Yang Perlu Anda Ketahui Tentang MRI

Dipublish tanggal: Agu 31, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 25, 2019 Waktu baca: 4 menit
Yang Perlu Anda Ketahui Tentang MRI

MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan metode pemeriksaan menggunakan alat khusus untuk merekam gambar organ, tulang, dan jaringan tubuh secara detail. 

Tak seperti rontgen atau CT scan, MRI hanya menggunakan teknologi magnet serta gelombang radio sehingga tak memancarkan radiasi. Karenanya, alat ini aman dipakai sekalipun oleh ibu hamil.

Indikasi MRI

Beberapa contoh kondisi medis yang umumnya memerlukan bantuan pencitraan MRI antara lain:

  • Pada bagian otak dan saraf tulang belakang, contoh kasusnya adalah cedera kepala atau saraf tulang belakang, stroke, tumor, kanker, kerusakan pembuluh darah di bagian otak, kelainan mata atau telinga dalam, hingga multiple sclerosis.
  • Jantung dan pembuluh darah, misalnya gangguan sirkulasi darah, radang pembuluh darah, masalah jantung (termasuk penyakit maupun kerusakan pasca serangan), kelainan struktur aorta (aneurisma aorta, diseksi), kelainan struktur organ jantung (baik dari segi ukuran, fungsi bilik, ketebalan, hingga pergerakan dindingnya).
  • Tulang serta sendi, contohnya infeksi atau kanker tulang, maupun cedera sendi.
  • Masalah pada organ lain seperti alat reproduksi (rahim, payudara, indung telur, prostat), ginjal, limpa, pankreas, saluran empedu, hati.

Peringatan MRI

Seperti disebutkan sebelumnya, MRI sebenarnya aman untuk bumil karena tidak melibatkan radiasi. Walau demikian, terkadang pelaksanaan tes melibatkan bantuan zat pewarna khusus (zat kontras) supaya hasil gambarnya semakin akurat. 

Masalahnya, zat yang diinjeksikan melalui pembuluh darah tersebut dapat menimbulkan alergi pada beberapa orang. Karenanya, pasien yang memiliki kondisi berikut sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter bila prosedur MRI-nya disertai bantuan zat kontras:

 

  • Memiliki riwayat alergi terhadap bahan dari zat kontras atau obat penenang (sedatif)
  • Pernah atau sedang menderita penyakit ginjal atau hati
  • Sedang hamil

Selain itu, karena MRI mengandung magnet yang sangat powerful, maka keberadaan benda logam tentu dapat mempengaruhi kinerja alat maupun hasil tesnya. Karenanya, beritahukan ke dokter kalau ada implan logam atau elektronik dalam tubuh, misalnya seperti:

  • Alat pacu jantung
  • Katup jantung buatan
  • Protesa lutut atau sendi
  • ICD (Implantable Cardioverter-Defibrillator)
  • Alat bantu dengar (implan koklea)
  • Tambalan gigi
  • KB baik spiral maupun susuk
  • Tato yang tintanya mengandung logam
  • Tindikan pada bagian tubuh tertentu

Sedangkan perempuan yang sedang hamil muda (trimester pertama) atau menyusui sebaiknya juga bertanya pada dokter sebelum melakukan MRI. Langkah ini diperlukan karena efek medan magnet terhadap janin masih belum diketahui pasti.

Terakhir, penderita claustrophobia (fobia terhadap ruang tertutup) mungkin perlu bantuan obat penenang ketika prosedur MRI sedang berlangsung.

Persiapan MRI

Sebelum menjalani MRI, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan pasien, misalnya seperti:

  • Menanggalkan semua unsur logam yang melekat pada tubuh, mulai dari perhiasan, alat bantu dengar, arloji, sabuk, peniti, gigi palsu, kacamata, wig, hingga pakaian yang mengandung aksesori logam. 
  • Mengenakan pakaian khusus yang diberikan pihak RS.
  • Tidak membawa ponsel atau alat elektronik lain ke dalam ruang MRI.

Soal makanan, minuman, atau obat-obatan, pasien umumnya boleh tetap mengonsumsi secara normal selama itu tidak dilarang dokter. 

Sedangkan untuk pasien yang butuh injeksi zat kontras, dokter biasanya menyuntikkan itu ke lengan, bisa jadi sebelum atau saat prosedur tengah dilakukan. 

Nah oleh sebab zat kontras tersebut mengandung gadolinium, maka mulut mungkin seolah mengecap logam begitu obat ini masuk dalam darah.

Prosedur MRI

Prosedur MRI dilakukan dengan beberapa tahap:

  • Pasien mulai berbaring di dalam alat

Begitu seluruh persiapan selesai, pasien kemudian diminta berbaring di atas tempat tidur datar untuk keperluan pemindaian. Setelah posisinya sesuai dan siap, maka semua orang termasuk ahli radiologi akan meninggalkan ruangan MRI. 

Dalam hal ini, tindakan pengoperasian mesin, pemantauan, maupun komunikasi dengan pasien (melalui interkom) dilakukan dari ruangan lain. 

Tapi semisal pasien adalah anak kecil atau orang lain yang butuh bantuan, anggota keluarganya boleh ikut menemani selama ia juga memenuhi persiapan di atas (menanggalkan semua logam). 

  • Pemindaian oleh MRI

Saat prosedur MRI mulai berlangsung, tubuh pasien yang digiring masuk ke dalam tabung panjang yang berlubang pada kedua ujungnya. 

Sewaktu proses pemindaian berlangsung, pasien tidak boleh bergerak sama sekali supaya hasil gambarnya nanti bisa jelas dan akurat. 

Jadi jangan cemas kalau mendengar suara aneh seperti klik, tepukan, atau ketukan yang cukup keras. Untuk ini, pasien bisa minta headset khusus supaya tidak terganggu.

Akan tetapi, lain halnya kalau prosedur yang dijalankan berupa fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging). Tes yang rata-rata dijalani penderita epilepsi, tumor otak, atau stroke tersebut justru mengharuskan pasien melakukan aktivitas tertentu. 

Ahli radiolog mungkin akan minta pasien mengetukkan jari, menggosok benda, atau sekedar menjawab pertanyaan supaya ia dapat mengamati bagaimana sinyal dan aliran darah dalam otak pasien. 

Walau pemindaian tak menimbulkan rasa sakit, tapi bisa jadi pasien mengalami sensasi kedutan. Tenang, reaksi ini normal karena itu artinya MRI sedang bekerja menstimulasi saraf.

Durasi prosedur MRI biasanya antara 20-90 menit, tergantung dari seberapa besar area tubuh yang diperiksa. Untuk hasilnya, biasanya itu akan dianalisa lebih dulu oleh dokter spesialis radiologi sebelum diberitahukan ke pasien. 

Pasca MRI

Umumnya, pasien boleh langsung pulang dan beraktivitas normal pasca menjalani MRI. Pengecualian mungkin berlaku untuk pasien yang menggunakan obat penenang. Ia mungkin diimbau beristirahat atau hanya boleh melakukan aktivitas ringan hingga 24 jam berikutnya. 

Komplikasi MRI

Tak adanya unsur radiasi membuat prosedur MRI jarang menimbulkan komplikasi. Tapi jika adapun, maka komplikasinya biasanya disebabkan oleh reaksi alergi, entah terhadap zat kontrasnya atau obat penenangnya. 

Komplikasi seperti cedera juga mungkin terjadi kalau pasien lalai melepaskan semua unsur logam atau elektronik dari tubuhnya. Karenanya, persiapan MRI yang satu ini sangat penting dan tidak boleh diabaikan.  

 


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Magnetic resonance, functional (fMRI) – brain. American College of Radiology, Radiological Society of North America. https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=fmribrain.
Tsai LL. Patient evaluation for metallic or electrical implants, devices or foreign bodies before magnetic resonance imaging. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app