HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Sleep Apnea - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 18, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jul 6, 2019 Waktu baca: 3 menit

Sleep Apnea merupakan gangguan tidur yang perlu diwaspadai. Sleep apnea adalah terhentinya sistem napas saat sedang tidur. Dalam dunia medis, kondisi ini dinamakan Obstructive Sleep Apnea (OSA). 

Sumbatan jalan napas ini menimbulkan seseorang merasa sulit bernapas dan terbangun saat tidur. Gangguan ini terjadi secara sesaat. Pada kasus ringan, gejala dapat kembali pulih dengan cepat, tetapi pada kelainan kronis, ini akan menimbulkan gawat napas.

Sleep apnea berlangsung dengan cepat. Menurut riwayat seseorang dengan sleep apnea, gejala sesak napas terjadi selama 10 hingga 30 detik. Pada kasus berat dapat terjadi selama hampir 1 menit. Sleep apnea menyebabkan otak kekurangan oksigen yang juga menimbulkan keterbatasan oksigen di paru-paru dan membuat seseorang terbangun tiba-tiba.

Kekhawatiran pada penderita sleep apnea yang akan timbul saat tidur membuat mereka takut untuk tidur sehingga aktivitas yang dilakukan pada siang hari seperti bekerja, menyetir mobil, belajar, dan melakukan kegiatan lain yang membutuhkan konsentrasi akan menjadi terganggu karena rasa kantuk yang tidak tertahankan. Masalah kesehatan juga sering timbul seperti peningkatan tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan stroke juga berpeluang.

Penyebab sleep apnea

Penyebab utama terjadinya sleep apnea secara anatomis diakibatkan oleh otot tulang belakang yang mengendur sehingga mempersempit jalur napas. Selain ini kelainan impuls napas di otak juga menghambat kontraksi otot napas saat tidur sehingga timbul sesak napas.

Terjadinya sleep apnea disertai beberapa faktor resiko antara lain:

Obesitas

Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama terjadinya sleep apnea. Berat badan yang berlebih menyebabkan lemak menumpuk dan menganggu jalur napas saat tidur.

Usia tua

Orang dengan usia sekitar 50 tahun ke atas dan laki-laki beresiko lebih tinggi mengalami sleep apnea.

Perokok

Orang yang merokok secara perlahan merusak paru-paru beserta sistem pernapasan dan dapat memicu sleep apnea.

Gangguan struktur tulang

Sleep apnea juga dipicu pada orang dengan gangguan struktur tulang leher yang terlalu bengkok sehingga menganggu jalur napas. 

Kondisi medis lain

Memiliki masalah pembesaran kelenjar adenoid atau mengidap penyakit hipotiroid, memiliki tekanan darah tinggi, paska stroke, ukuran amandel  atau adenoid yang membesar, asma.

Penyebab lain

Memiliki riwayat keluarga dengan OSA atau wanita yang telah memasuki Postmenopause

Gejala Sleep apnea

Seseorang dengan sleep apnea akan menimbulkan gejala yang biasa timbul saat tidur lelap. Gejala tersebut antara lain:

  • Mengorok. Tidur mengorok akibat dari sempitnya jalur napas saat anda tidur. Ini sangat menganggu kenyamanan terutama yang sedang berada di samping anda.
  • Tersedak. Sempitnya jalur napas menimbulkan rasa tersedak karena hambatan jalur napas untuk keluar masuk.
  • Napas berhenti tiba-tiba
  • Sering terbangun saat tidur

Akibat gejala ini, beberapa kendala fisik juga dapat terjadi seperti:

  • Nadi meningkat
  • Resiko tekanan darah tinggi
  • Oksigen dalam darah menurun
  • Gangguan mood
  • Resiko tinggi diabetes (terbangun saat malam dan makan di malam hari)

Diagnosis Sleep Apnea

Menyatakan keluhan dapat membantu dokter untuk menganalisa keluhan yang menuju pada sleep apnea. Beberapa pemeriksaan yang dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit. Beberapa pemeriksaan tersebut antara lain:

Polysomnography

Metode ini dilakukan untuk memonitor aktivitas paru, otak, jantung dan memperhatikan alur napas beserta gerakan motoric (tangan dan kaki) anda saat tidur. Alat ini bekerja dengan terapi tekanan positif yang terus di monitor sepanjang malam.

Pemeriksaan kadar oksigen

Pemeriksaan kadar oksigen dapat dilakukan bersamaan polysomnography yang bertujuan untuk menghitang udara masuk beserta banyaknya level oksigen yang telah masuk

Penanganan Sleep Apnea

Setelah dari pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya gangguan pada sumbatan napas saat tidur, maka terapi yang tepat untuk dilakukan adalah:

CPAP

Terapi standar dengan Continuous Positive Airway Pressure atay tekanan positif dilakukan untuk terapi sleep apnea sejak dulu. Alat CPAP disambungkan ke masker mulut lalu memberikan udara napas di saat tidur dan menghindari henti napas atau kadar oksigen menurun

Mouthpiece

Menggunakan metode alat untuk menahan tenggorokan agar tetap terbuka dan terhindari sumbatan napas.

Operasi

Operasi dengan metode uvulopalatofaringoplasi yang bertujuan untuk membuang sedikit jaringan dari bawah mulut dengan alat laser sehingga memberikan ruang jalur napas yang lebih besar. Pemeriksaan lain seperti operasi rahang juga dipertimbangkan.

Pencegahan Sleep Apnea

Cara mudah untuk mencegah munculnya sleep apnea adalah dengan menjaga berat badan agar tidak sampai obesitas, rajin berolahraga, tidak merokok, dan usahakan untuk tidak tidur tengkurap.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
University of Illinois-Chicago, College of Medicine, Sleep apnea (https://www.healthline.com/health/sleep/obstructive-sleep-apnea), 16 February 2016.
MedlinePlus, Sleep apnea (https://medlineplus.gov/sleepapnea.html).

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app