Tips Ampuh Atasi Muntah dan Diare (Muntaber) Pada Anak

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Tips Ampuh Atasi Muntah dan Diare (Muntaber) Pada Anak

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Diare pada bayi dan anak ditandai dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering daripada biasanya, tekstur tinjanya juga lebih cair.
  • Penyebab diare pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh infeksi virus, keracunan makanan, maupun alergi terhadap makanan tertentu.
  • Terus susui bayi dengan ASI atau susu formula seperti biasa. Anda juga dapat memberikan sup bening untuk membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang.
  • Untuk mencegah dehidrasi akibat muntah atau diare, berikan cairan elektrolit seperti oralit yang bisa dibeli di HDmall. Beli oralit di sini.
  • Segera bawa si kecil ke dokter jika mengalami BAB encer 6 kali atau lebih dalam 24 jam, maupun muntah 3 kali dalam 24 jam terakhir.

Diare dan muntah adalah penyakit umum yang dialami anak-anak, dalam masyarakat kita sering disebut sebagai muntaber alias muntah berak. Gejala muntah biasanya akan berhenti dalam waktu tiga hari. Sedangkan diare biasanya berlangsung lebih lama, yaitu 5-7 hari dan akan berhenti dalam waktu 2 minggu. Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua untuk mengatasi muntah dan diare pada anak? Simak tipsnya berikut ini.

Seperti apa diare pada bayi dan anak?

Buang air besar yang cenderung encer pada bayi terkadang merupakan sesuatu yang wajar. Terlebih untuk bayi yang diberikan ASI, biasanya cenderung memiliki tinja lebih encer daripada bayi yang diberi susu formula. Semakin bertambahnya usia, frekuensi buang air besar menjadi lebih jarang dengan tinja yang lebih padat.

Bayi dan anak dikatakan mengalami diare ketika frekuensi buang air besarnya lebih sering daripada biasanya. Selain itu, tekstur tinjanya juga lebih cair atau tampak seperti mencret.

Penyebab diare dan muntah pada anak

Diare dan muntah pada anak dapat disebabkan oleh banyak hal yang berbeda, termasuk:

Diare dapat disebabkan oleh infeksi dan bisa disertai dengan muntah-muntah. Kondisi ini disebut gastroenteritis (muntaber) yang biasanya disebabkan oleh virus. Kebanyakan kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi yang diberi susu formula daripada bayi yang diberikan ASI. 

Baca Juga: Cara Aman Mengatasi Muntah pada Anak

Mengatasi diare dan muntah pada bayi

Diare dan muntah pada bayi cenderung lebih serius, karena bayi lebih mudah kehilangan cairan dalam tubuh sehingga mengalami dehidrasi. Hal ini ditandai dengan lesu atau rewel, bibir kering, dan kulit kendur, pucat atau berbintik-bintik, hingga mata dan ubun-ubun menjadi cekung.

Jika bayi mengalami dehidrasi, maka bayi akan jarang buang air kecil. Akibatnya, si kecil menjadi kehilangan nafsu makan bahkan tangan dan kaki teraba dingin.

Pada kondisi seperti ini, maka bayi akan membutuhkan cairan tambahan. Anda dapat membeli cairan rehidrasi oral (Oralit) dari apotek setempat atau melalui resep dokter.

Baca Juga: Cara Membuat Oralit Sendiri di Rumah dan Aturan Minumnya

Segera bawa si kecil ke dokter apabila bayi buang air besar encer 6 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir, atau jika bayi mengalami muntah 3 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir. Anak Anda mungkin akan diberikan infus untuk mencegah bayi Anda dehidrasi semakin parah.

Selain itu, anak Anda juga harus segera dibawa ke dokter jika:

  • Bayi kurang responsif
  • Panas atau demam
  • Tidak atau jarang pipis
  • Muntah telah berlangsung lebih dari satu hari
  • Kondisinya tampak mengkhawatirkan

Mengatasi diare dan muntah pada balita

Hubungi dokter jika balita mengalami:

  • Diare dan muntah pada saat yang sama
  • Diare yang sangat encer, dan terdapat bercak darah di dalamnya atau berlangsung selama lebih dari dua atau tiga hari
  • Sakit perut parah atau berkelanjutan

Hindari memberikan obat anti diare tanpa anjuran dokter. Alih-alih menyembuhkan, hal ini malah bisa membahayakan kesehatan balita Anda. Sebaiknya mintalah saran dokter maupun apoteker mengenai pengobatan rehidrasi oral untuk membantu mencegah dehidrasi pada balita.

Mengatasi diare dan muntah pada anak-anak

Hubungi dokter atau pergi ke pelayanan gawat darurat jika anak mengalami:

  • Diare 6 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir
  • Diare dan muntah pada saat yang sama
  • Diare yang sangat encer
  • Diare yang ada darah di dalamnya
  • Diare yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu
  • Diare yang membuat Anda khawatir.

Langkah perawatan muntaber di rumah

Jika anak memiliki diare dan muntah, maka ada sejumlah hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu menjaga kondisi mereka agar lebih baik:

Makan dan waktu makan

  • Berikan ASI atau susu formula seperti biasa.
  • Jika anak Anda sudah mengonsumsi makanan padat, maka lanjutkanlah.
  • Jika bayi berusia di bawah satu tahun, Anda harus mencoba untuk memberi mereka lebih banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
  • Anak-anak harus makan secara normal. Makanan tinggi karbohidrat, seperti roti, kentang, pasta dan nasi adalah jenis makanan yang baik. Pemberian sup juga akan membantu menggantikan cairan.
  • Menjaga kebersihan pribadi dengan baik.
  • Pada bayi yang diberi susu formula, pastikan bahwa botol disterilkan dengan sangat hati-hati sebelum digunakan.

Menghindari dehidrasi

  • Dorong anak untuk minum secukupnya, sedikit-sedikit tapi sering. Anak-anak akan kehilangan cairan melalui muntah sehingga, anak akan membutuhkan cairan tambahan dengan air putih atau cairan oralit.
  • Khusus minuman rehidrasi (ORALIT) siap dibeli dari apotek setempat. Selalu ikuti petunjuk pada paket.
  • Jika anak menolak minuman rehidrasi, maka buatlah jus buah yang diencerkan dengan air putih.
  • Minuman olahraga dan minuman energi harus dihindari, karena itu bukanlah pilihan cairan rehidrasi yang baik.

Obat-obatan

  • Jangan memberikan anak obat-obatan untuk menghentikan diare. Hal yang terbaik adalah membiarkan setiap jenis diare (yang disebabkan virus atau bakteri) agar cepat terbuang meninggalkan tubuh.
  • Antibiotik biasanya tidak diberikan untuk mengobati diare dan muntah, karena kebanyakan kasus disebabkan oleh infeksi virus. Antibiotik hanya bekerja untuk memerangi bakteri pada disentri yaitu mencret yang disertai adanya darah dalam tinja.
  • Jauhkan anak dari orang-orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah untuk mencegah penularan

Jaga Kebersihan

  • Untuk bayi dan anak-anak yang memakai popok, krim atau lotion pelindung dapat membantu untuk mencegah rasa sakit atau terbentuknya ruam popok.
  • Pastikan bagian bawah anak dibersihkan dengan lembut dan menyeluruh. Lakukan setelah tiap kali diare untuk menghindari iritasi pada kulit.
  • Cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat untuk mencegah penyebaran infeksi. Mengeringkan tangan Anda secara menyeluruh tapi jangan berbagi handuk karena hal ini dapat menyebarkan infeksi. Cuci tanganmu pada saat:
    • Sebelum menyiapkan makanan, termasuk botol bayi
    • Sebelum makan
    • Setelah pergi ke toilet atau mengganti popok anak Anda
    • Setelah membersihkan darah, feses atau muntah
    • Setelah menyeka hidung, baik anak atau Anda sendiri
    • Setelah membuang sampah
  • Jangan berbagi barang pribadi. Anak Anda harus menggunakan barang-barang pribadi milik mereka sendiri, seperti handuk, sikat gigi, flanel atau kain wajah.
  • Jangan mengizinkan anak berenang hingga 2 minggu setelah terakhir diare atau muntah.
  • Jika anak diare atau muntah, mintalah izin tidak masuk sekolah setidaknya selama 2 jam setelah diare terakhir.
  • Segera buang dan cuci pakaian atau tempat tidur yang terkontaminasi dengan diare atau muntah.

Jika Anda masih khawatir tentang diare dan muntah pada anak Anda, maka pergilah ke dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
14 causes of dizziness and vomiting. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322638.php)
Vomiting: Definition and Patient Education. Healthline. (https://www.healthline.com/health/vomiting)
Nausea and Vomiting - Common Causes and How To Treat It. WebMD. (https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-nausea-vomiting)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app