​Apakah Aman untuk Mengkonsumsi Aspirin dan Ibuprofen Bersamaan?

Dipublish tanggal: Mei 27, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
​Apakah Aman untuk Mengkonsumsi Aspirin dan Ibuprofen Bersamaan?

Aspirin dan ibuprofen keduanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan. Aspirin juga dapat membantu mencegah serangan jantung atau stroke, dan ibuprofen dapat menurunkan demam. Mungkin ada kondisi atau gejala yang dapat diobati atau dicegah oleh kedua obat ini. 

Jadi bisakah Anda meminum obat ini bersama-sama? Singkatnya, kebanyakan orang tidak seharusnya mengkonsumsi kedua obat ini bersamaan. Inilah sebabnya, ditambah informasi lebih lanjut tentang keamanan penggunaan obat-obatan ini.

Kombinasi yang berbahaya

Baik aspirin dan ibuprofen termasuk dalam kelas obat yang disebut obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Mereka memiliki efek samping yang serupa, dan jika disatukan dapat meningkatkan risiko efek samping ini.

Aspirin dan ibuprofen dapat menyebabkan perdarahan lambung, terutama jika Anda mengonsumsi terlalu banyak. Hal ini berarti menyatukan kedua obat ini dapat meningkatkan risiko Anda. Risiko pendarahan lambung dari obat ini terus meningkat jika Anda:

  • lebih dari 60 tahun
  • pernah menderita sakit maag atau pendarahan
  • konsumsi pengencer darah atau steroid
  • minum tiga atau lebih minuman beralkohol per hari
  • minum lebih banyak dari kedua obat dari yang direkomendasikan
  • minum salah satu obat lebih lama dari yang diarahkan

Aspirin atau ibuprofen juga dapat menyebabkan reaksi alergi, dengan gejala seperti gatal-gatal, ruam, lepuh, pembengkakan wajah, dan mengi. Menyatukan kedua obat ini dapat meningkatkan risiko ini juga. Jika Anda mengalami kemerahan atau bengkak akibat aspirin atau ibuprofen, segera hubungi dokter Anda untuk penanganan lebih lanjut.

Baik aspirin dan ibuprofen juga dapat menyebabkan masalah pendengaran. Anda mungkin memperhatikan dering di telinga atau penurunan pendengaran Anda. Jika Anda mengalami gejala ini, Anda harus segera menghubungi dokter untuk langkah selanjutnya.

Menggunakan ibuprofen dan aspirin dengan aman

Penggunaan aspirin

Anda dapat menggunakan aspirin untuk membantu mengobati rasa sakit ringan. Rekomendasi pengobatan untuk aspirin adalah empat hingga delapan tablet 81 mg setiap empat jam atau satu hingga dua tablet 325 mg setiap empat jam. Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari empat puluh delapan tablet 81 mg atau dua belas tablet 325 mg dalam 24 jam.

Dokter mungkin juga meresepkan aspirin untuk membantu mencegah serangan jantung atau stroke. Serangan jantung dan stroke dapat disebabkan oleh gumpalan di pembuluh darah Anda. Aspirin mengencerkan darah dan membantu mencegah pembentukan gumpalan darah. 

Jadi jika Anda mengalami serangan jantung atau stroke, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menggunakan aspirin untuk mencegah kondisi lain. Terkadang, dokter akan meresepkan aspirin jika Anda memiliki beberapa faktor risiko stroke atau serangan jantung. Rekomendasi perawatan untuk dosis pencegahan adalah satu tablet aspirin 81 mg per hari.

Anda juga dapat minum aspirin untuk membantu mencegah kanker usus besar. Dokter dapat menganjurkan berapa banyak dosis yang tepat untuk untuk jenis pencegahan kondisi ini.

Penggunaan ibuprofen

Ibuprofen dapat mengobati nyeri ringan, seperti:

Obat ini  juga dapat membantu menurunkan demam. Rekomendasi pengobatan untuk obat ini adalah satu hingga dua tablet 200 mg setiap empat hingga enam jam. Anda harus mencoba mengambil jumlah dosis serendah mungkin. 

Jangan pernah mengonsumsi lebih dari enam tablet ibuprofen dalam satu hari. Untuk menghindari efek samping yang serius, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi ibuprofen dan aspirin secara bersamaan. 

Bicarakan kepada dokter terlebih dahulu mengenai penggunaan kedua obat ini.  Jika dokter memutuskan bahwa Anda aman untuk menggunakan kedua obat pada saat yang bersamaan, awasi gejala-gejala pendarahan lambung.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app