Waspadai Nafas Bayi yang Baru Lahir Berbunyi

Napas yang berbunyi pada bayi baru lahir juga dapat menjadi pertanda bahwa sang bayi sedang mengalami kesulitan dalam bernafas. Salah satu faktor penyebabnya yaitu kondisi yang disebut dengan bronkiolitis. Kondisi medis ini biasanya akan disertai dengan beberapa gejala lain, misalnya seperti bayi tampak sesak, pucat, bibirnya kebiruan, demam, serta tampak begitu lemas.
Dipublish tanggal: Sep 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ketika seorang bayi baru saja dilahirkan kemudian nafasnya berbunyi pada sementara waktu merupakan hal yang wajar saja. Akan tetapi, bagi Anda yang seorang 

Bunda juga perlu untuk tetap waspada karena sebenarnya dalam kasus tertentu, nafas bayi yang berbunyi ternyata bisa menandakan bahwa bayi mengalami penyakit tertentu, apalagi jika disertai bersamaan dengan beberapa gejala tertentu.

Tidak perlu terlalu khawatir ataupun panik apabila nafas sang bayi yang baru saja lahir terdengar berbunyi ataupun terdengar seperti sedang mendengus. Hal ini terjadi karena seorang bayi yang baru lahir masih memerlukan beberapa waktu untuk beradaptasi ketika ia bernapas lewat hidungnya. 

Hal ini biasanya berlangsung dalam waktu beberapa minggu.

Selain karena sedang beradaptasi, terjadinya napas berbunyi pada bayi yang baru lahir juga dapat dikarenakan oleh adanya lendir di dalam hidung si bayi. Bayi yang baru lahir, saluran napasnya belum dapat  membersihkannya sendiri, apalagi jika terdapat lendir dalam saluran pernapasannya. 

Karena belum dapat membersihkan dengan baik, maka aliran udara ketika sang bayi bernapas lewat hidungnya kemudian akan menimbulkan bunyi.

Di samping itu, saluran pernapasan bayi yang baru lahir juga masih memiliki ukuran yang sempit. Hal ini juga menjadi penyebab lendir yang ada mudah terjebak di jalan napas bayi, kemudian akan menimbulkan suara atau bunyi saat ia sedang bernapas.

Walaupun begitu, Napas yang berbunyi pada bayi baru lahir juga dapat menjadi pertanda bahwa sang bayi sedang mengalami kesulitan dalam bernafas. Salah satu faktor penyebabnya yaitu kondisi yang disebut dengan bronkiolitis.

 Kondisi medis ini biasanya akan disertai dengan beberapa gejala lain, misalnya seperti bayi tampak sesak, pucat, bibirnya kebiruan, demam, serta tampak begitu lemas.

Faktor penyebab serta gejala dari bronkiolitis

Bronkiolitis merupakan suatu kondisi terjadinya peradangan karena adanya infeksi virus pada bronkiolus, yang merupakan saluran pernapasan terkecil di dalam organ paru-paru bayi. Bronkiolitis biasanya kerap menimpa usia anak-anak yang di bawah dua tahun. 

Bayi yang baru saja lahir pun juga dapat mengalami kondisi ini, akan tetapi lebih umum terjadi di usia sekitar dua hingga enam bulan serta pada bayi yang prematur.

Gejala bronkiolitis berupa senagai berikut :

  • Batuk;
  • Hidung tersumbat;
  • Banyak lendir atau ingus di dalam hidung bayi;
  • Napas pendek dan cepat yang terjadi bisa lebih dari dua hari lamanya;
  • Napas berbunyi;
  • Demam;
  • Rewel serta kesulitan tidur;

Walaupun kondisi bronkiolitis biasanya bersifat ringan, namun bayi dengan kondisi tertentu dapat juga mengalami bronkiolitis yang parah, yaitu misalnya pada bayi yang terlahir dalam usia prematur, bayi yang menderita gangguan atau penyakit jantung bawaan, atau bayi yang terlahir dan memiliki cacat bawaan.

Cara mengatasi bronkiolitis

Untuk kondisi napas bayi baru lahir yang berbunyi akibat adanya gangguan bronkiolitis harus ditangani dengan khusus. Jika bayi terlihat sesak, dokter akan melakukan tindakan berupa penyedotan lendir yang terdapat di dalam jalan napas si bayi agar dapat melegakan pernapasannya. 

Kemudian apabila diperlukan, dokter mungkin juga akan melakukan pemberian oksigen tambahan kepada si bayi, dan juga pemberian cairan infus guna mencegah timbulnya dehidrasi.

Untuk kondisi bronkiolitis yang masih tergolong ringan, penanganan dapat dilakukan dengan mandiri di rumah, yaitu dengan cara :

  • Pemberian ASI yang lebih sering.
  • Membersihkan hidung bayi dari lendir. Yaitu dengan meneteskan larutan air garam steril ke dalam hidung bayi.
  • Menjauhkan bayi dari kondisi udara yang kotor, yaitu misalnya dari debu serta asap rokok.
  • Menciptakan suasana lingkungan sekitar yang nyaman serta tenang, supaya bayi bisa beristirahat dengan baik.

Kondisi bronkiolitis biasanya dapat membaik dalam waktu sekitar 10 hingga 14 hari jika dilakukan dengan penanganan yang tepat. Untuk obat antibiotik juga sebenarnya tidak diperlukan dalam menangani bronkiolitis, karena bronkiolitis bisa diakibatkan oleh virus. 

Apabila bayi mengalami demam, Anda dapat memberikannya obat penurun demam, misalnya obat paracetamol.

Kemudian, agar bayi lebih mudah bernapas saat sedang tidur, baringkanlah bayi dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badannya. Akan tetapi, hindarilah menyangga kepala bayi dengan bantal jika usianya masih di bawah satu tahun.

Terjadinya napas berbunyi pada bayi yang baru lahir berbunyi memang biasanya adalah wajar saja, namun sebaiknya tetaplah pantau kondisinya. Waspadailah apabila napas berbunyi kemudian disertai dengan sesak, tampak pucat atau kebiruan, serta tak mau menyusu. 

Apabila terjadi seperti ini, segeralah bawa bayi Ansa ke dokter untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Yuan G, et al. (2013). Respiratory rate and breathing pattern. (https://fhs.mcmaster.ca/mumj/Issues/v10_2013/articles/v10_23.pdf)
Transient tachypnea of the newborn. (2018.) (http://kidshealth.org/en/parents/ttn.html)
RSV in infants and young children. (2018.) (https://www.cdc.gov/rsv/high-risk/infants-young-children.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app