Baclofen: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Baclofen obat apa?

Baclofen adalah obat yang digunakan untuk mengobati kejang atau kram otot kronis. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan tertentu terutama yang berhubungan dengan sistem saraf pusat dan sumsum tulang belakang seperti multipel sklerosis, penyakit Huntington, serta cidera atau penyakit pada sumsum tulang belakang.

Meskipun baclofen dinilai efektif mengatasi kram dan kejang otot, namun beberapa ahli tidak merekomendasikan penggunaannya jika kram dan kejang otot disebabkan oleh penyakit rematik, lumpuh otak, parkinson atau stroke.

Ikhtisar Obat Baclofen

Jenis obat Relaksan otot
Kategori Obat resep
Kegunaan Meringankan gejala otot kaku dan kram kronis
Konsumen Dewasa
Sediaan Tablet
Merek Lioresal, Liofen, Gablofen

Mekanisme Kerja

Baclofen merupakan agonis langsung reseptor GABAB. Meskipun mekanisme kerjanya tidak diketahui secara pasti, namun baclofen dianggap mampu menghambat refleks monosinaptik dan polisinaptik pada tulang belakang. Juga bertindak sebagai inhibitor neuron yang menghambat atau menghalangi transmisi sinaptik melalui hiperpolarisasi pada terminal eferen.

Indikasi atau Kegunaan Baclofen

Baclofen digunakan untuk mengatasi gejala kram otot akibat beberapa masalah kesehatan berikut:

  • Multiple sklerosis, utamanya untuk menghilangkan kejang fleksor dan nyeri sendi, klonus dan kekakuan otot.
  • Cedera tulang punggung dan atau penyakit sumsum tulang punggung.

Tidak diindikasikan untuk nyeri otot akibat rematik, cerebral palsy dan parkinson.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, beberapa kondisi berikut mengharuskan tidak menggunakan obat ini:

  • Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan baclofen.
  • Mengalami tukak pada saluran pencernaan.
  • Mengalami epilepsi refrakter terhadap terapi.

Dosis Baclofen dan Cara Penggunaan

Baclofen tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan kekuatan dosis 5 mg, 10 mg, 15 mg, 20 mg.

Ingat! Dosis terbaik adalah yang diresepkan oleh dokter Anda. Adapun dosis yang lazim digunakan umumnya adalah sebagai berikut:

Dosis Baclofen untuk Mengatasi kejang parah yang kronis (dengan injeksi intrathekal)

Dosis dewasa:

  • Dosis uji: 25 mcg atau 50 mcg melalui kateter spinal atau injeksi lumbal paling sedikit selama 1 menit menggunakan barbotase. Kemudian meningkatkan dosisinya sebesar 25 mcg pada interval minimal 24 jam sampai dosis 100 mcg atau sampai respon positif. Jika pada dosis 100 mcg masih belum ada respon maka kondisi tersebut tidak cocok dengan terapi intrathekal. Namun jika respon bertahan >8-12 jam maka akan diberikan dosis dua kali dari dosis uji tadi. Dosis harian disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Dosis pemeliharaan: 12-2.000 mcg setiap hari untuk kejang yang bersumber dari tulang belakang dan 22-1.400 mcg setiap hari untuk kejang yang bersumber dari bagian serebral otak.

Dosis Anak-anak 4-18 tahun

  • Dosis ujinya 25-50 mcg setiap hari selama minimal 1 menit melalui kateter spinal atau injeksi lumbal. Dosis dapat ditingkatkan 25 mcg hingga maksimum 100 mcg per hari.
  • Dosis pemeliharaan: 25-200 mcg setiap hari dengan nilai tengah dosis 100 mcg per hari.

Dosis untuk lansia: Dosis yang lebih rendah lagi dari anak-anak.

Dosis Baclofen untuk Mengatasi kejang parah yang kronis (dengan obat oral)

  • Dosis dewasa: 15 mg per hari dibagi dalam beberapa dosis, dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai respon. Disarankan 5 mg tiga kali sehari selama 3 hari, ditingkatkan 10 mg tiga kali sehari selama 3 hari, dengan penambahan serupa hingga dosis 20 mg tiga kali sehari dan tercapai efek terapeutik yang diinginkan. Kurangi perlahan jika tidak ada respon dalam 6 minggu hingga mencapai dosis maksimum.
  • Dosis anak-anak: 0 - 18 tahun 0,3 mg/ kg/ hari, sebaiknya dibagi dalam 4 dosis dan ditingkatkan secara bertahap pada interval 1 minggu hingga efeknya mulai dirasakan. Dosis pemeliharaan: 0,72 - 2 mg/ kg setiap hari. Maksimum 40 mg/ hari untuk anak < 8 tahun. Maksimum 60 mg/ hari untuk anak 8-18 tahun.
  • Dosis lansia: Lebih kecil dari dosis anak-anak.

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis baklofen pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Baclofen

Baclofen umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

Jika efek samping ini berlanjut dan memburuk, segera hubungi dokter Anda.

Efek Overdosis Baclofen

Efek overdosis obat ini jarang terjadi, namun jika terjadi gejala alergi serius seperti ruam, gatal/ bengkak (terutama di wajah/ lidah dan tenggorokan), pusing yang parah dan sulit bernafas segeralah hubungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sebelum menggunakan obat ini sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Sampaikan pada dokter Anda jika sedang mengalami penyakit ginjal, gangguan mood dan mental seperti schizophrenia dan gangguan otak seperti kejang dan stroke.
  • Obat ini dapat menyebabkan kantuk, jangan mengemudikan kendaraan atau menggunakan alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
  • Karena bersifat depresan terhadap sistem saraf pusat, obat ini dapat berbahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol.

Kehamilan dan Menyusui

Apakah obat baclofen boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui?

  • Baclofen masuk dalam kategori C untuk obat ibu hamil. Hal ini berarti studi kandungan pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Karena itu penggunaannya pada wanita hamil sebaiknya jika sangat dibutuhkan saja.
  • Belum diketahui apakah baclofen masuk dalam kelenjar ASI ibu menyusui. Namun seperti halnya obat lainnya, kemungkinan itu dapat terjadi. Oleh karena itu ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini selama menyusui.

Interaksi Obat

Beberapa jenis obat dan makanan dapat berinteraksi dengan baclofen, diantaranya:

  • Berisiko menyebabkan hipotensi, dispnoea dan efek yang menyangkut saraf pusat lain pada penggunaan bersamaan dengan morphin.
  • Meningkatkan efek sampingnya jika digunakan bersamaan dengan tricyclic antidepressant (TCAs).
  • Meningkatkan risiko hipotensi pada penggunaan bersama obat anti hipertensi dan meningkatkan efek levodopa yang tidak diinginkan seperti kebingungan secara mental, halusinasi dan agitasi.
  • Berinteraksi terhadap alkohol.

Daftar obat di atas belum mencakup keseluruhan obat yang mungkin berinteraksi dengan bacloven. Oleh karena itu, sebelum menggunakan dua obat yang mungkin berinteraksi secara bersamaan sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda mengenai keamanannya.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stewart, M. Patient (2016). Baclofen For Chronic Muscle Spasm. (https://patient.info/medicine/baclofen-for-chronic-muscle-spasm-lyflex-lioresal)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app