Vasodilator: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jan 30, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 5 menit

Apakah itu obat Vasodilator?

Vasodilator merupakan salah satu jenis golongan obat yang digunakan sebagai pelebar pembuluh darah supaya aliran darah lebih lancar, dan tidak memberatkan jantung saat memompa darah. Obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi secara langsung kerja otot – otot polos dari dinding pembuluh darah, baik vena ataupun arteri. Hal tersebut menyebabkan ruang dalam pembuluh darah menjadi lebih lebar. 

Aliran darah pun menjadi lancar yang memudahkan proses transfer nutrisi, pasokan oksigen teralirkan pada masing – masing sistem tubuh, dan menekan proses terjadinya aliran darah balik ke jantung.

Manfaat obat Vasodilator

Obat ini merupakan pilihan obat pada usia dewasa maupun anak – anak, dan memerlukan resep atau indikasi dokter dalam penggunaannya. Beberapa manfaat yang didapatkan dari penggunaan obat ini, antara lain digunakan sebagai pilihan pengobatan dalam kasus tekanan darah tinggi (Hipertensi), preeklamsia, gagal jantung, perdarahan subarachnoid, sindrom Raynaud, nefropati diabetik, angina, kardiomiopati, pencegahan penyakit stroke, dan jantung.

Jenis Kategori Obat Vasodilator: 

Calsium Channel Blocker (CCB)
Bekerja dengan cara mencegah dan memperlambat zat kalsium memasuki saluran otot jantung dan otot halus selama periode depolarisasi. Hal ini mengakibatkan vasodilatasi perifer dan koroner. Obat ini juga mengurangi afterload, resistensi perifer serta tekanan darah, meningkatkan aliran darah koroner dan menyebabkan refleks takikardia.

Angiotensin Receptor Blockers (ARB)
Bekerja dengan cara menghambat atau mencegah angiotensin supaya tidak menempel pada pembuluh darah.

Nitrat
Nitrat oleh tubuh manusia akan diubah menjadi nitrogen monoksida (NO). NO dapat mengaktifasi pelebaran pembuluh darah.

Angiotensin Converting Enzyme inhibitors (ACE inhibitors)
Bekerja dengan cara memperlambat atau menghambat aktivitas enzim ACE, yang menurunkan produksi angiotensin II, sehingga mengakibatkan pembuluh darah membesar atau melebar, dan tekanan darah berkurang. Yang akhirnya, memudahkan kerja antung untuk memompa darah.

Dosis

Dosis dari obat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu penyakit apa yang timbul, apakah ada riwayat alergi obat ini, respon tubuh seseorang terhadap pemberian obat ini, serta penyakit lainnya yang dapat bereaksi jika mengkonsumsi obat vasodilator.

1. Angiotensin Converting Enzyme inhibitors (ACE inhibitors)

Meliputi obat:
Captopril
Ramipril
Lisinopril
Enalapril
Trandolapril

Captopril
Hipertensi
Dosis dewasa: 12.5-50 mg, 2-3 kali sehari.
Dosis anak-anak: 0,15 mg/kgBB (bayi) dan 0,3 mg/kgBB (anak dan remaja), dibagi menjadi 2 atau 3 dosis, sesuai respon pasien. Dosis maksimal adalah 6 mg/kgBB.

Gagal jantung
Dosis dewasa: 6.25-50 mg, dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 kali sehari.
Dosis anak-anak: 0.25-3.5 mg/kgBB per hari, dapat diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari.

2. Calsium Channel Blocker (CCB)

Meliputi obat:
Amlodipine
Nifedipine
Diltiazem
Nicardipin
Nimodipine
Verapamil

Amlodipine
Hipertensi
Dosis dewasa: 5-10 mg konsumsi sekali dalam sehari.
Dosis lansia: dimulai dengan 2,5 mg konsumsi sekali dalam sehari.
Dosis anak-anak (6-17 tahun): 2,5-5 mg dapat dikonsumsi sekali sehari.

Nifedipine
Angina pektoris
Dosis dewasa: 5-20 mg, dapat diberikan 3 kali sehari (immediate release); 10-90 mg, 1 atau 2 kali sehari.

Nicardipine

Obat bentuk injeksi, harus dengan indikasi serta pemeriksaan secara langsung dari dokter.

3. Angiotensin receptor blockers (ARB)

Meliputi obat:
Candesartan
Valsartan
Irbesartan
Losartan
Olmesartan

Candesartan
Gagal jantung
Dosis dewasa: 4-32 mg per hari, diberikan sekali dalam sehari.

Hipertensi
Dosis dewasa: 4-32 mg per hari, dapat diberikan sebanyak 1 atau 2 kali sehari.

Valsartan
Hipertensi
Dosis dewasa: 80-320 mg dikonsumsi sekali dalam sehari.

Gagal jantung
Dosis dewasa: 40-160 mg, dikonsumsi sebanyak 2 kali sehari.

Losartan
Nefropati diabetik (diabetes mellitus tipe 2)
Dosis dewasa: 25-100 mg dapat dikonsumsi sebanyak sekali dalam sehari.

4. Nitrat

Meliputi obat:
Isosorbide dinitrate
Isosorbide mononitrate
Nitrogliserin

Isosorbide dinitrate
Gagal jantung
Dosis dewasa: 30-160 mg per hari. Dosis maksimal pemberian adalah 240 mg.

Nitrogliserin
Serangan jantung
Dosis dewasa: 10-100 mcg/menit, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan respons pasien terhadap pengobatan.


Selalu ikuti saran dari dokter yang merekomendasikan obat atau yang telah memeriksa Anda secara langsung. Beritahukan kepada dokter bilamana Anda sedang menggunakan obat lain di luar dari obat Vasodilator ini.

Efek Samping Obat Vasodilator

Efek samping yang dapat ditimbulkan setiap obat dapat bereaksi berbeda-beda dan tergantung pada reaksi masing-masing individu. Jadi, penting bagi Anda untuk mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat Vasodilator, yaitu:

Nitrat

Pusing, penglihatan kabur, mual, muntah, lemas, muncul ruam kemerahan pada area kulit, jantung berdebar.

Angiotensin receptor blockers (ARB)
Bengkak pada area kedua tungkai, mual, lemas, nyeri pada sendi – sendi, peningkatan asam urat, dapat meningkatkan trigliserida dalam darah.

Angiotensin Converting Enzyme inhibitors (ACE inhibitors)
Batuk kering, hipotensi, pusing, lemas, mulut kering, gangguan tidur, rambut rontok, konstipasi, diare.

Calsium Channel Blocker (CCB)
Rasa kurang nyaman area perut hingga timbul nyeri, mual, muntah, pusing, dapat membuat ekstremitas bengkak.

Segera hentikan pemakaian obat Vasodilator bila mengalami satu atau lebih efek samping seperti di atas. Segera konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter yang memberikan Anda obat tersebut sehingga dapat dipikirkan alternatif lain sebagai solusi masalah kesehatan Anda.

Ibu hamil dan ibu dalam masa menyusui

Nitrat
Kategori C
Belum ada penelitiannya. Namun, sebaiknya penggunaan obat dengan indikasi dokter.

Angiotensin receptor blockers (ARB)
Kategori C
Belum ada penelitiannya. Namun, sebaiknya penggunaan obat dengan indikasi dokter.

Angiotensin Converting Enzyme inhibitors (ACE inhibitors)
Kategori C
Belum ada penelitiannya. Namun, sebaiknya penggunaan obat dengan indikasi dokter.

Calsium Channel Blocker (CCB)
Kategori C
Belum ada penelitiannya. Namun, sebaiknya penggunaan obat dengan indikasi dokter.

Catatan:
Obat kategori C, artinya studi pada binatang percobaan menunjukan suatu reaksi efek samping terhadap janin, namun untuk wanita hamil sendiri belum ada studi kontrolnya. Obat ini hanya dapat dipergunakan bila memiliki manfaat yang lebih besar dan juga yang diharapkan melebihi daripada besarnya risiko terhadap janin.

Peringatan

Obat ini sebaiknya dengan indikasi dokter dalam pemakaiannya bila anda merupakan wanita yang sedang hamil, atau sedang memiliki tanda kehamilan.
Hati – hati penggunaan obat pada anak – anak.
Waspadai penggunaan pada lansia.
Obat ini tidak menyembuhkan suatu penyakit, namun dapat meringankan suatu gejala yang ditimbulkan oleh suatu kondisi sakit tertentu.
Hati – hati bila memiliki riwayat hipotensi.
Dilarang kombinasi obat ARB dan ACE inhibitor.
Beritahukan kepada dokter bila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan lain, baik secara rutin atau baru-baru saja.
Dilarang menghentikan dan mengganti dosis obat tanpa adanya indikasi dokter.
Stop pemakaian bila timbul reaksi alergi obat ataupun suatu overdosis, dan segeralah ke dokter untuk memeriksakan diri.

Overdosis

Jika menggunaan obat Vasodilator secara berlebihan, sebaiknya segeralah menemui dokter Anda atau dapat ke IGD rumah sakit terdekat.


49 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Thompson, EG. Kloner, RA. WebMD (2015). Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitor for High Blood Pressure. (https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/treatment-ace-inhibitors)
Starr, O. Patient (2017). Nitrates. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28663382)
Sica, DA. Black, HR. Medscape (2002). ACE Inhibitor-Related Angioedema: Can Angiotensin Receptor Blockers Be Safely. (https://www.medscape.com/viewarticle/443226)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app