sel bakteri, serta menyerang dan membunuh bakteri yang ada dalam tubuh. Cefuroxime biasanya digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti bronkitis, gonore, penyakit Lyme, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit. 

Tidak seperti kebanyakan golongan sefalosforin generasi kedua lainnya, cefuroxime dapat melewati darah-otak.  Oleh karena itu, obat ini memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap bakteri-bakteri tersebut.

Bagaimana cara menggunakan dan dosis obat Cefuroxime?

Sebelum mengkonsumsi obat ini, penting bagi Anda untuk membaca petunjuk aturan pakai atau informasi yang tertera pada kemasan cefuroxime dan selalu ikuti anjuran dokter. Jangan menghentikan pengobatan antibiotik ini tanpa seizin dari dokter agar infeksi tidak kambuh. Hindari juga penambahan dosis cefuroxime tanpa saran dari dokter.

Cefuroxime merupakan obat keras atau obat yang harus diberikan berdasarkan resep dokter. Obat ini tersedia dalam kemasan Tablet, cairan yang diminum, dan suntik. Hindari penggunaan cefuroxime bagi penderita yang memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap obat ini.

Sedangkan dosis obat yang biasa diberikan yaitu: 

Sinusitis

  • Anak-anak: 10mg/kg sebanyak dua kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat dinaikan dokter hingga 125mg dua kali sehari
  • Dewasa: 250mg, dua kali sehari

Otitis media

  • Anak-anak: 15mg/kg sebanyak dua kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat dinaikan dokter hingga 250mg dua kali sehari
  • Dewasa: 500mg, dua kali sehari

Infeksi saluran pernapasan

  • Anak-anak: 10-15mg/kg sebanyak dua kali sehari
  • Dewasa: 250-500mg, dua kali sehari

Penyakit Lyme

  • Anak-anak: 10-15mg/kg sebanyak dua kali sehari
  • Dewasa: 500mg, dua kali sehari

Infeksi bakteri

  • Anak-anak: 10-15mg/kg sebanyak dua kali sehari
  • Dewasa: 250mg, dua kali sehari 

Apa saja efek samping pada obat antibiotik Cefuroxime?

Berikut beberapa efek samping cefuroxime yang umum terjadi setelah mengonsumsi antibiotik ini yaitu mual muntah, diare, ruam kulit, sakit kepala, gatal-gatal ringan, kesulitan bernapas atau menelan, reaksi infeksi, sakit perut, pembengkakan pada wajah, mulut atau bibir, rasa tidak nyaman pada mulut. 

Jika Anda mengalami beberapa efek samping seperti yang telah disebutkan diatas, atau efek samping tersebut memburuk, segeralah pergi ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perhatian dan peringatan

  • Wanita yang sedang hamil dan menyusui dapat mengkonsumsi cefuroxime hanya atas petunjuk dokter.
  • Harap berhati-hati dalam menggunakan cefuroxime jika Anda alergi terhadap antibiotik penisilin.
  • Waspadai penggunaan obat ini pada penderita gagal ginjal
  • Obat ini tidak boleh diberikan pada bayi usia dibawah 3 bulan

Sebelum melakukan pengobatan antibiotik penting untuk Anda memberitahu dokter riwayat kesehatan dan pengobatan Anda sebelumnya, hal ini bertujuan untuk pemilihan obat antibiotik yang tepat untuk Anda konsumsi. Gunakan obat antibiotik (dalam hal ini adalah cefuroxime) sesuai dengan anjuran dari dokter agar menghindari terjadinya kambuhnya infeksi.

Jangan lupa untuk tetap menemui dokter apabila dijadwalkan agar dokter dapat memonitor perkembangan kondisi Anda. Jika Anda berencana hamil, sedang hamil atau menyusui penting untuk Anda berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan antibiotik cefuroxime ini. Dokter biasanya akan memberikan Anda antibiotik yang aman untuk kehamilan Anda. Semoga bermanfaat.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app