Ulkus Dekubitus - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 5 menit

Apa itu ulkus dekubitus?

Ulkus dekubitus adalah luka terbuka pada area kulit yang sering mendapatkan tekanan dalam waktu yang lama. Tekanan yang terjadi pada jaringan lunak antara tulang yang menojol dengan permukaan benda-benda dalam waktu lama dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis), akibatnya terbentuklah luka terbuka (ulkus).

Oleh sebab itu, ulkus dekubitus dikenal juga dengan sebutan luka baring. Luka baring sering terjadi pada kulit area pinggul, punggung, pergelangan kaki, dan bokong. Tak heran, karena pada tempat-tempat tersebut tulang-tulangnya menonjol dan sering mendapatkan tekanan.

Tekanan-tekanan itu paling sering terjadi saat berbaring dalam kurun waktu yang lama, misalnya pada orang tua, seseorang dengan mobilitas yang menurun, kecatatan akibat gangguan saraf dan stroke, orang-orang yang tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu tanpa bantuan, maupun seseorang dengan kulit rapuh. Kondisi ini sangat bisa diobati dan angka kesembuhannya tinggi asalkan ditangani dengan cepat dan tepat.

Berapa banyak orang yang menderita penyakit ini?

Angka kejadian ulkus dekubitus di Amerika Serikat sekitar 1 juta orang. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan penelitian di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta angka kejadian ulkus dekubitus sebesar 40% dari 40 pasien yang mengalami tirah baring. Sedangkan penelitian di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta angka kejadiannya sebesar 38,18%.

Apa saja ciri-ciri dan gejala ulkus dekubitus?

Setiap tahap ulkus dekubitus memiliki gejala yang berbeda. Berikut adalah beberapa gejala ulkus dekubitus yang dapat muncul:

  • Perubahan warna kulit.
  • Nyeri di daerah yang terkena.
  • Infeksi.
  • Kulit terbuka.
  • Kulit yang lebih halus atau lebih kencang dari kulit di sekitarnya.

Terjadinya luka baring ini melalui beberapa tahap yaitu:

Tahap 1

Kulit belum mengalami luka terbuka namun hanya terjadi perubahan warna. Jika pasien memiliki warna kulit yang terang maka area yang mengalami ulkus dekubitus tampak memerah. Jika warna kulit gelap maka perubahan warna dapat bervariasi dari biru ke ungu. Daerah yang mengalami ulkus dekubitus juga mungkin tampak terlihat putih.

Tahap 2

Kulit mulai terbuka dan menunjukkan tanda-tanda kematian jaringan di sekitar luka. Terlihat ulkus dangkal dengan luka- luka berwana merah muda. Pada tahap ini mungkin juga ada lepuh yang berisi cairan.

Tahap 3

Mulai terbentuk ulkus yang lebih dalam hingga mempengaruhi lapisan lemak dan tampak seperti kawah. Terkadang juga timbul pus (nanah) di bagian yang sakit.

Tahap 4

Banyak lapisan yang terpengaruh pada tahap ini, termasuk otot dan juga tulang. Timbul pula jaringan kulit mati berwarna hitam (eskar).

Tahapan lain

Ulkus bisa berwarna kuning atau hijau, bisa lembut dan terlihat seperti nanah atau dapat memiliki penutup berupa keropeng berwarna coklat. Jika kerusakan tersebut terjadi pada lapisan jaringan yang sangat luas, maka perlu dihilangkan. Namun jika penutup ulkus tampak kering dan stabil, maka tidak perlu dihilangkan karena merupakan lapisan pelindung alami tubuh.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika melihat tanda-tanda awal munculnya luka baring, maka ubah posisi pasien untuk mengurangi tekanan pada area tersebut. Jika tidak ada perbaikan dalam 24 hingga 48 jam, hubungi dokter.

Carilah perawatan medis segera jika pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti demam, keluarnya cairan dari luka, sakit yang berbau tidak enak, ataupun adanya peningkatan kemerahan, kehangatan, atau pembengkakan di sekitar luka.

Apa penyebab ulkus dekubitus?

Luka baring disebabkan oleh tekanan pada kulit yang membatasi aliran darah ke kulit. Faktor-faktor lain yang terkait dengan mobilitas terbatas dapat membuat kulit rentan terhadap kerusakan dan berkontribusi pada pengembangan luka tekan.

Tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya ulkus dekubitus adalah:

  • Tekanan. Tekanan konstan pada setiap bagian tubuh dapat mengurangi aliran darah ke jaringan. Aliran darah sangat penting untuk mengirimkan oksigen dan nutrisi lainnya ke jaringan. Tanpa nutrisi penting ini, kulit dan jaringan di sekitarnya rusak dan akhirnya mati. Untuk orang-orang dengan mobilitas terbatas, tekanan semacam ini cenderung terjadi di area yang tidak cukup empuk dengan otot atau lemak dan yang terletak di tulang, seperti tulang belakang, tulang ekor, tulang belikat, pinggul, tumit dan siku.
  • Gesekan. Gesekan terjadi ketika kulit menggosok pakaian atau alas tidur. Hal ini dapat membuat kulit rapuh lebih rentan mengalami cedera, terutama jika kulit juga lembab.
  • Geseran. Geseran terjadi ketika dua permukaan bergerak ke arah yang berlawanan. Misalnya, ketika tempat tidur diangkat di kepala, pasien dapat meluncur ke bawah tempat tidur. Saat tulang ekor bergerak ke bawah, kulit di atas tulang mungkin tetap di tempatnya (menarik ke arah yang berlawanan).

Siapa yang lebih berisiko terjangkit ulkus dekubitus?

Seseorang berisiko mengalami ulkus dekubitus jika mereka mengalami kesulitan bergerak dan tidak dapat dengan mudah mengubah posisi saat duduk atau berbaring di tempat tidur. Faktor risiko meliputi:

  • Imobilitas. Hal ini mungkin karena kesehatan yang buruk, cedera medulla spinalis dan penyebab lainnya.
  • Kurangnya persepsi sensorik. Cedera saraf tulang belakang, gangguan neurologis dan kondisi lainnya dapat menyebabkan hilangnya sensasi. Ketidakmampuan untuk merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan dapat mengakibatkan tidak menyadari tanda-tanda awal ulkus dekubitus dan kebutuhan untuk mengubah posisi.
  • Nutrisi dan hidrasi yang buruk. Tiap orang membutuhkan cukup cairan, kalori, protein, vitamin dan mineral dalam makanan sehari-hari untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan jaringan.
  • Kondisi medis mempengaruhi aliran darah. Masalah kesehatan yang dapat memengaruhi aliran darah, seperti diabetes dan penyakit vaskular, meningkatkan risiko kerusakan jaringan.

Bagaimana memastikan diagnosis ulkus dekubitus?

Untuk menegakkan diagnosis ulkus dekubitus dokter perlu menggali informasi melalui anamnesis secara detail terkait keluhan yang dialami pasien, riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu dan keluarga serta riwayat kebiasaan pasien. Selain itu dokter juga perlu melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda - tanda klinis pada kulit seperti yang telah di jelaskan di atas.

Bagaimana cara mengobati ulkus dekubitus di rumah?

Upaya yang bisa dilakukan di rumah berupa:

  • Mereposisi tubuh. Balikkan dan ubah posisi tubuh pasien sesering mungkin. Seberapa sering perlunya memposisikan kembali tergantung pada kondisi pasien dan kualitas permukaan tempat pasien berada. Umumnya jika pasien menggunakan kursi roda, cobalah menggeser berat badan pasien setiap 15 menit atau lebih dan ubah posisi setiap jam. Jika pasien berada di tempat tidur, ganti posisi setiap dua jam.
  • Menggunakan alat bantuan. Gunakan kasur, tempat tidur, dan bantal khusus yang dapat membantu pasien duduk atau berbaring sehingga kulit yang rentan dapat terlindungi.
  • Memberi asupan nutrisi yang baik pada pasien.

Apa saja penanganan dan obat ulkus dekubitus di layanan kesehatan?

Pengobatan ulkus dekubitus melibatkan upaya untuk mengurangi tekanan pada kulit yang terkena, merawat luka, mengendalikan rasa sakit, mencegah infeksi dan menjaga asupan nutrisi yang baik.

Terapi medikamentosa yang diberikan berupa antibiotik untuk mengatasi infeksi yang terjadi dan juga obat penghilang nyeri.

Jika ulkus dekubitus tidak dapat ditangani dengan baik dengan terapi medikamentosa dan perawatan luka, maka tindakan pembedahan perlu dilakukan. Salah satu metode pembedahan adalah menggunakan bantalan otot, kulit atau jaringan lain untuk menutupi luka dan bantalan tulang yang terkena (rekonstruksi lipatan).

Apa bahaya komplikasi ulkus dekubitus yang mungkin timbul?

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat menyebarnya infeksi lebih dalam dan luas, yaitu berupa infeksi pada tulang dan sendi, selulits, kanker dan juga sepsis.

Bagaimana mencegah ulkus dekubitus ?

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah ulkus dekubitus adalah dengan sering mengubah posisi tubuh untuk menghindari penekanan yang terlalu lama pada kulit. Strategi lain yang bisa dilakukan termasuk merawat kulit dengan baik, menjaga asupan nutrisi dan cairan yang baik, berhenti merokok, mengelola stres, dan berolahraga setiap hari.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
O'Connell, K. Higuera, V. Healthline (2018). Sepsis. (https://www.healthline.com/health/sepsis)
Macon, L. Solan, M. Healthline (2019). What You Should Know About Decubitus Ulcers. (https://www.healthline.com/health/pressure-ulcer)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Bedsores (Pressure Ulcers). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bed-sores/symptoms-causes/syc-20355893)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app