Apa itu Sleep Apnea dan Bagaimana Ciri-cirinya?

Dipublish tanggal: Jul 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 7, 2019 Waktu baca: 3 menit
Apa itu Sleep Apnea dan Bagaimana Ciri-cirinya?

Sleep apnea adalah gangguan yang terjadi ketika seseorang mengalami henti napas saat tidur, salah satunya ditandai dengan kebiasaan ngorok. Meski tampak sepele, ngorok karena sleep apnea tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat fatal karena menurunkan jumlah oksigen dalam tubuh. Simak lebih lanjut tentang apa itu sleep apnea dan gejala sleep apnea pada ulasan berikut ini.

Gejala sleep apnea yang harus diwaspadai

Sleep apnea terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran pernapasan, atau secara medis dinamakan dengan sleep apnea obstructive. Kondisi inilah yang membuat napas sering berhenti secara tiba-tiba ketika tidur.

Orang yang mengalami hal ini mungkin tidak sadar karena sedang tertidur. Namun, apabila terus dibiarkan, maka gejala sleep apnea bisa semakin parah dan mengganggu tidur setiap malam.

Tahapan tidur yang dialami manusia terdiri dari dua fase, yaitu fase REM dan non REM. Sleep apnea bisa terjadi pada kedua fase tersebut. 

Karena saluran pernapasan terhambat, maka pasokan oksigen ke tubuh bisa terhenti secara tiba-tiba. Akibatnya, Anda akan sering terbangun di tengah malam dan kualitas tidur jadi berkurang.

Sleep apnea bisa terjadi selama 10-60 detik. Namun, dalam tahapan yang sudah ekstrem, gangguan ini bisa berulang setiap 30 detik. 

Beberapa gejala sleep apnea yang umum dan perlu Anda waspadai adalah:

1. Sering ngiler

Otot-otot tubuh jadi lebih rileks saat sedang tidur, termasuk otot-otot di sekitar rongga mulut. Hal ini membuat air liur yang secara tak sadar terkumpul di rongga mulut akan tertahan dan tidak tertelan.

Meskipun air liur yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun Anda tetap saja bisa mengeluarkannya lewat mulut alias ngiler. Apalagi jika posisi tidur Anda miring, maka air liur tadi akan lebih mudah keluar.

2. Mengantuk terus-menerus

Gangguan sleep apnea membuat Anda sering terbangun di malam hari sehingga kualitas tidur berkurang. Hal inilah yang membuat Anda sering mengantuk di siang hari, kepala pusing, badan terasa tidak segar, dan sulit berkonsentrasi.

3. Ngorok kencang

Mendengkur bagi beberapa orang dianggap hal biasa dan sering dikaitkan dengan kondisi badan yang terlalu capek. Faktanya, ngorok dengan kencang merupakan salah satu gejala sleep apnea yang perlu Anda waspadai. 

Hal ini karena saat mengalami sleep apnea, sumbatan pada saluran pernapasan membuat jaringan di sekitarnya ikut bergetar. Akibatnya, muncullah suara ngorok yang cukup mengganggu.

Baca Selengkapnya: 10 Cara Efektif Menghilangkan Ngorok Saat Tidur

4. Sering buang air kecil di tengah malam

Terlalu sering buang air kecil di malam hari bisa menjadi salah satu gejala sleep apnea. Sleep apnea kadang juga membuat produksi hormon antidiuretik (ADH) terhambat, sehingga tubuh lebih peka pada saat kandung kemih terasa penuh.

Akibatnya, Anda akan lebih mudah merasa kebelet buang air kecil. Mau tidak mau, Anda harus terbangung di tengah malam hanya untuk buang air kecil.

Gangguan tersebut dikenal dengan istilah nokturia. Penyebab sering buang air kecil di tengah malam bisa karena konsumsi cairan yang berlebihan sebelum tidur, minum obat diuretik, atau karena kondisi medis lainnya seperti hipertrofi prostat jinak.

5. Menggertakkan gigi

Kebiasaan menggertakkan gigi menjadi gejala sleep apnea yang sering tidak disadari. Dalam tahapan normal, kebiasaan tersebut tidak membutuhkan penanganan ataupun pengobatan lebih lanjut. Namun untuk beberapa kasus, menggertakkan gigi bisa menyebabkan sakit kepala, kerusakan pada gigi, kelainan dagu, dan lain-lain.

Apa akibatnya bila sleep apnea dibiarkan saja?

Jika tidak segera ditangani, gangguan sleep apnea yang tak dapat dikendalikan bisa memicu beberapa komplikasi. Mulai dari risiko hipertensi, gangguan hati, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, bahkan kecelakaan yang disebabkan karena rasa kantuk berlebih di siang hari.

Pengobatan sleep apnea dilakukan berdasarkan tingkat keparahan gejala. Jika gejala sleep apnea masih termasuk dalam skala ringan, gangguan tidur ini bisa diatasi dengan menerapkan pola hidup sehat. Namun bila sudah mencapai level parah, dokter dapat menyarankan terapi hingga prosedur operasi.

Baca Juga: Pola Diet Tidak Tepat dan Sleep Apnea Dapat Meningkatkan Risiko Kanker


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Amali A, et al. A comparison of uvulopalatopharyngoplasty and modified radiofrequency tissue ablation in mild to moderate obstructive sleep apnea: A randomized clinical trial. Journal of Clinical Sleep Medicine. 2017;13:1089.
Guideline at-a-glance: Practice parameters for the surgical modifications of the upper airway for obstructive sleep apnea in adults. https://aasm.org/clinical-resources/practice-standards/practice-guidelines/.
Kryger MH, et al. Management of obstructive sleep apnea in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app