7 Penyebab Terkena Infeksi Jamur Vagina

Dipublish tanggal: Jun 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 12, 2019 Waktu baca: 2 menit
7 Penyebab Terkena Infeksi Jamur Vagina

Infeksi jamur vagina sangat umum terjadi wanita karena rata-rata wanita pernah setidaknya satu atau dua kali mengalaminya. Mungkin tidak serius namun sangat mengganggu kenyamanan. Untuk mencegah terjangkitnya infeksi jamur pada vagina, Anda harus tahu dulu apa penyebabnya.

Penyebab Munculnya Infeksi Jamur Vagina

Lactobacillus acidophilus adalah bakteri baik yang hidup dalam vagina dan berfungsi untuk menghasilkan asam dan menjaga keseimbangan populasi bakteri dan jamur yang ada di vagina. Jika keseimbangan populasi bakteri tersebut terganggu, maka akan menyebabkan terjadinya infeksi.

Infeksi jamur vagina disebabkan oleh tumbuhnya jamur Candida albicans yang melampaui batas. Jamur Candida albicans menyebabkan vagina terasa gatal, panas, dan sakit ketika buang air kecil, serta mengeluarkan bau tak sedap.

Hal-hal yang Menyebabkan Terkena Infeksi Jamur Vagina

Minum Antibiotik

Penisilin, erythromycin, tetrasiklin, dan amoxicillin termasuk jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi serta membunuh bakteri. Namun penggunaan antibiotik ini ada efek sampingnya, yaitu dapat mengganggu pH alami vagina yang biasanya digunakan untuk membunuh bakteri dan menyebabkan infeksi jamur vagina.

Sedang Hamil

Ketika wanita sedang hamil, kadar estrogennya lebih tinggi dan menghasilkan banyak glikogen, namun akan melancarkan pertumbuhan jamur. Ibu menyusui juga rentan terkena infeksi Candida karena sama halnya dengan ibu hamil, dalam masa menyusui, estrogen akan diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak.

Pakai Kontrasepsi

Mencegah kehamilan dengan meminum pil KB atau menggunakan IUD, akan meningkatkan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan jamur tumbuh dengan subur di area vagina.

Namun saat ini, alat kontrasepsi hormon sudah tidak lagi memiliki efek yang sama. Untuk menentukan kontrasepsi hormonal yang cocok dengan Anda, sebaiknya untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Diabetes

Jika seseorang menderita penyakit diabetes yang tak terkontrol, kenaikan gula akan menyebabkan suburnya pertumbuhan jamur pada vagina. Jaringan lunak dan cairan di dalam vagina mengandung banyak glukosa

Jamur hidup di vagina dengan gula yang berlebih tersebut, dan bertambah subur hingga menyebabkan infeksi. Maka, sangat penting untuk menjaga gula darah agar tetap normal baik bagi wanita penderita diabetes maupun tidak.

Sistem Imun Lemah

Sistem imun yang lemah akan mengganggu kondisi tubuh ketika melawan infeksi. Lemahnya sistem imun bisa disebabkan oleh HIV/AIDS, diabetes, kemoterapi, cangkok organ, atau sedang dirawat inap di rumah sakit.

Menggunakan obat steroid untuk mengobati peradangan juga dapat menyebabkan vagina terinfeksi karena steroid bekerja dengan menekan sistem imun.

Pakaian Dalam yang Ketat

Seorang wanita yang memakai pakaian terlalu ketat dari kain sintetis dan tidak dapat menyerap keringat dapat meningkatkan suhu dan kelembaban di area vagina. Daerah yang lembab merupakan tempat yang disukai jamur untuk tumbuh. 

Dianjurkan bagi wanita untuk mengenakan pakaian yang terbuat dari kain katun yang dapat menyerap keringat. Setelah beraktivitas, segera ganti pakaian yang sudah lembab oleh keringat dan hindari mengenakan baju renang yang basah terlalu lama.

Hubungan Seks

Hubungan seks juga dapat menyebabkan terjangkitnya infeksi jamur vagina apalagi jika kontak seks oral dengan laki-laki yang mempunyai sariawan di mulutnya atau seks dengan laki-laki yang terdapat infeksi jamur pada penisnya. Akan tetapi, biasanya infeksi jamur penis lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang belum disunat.

Berhubungan seks dengan laki-laki tanpa riwayat infeksi apapun juga masih bisa menyebabkan terjangkitnya infeksi jamur vagina karena penetrasi dapat mengubah kadar pH vagina yang membuat pertumbuhan jamur semakin subur. 

Untuk mencegah terjadinya infeksi jamur pada vagina, Anda disarankan untuk rajin membersihkan organ kewanitaan.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal yeast infections. Office on Women's Health. https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/vaginal-yeast-infections.
Bope ET, et al. Vulvovaginitis. In: Conn's Current Therapy 2018. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2018. https://www.clinicalkey.com.
Blostein F, et al. Recurrent vulvovaginal candidiasis. Annals of Epidemiology. 2017;27:575.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app