Syok Anafilaktik - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Syok anafilaktik adalah kegagalan sirkulasi darah yang terjadi akibat reaksi alergi berat dan dapat berakibat fatal apabila tidak segara ditangani. Gejala utamanya berupa tekanan darah rendah, pusing, dan bahkan pingsan yang didahului oleh reaksi alergi berupa gatal-gatal kemerahan pada kulit, pembengkakan, dan sebagainya.

Kondisi ini tidak memiliki pengertian yang sama dengan anafilaksis, anafilaksis itu sendiri merupakan jenis alergi berat dengan gejala gatal-gatal dan kemerahan pada kulit, pembengkakan, penyempitan saluran nafas, dan pelebaran pembuluh darah yang apabila sampai menimbulkan kegagalaan sirkulasi, maka terjadilah syok anafilaktik. Jadi syok anafilaktik disebabkan oleh anafilaksis, tapi tidak semua anafilaksis menjadi syok anafilaktik.

Reaksi alergi anafilaksis ataupun syok anafilaktik dapat muncul dalam beberapa menit atau jam setelah seseorang terpapar atau kontak dengan zat atau bahan penyebab alergi (alergen), misalnya makan seafood, kacang-kacangan, sengatan serangga, obat-obatan dan lain-lain.

Reaksi alergi hanya akan muncul ketika orang yang sensitif bertemu dengan alergen spesifik, e.g. si A alergi dengan zat A, belum tentu bagi si B.

Kenali Gejala Syok Anafilaktik

Anafilaksis yang merupakan salah satu bentuk alergi memiliki banyak gejala. Sebagian bisa mirip dengan gejala alergi lainnya, namun perbedaannya, pada anafilaksis, gejalanya banyak dan muncul sekaligus.

Gejala anafilaksis sebelum terjadinya syok anafilaktik antara lain:

  • Kulit gatal kemerahan, terkadang bentol-bentol seperti biduran
  • Keluar air dari hidung atau bersin-bersin
  • Mulut dan tenggorokan gatal, kesulitan menelan
  • Pembengkakan pada bengkak dan lidah
  • Tungkai bengkak
  • Batuk - batuk
  • Kram perut atau bahkan mengalami diare
  • Mual-mual dan muntah

Beberapa gejala syok anafilaktik yang membutuhkan pengobatan darurat, termasuk:

Gejala syok anafilaksis dapat memburuk sangat cepat. Pengobatan dibutuhkan dalam waktu 30 sampai 60 menit karena gejala kadang-kadang bisa berakibat fatal.

Gejala syok anafilaktik yang menonjol adalah tekanan darah turun drastis diiringi oleh gejala alergi.

Apabila kita perhatikan gejala anafilaksis cenderung memiliki pola. Sebagai contoh:

  • Gejala muncul beberapa menit setelah penderita menyentuh atau makan sesuatu yang menyebabkan alergi.
  • Sejumlah gejala muncul pada waktu yang bersamaan. Misalnya, ruam, pembengkakan, dan muntah.
  • Sekolompok gejala pertama bisa menghilang, tapi kemudian datang kembali delapan jam sampai 72 jam kemudian.
  • Reaksi tunggal terus berlangsung selama berjam-jam.

Kenali Penyebab Syok Anafilaktik

Anafilaksis terjadi ketika seseorang memiliki antibodi, yang sesungguhnya antibodi ini digunakan untuk sistem pertahanan tubuh dalam melawan infeksi dan zat asing berbahaya, namun pada kasus alergi antibodi menjadi bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang tidak berbahaya seperti makanan atau benda tertentu yang malah merugikan tubuh dengan sejumlah gejala yang ditumbulkannya.

Syok anafilaktik terjadi ketika reaksi alergi membuat pembuluh darah menjadi melebar (dilatasi), akibatnya tekanan darah menjadi turun drastis dan darah tidak dapat dipompakan ke seluruh organ dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Pada anak-anak, penyebab syok anafilaktik paling umum adalah makanan. Untuk orang dewasa, penyebab utamanya adalah obat.
Pemicu makanan khas pada anak-anak di antaranya:

  • Kacang kacangan
  • kerang-kerangan
  • Ikan
  • Susu
  • Telur
  • Kedelai
  • Gandum

Makanan yang umumnya memicu alergi pada orang dewasa di antaranya:

  • Kerang-kerangan
  • Udang dan ikan
  • Kacang kacangan

Adapun obat yang sering menyebabkan anafilaksis di antaranya:

  • Penisilin
  • Relaksan otot, obat yang sering digunakan untuk anestesi
  • Aspirin, ibuprofen, dan obat antinyeri NSAID lainnya
  • Obat anti kejang

Anafilaksis juga dapat dipicu oleh beberapa hal lainnya selain yang masuk melalui mulut:

  • Serbuk sari
  • Sengatan atau gigitan dari lebah, tawon, semut api, dan berbagai jenis serangga
  • Lateks, ditemukan dalam sarung tangan, balon, dan karet gelang

Beberapa orang terlalu sensitif, sehingga bau makanan dapat memicu reaksi alergi, bahkan beberapa juga memiliki alergi terhadap pengawet makanan.

Langkah Diagnosis

Berdasarkan hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, dokter sudah dapat menentukan bahwa pasien sedang mengalami syok dan harus segera mendapatkan penanganan. Namun untuk menentukan apakah benar karena alergi (anafilaksis) dan apa penyebab alerginya maka dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang.

Beberapa tes yang biasanya diperlukan antara lain: Pemeriksaan alergi dengan cara tes darah, untuk mengetahui apakah memang itu reaksi alergi. Pemeriksaan lain berupa tes alergi pada kulit dengan menggunakan alat uji tempel, dengan menempelkan zat-zat alergen maka akan diketahui penyebab alergi secara pasti. Alergen yang digunakan umumnya berasal dari makanan, obat-obatan, dan lain-lain telah dicurigai sebelumnya.

Reaksi alergi anafilaksis diklasifikasi efeknya pada tubuh, frekuensi kemunculannya, serta reaksi apa yang menyebabkannya. Tiga klasifikasi utama reaksi anafilaksis adalah:

  • Syok anafilaksis yang terkait dengan vasodilatasi sistemik. Pada kondisi ini tekanan darah menjadi sangat rendah bahkan mencepai 30% lebih rendah dari batas bawah nilai standar.
  • Anafilaktik bifasik adalah reaksi alergi yang muncul kembali setelah munculnya reaksi alergi pertama, padahal penderita tidak terpapar alergen lagi. Reaksi kedua umumnya muncul pada 72 jam setelah reaksi pertama.
  • Pseudo anafilaktik atau reaksi anafilaktoid atau nonimun anafilaktik adalah jenis anafilaksis yang tidak melibatkan reaksi alergi melainkan degranulasi pada sel mast penghasil zat kimia seperti histamin.

Penanganan Syok Anafilaktik

Pertolongan pertama

  • Hubungi ambulan segera jika seseorang memiliki gejala-gejala seperti di atas, atau memiliki riwayat reaksi alergi yang parah ( anafilaksis ).
  • Pastikan untuk memindahkan sumber alergi, seperti sengat lebah, sebelum melanjutkan pertolongan.
  • Sambil mengunggu ambulan atau menunggu sampai rumah sakit, posisikan pasien berbaring dengan kedua kaki ditinggikan (lebih tinggi dari dada).
  • Longgarkan pakaian sekitar leher dan jaga kenyamanan pasien.
  • Jika pasien berhenti bernapas, lakukan RJP dan pertolongan pertama lainnya sampai bantuan tiba.

Penanganan di Rumah Sakit

Suntikan adrenalin atau epinefrin adalah pengobatan yang paling efektif untuk syok anafilatik, dan suntikan harus segera diberikan (biasanya di paha). Suntikan adrenalin dapat membantu mengurangi pembengkakan, melancarkan saluran napas sehingga melegakan pernapasan, serta menaikkan tekanan darah pada pasien syok anafilaktik.

Suntikan adrenalin kedua akan diberikan apabila kondisi pasien tidak tampak membaik setelah 5-10 menit pertama. Jika Anda sudah memiliki reaksi anafilaksis sebelumnya, mungkin diperlukan dosis yang lebih besar.

Jika pasien tidak dapat bernapas, maka dokter dapat memasang sebuah tabung yang dimasukkan melalui mulut atau hidung untuk membantu bernafas. Jika ini tidak berhasil, maka tindakan operasi yang disebut trakeostomi mungkin diperlukan, dengan cara ini maka bernafas akan dilakukan melalui tabung langsung menuju ke tenggorokan (trakea).

Pasien mungkin memerlukan cairan untuk menstabilkan sirkulasi darah dan obat-obatan untuk membantu bernapas lega. Jika gejala tidak hilang, dokter juga mungkin memberikan obat antihistamin dan steroid. Obat-obat ini juga berguna untuk mengurangi serta mencegah kembalinya gejala syok anafilaktik.

Pasien mungkin perlu untuk tinggal di ruang gawat darurat selama beberapa jam untuk memastikan tidak ada lagi reaksi kedua hingga kondisi pasien stabil.

Cara Mencegah Syok Anafilaktik

Cara terbaik untuk menghentikan anafilaksis adalah menghindari pemicu alergi: makanan atau hal-hal lain yang Anda ketahui bahwa itu menyebabkan alergi pada diri Anda. Dokter dapat membantu mencari tahu zat-zat alergen yang dapat memicu alergi pada diri Anda dengan tes sederhana seperti tes tusuk kulit atau tes darah.

Dokter kemudian dapat memberikan saran untuk menghindari pemicu alergi. Ini semua akan membantu mencegah reaksi alergi anafilaksis ataupun syok anafilaktik.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2016). Understanding Anaphylaxis—Diagnosis Treatment. (https://www.webmd.com/allergies/understanding-anaphylaxis-treatment)
WebMD (2016). Allergies and Anaphylaxis. (https://www.webmd.com/allergies/anaphylaxis)
Henderson, R. Patient (2015). Anaphylaxis. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5724339/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app