Ternyata, Olahraga Terlalu Keras Bisa Picu Gagal Ginjal!

Dipublish tanggal: Jul 2, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 20, 2019 Waktu baca: 3 menit
Ternyata, Olahraga Terlalu Keras Bisa Picu Gagal Ginjal!

Olahraga merupakan salah satu cara agar tubuh kita tetap sehat dan fit. Namun, ketika Anda terlalu memaksakan diri untuk olahraga terlalu keras, tubuh bukannya terasa makin sehat, tapi malah bisa membahayakan diri sendiri. Apalagi jika Anda melakukan olahraga intensitas tinggi seperti marathon atau crossfit tanpa pengawasan, hal ini bisa memicu gagal ginjal akut. Bagaimana bisa?

Pecahnya otot rangka tubuh akibat dipaksa bekerja terlalu keras

Ketika Anda memaksakan tubuh Anda untuk bekerja terlalu keras, hal ini dapat menimbulkan risiko pecahnya otot rangka sehingga komponen sel otot masuk ke dalam aliran darah. Dalam dunia medis, hal ini disebut dengan rhabdomyolisis.

Rhabdomyolisis dapat terjadi ketika otot yang bekerja dalam tubuh merasa amat kelelahan bekerja, sehingga sel-sel otot rangka yang ada di dalamnya mulai menghancurkan diri (lisis). Akibatnya, myoglobin atau protein serta produk serat yang ada dalam otot menjadi terlepas ke dalam aliran darah.

Gejala rhabdomyolisis mungkin sulit untuk dideteksi, sebab hal ini tergantung pada penyebabnya. Gejalanya pun tidak hanya bisa terjadi pada satu area tubuh, tapi bisa ke ke seluruh tubuh. 

Namun, gejala rhabdomyolisis yang paling umum terjadi setelah olahraga terlalu keras adalah nyeri otot di bahu, paha, atau punggung bawah. Bahkan, nyeri ini membuat penderitanya kesulitan menggerakkan lengan dan kaki.

Sayangnya, banyak orang mengabaikan gejala ini. Semakin terus dibiarkan, kerusakan otot akibat olahraga terlalu keras dapat membuat bagian tubuh jadi bengkak dan terasa nyeri yang hebat. Ketika hal ini sudah terjadi, salah satu dampak akhirnya adalah kemungkinan terjadinya gagal ginjal akut.

Baca Juga: Bahaya yang Mengancam Tubuh Anda Ketika Berolahraga Terlalu Berat

Waspadai tanda dan gejala gagal ginjal

Sebelum mengetahui gejala gagal ginjal, Anda harus tahu dulu tanda-tanda rhabdomyolisis yang sudah parah. Hal ini diawali dengan perubahan warna urine menjadi cokelat gelap seperti teh atau kemerahan akibat campuran komponen otot. Volume urine semakin berkurang hingga berhenti sama sekali.

Ditambah lagi beberapa efek lain yang dapat Anda rasakan berupa :

  • Napas pendek
  • Sering merasa lelah
  • Mengantuk
  • Bingung
  • Mual
  • Rasa nyeri serta tertekan di bagian dada
  • Beberapa bagian tubuh membengkak akibat kelebihan cairan, salah satunya kaki

Jika semua hal tersebut sudah Anda alami, maka bisa dikatakan bahwa Anda mengalami gejala gagal ginjal akut atau acute kidney injury. Sekitar 30 persen penderita rhabdomyolisis diketahui juga mengidap gagal ginjal akut.

Penyakit gagal ginjal dapat berkembang cukup cepat, tergantung kondisi, ketahanan, serta konsentrasi zat terlarut yang ada dalam darah. Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala gagal ginjal akut.

Umumnya, dokter akan menganjurkan Anda menjalani dialisis. Hal ini bertujuan untuk mencegah gagal ginjal makin parah atau berakibat fatal bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya: Perbedaan Gagal Ginjal Akut vs Gagal Ginjal Kronis

Olahraga intensitas tinggi boleh saja, tapi perhatikan tubuh sendiri

Sebelum melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, ada baiknya untuk mengetes kemampuan Anda atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan personal trainer terpercaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh Anda yang sebenarnya, sehingga terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.

Selain melakukan konsultasi, ada beberapa hal yang juga harus Anda perhatikan sebelum melakukan olahraga berat, yaitu:

  • Lakukan pemanasan sebelum Anda berolahraga dan pendinginan setelah melakukan gerakan berat.
  • Lakukan program peningkatan kualitas dan kuantitas olahraga secara bertahap. 
  • Berikan waktu bagi tubuh Anda untuk beristirahat agar kembali putih.
  • Jangan pernah memaksakan diri. Segera berhenti bila tubuh merasa lelah.
  • Mencukupi asupan cairan selama berolahraga. Jangan tunggu sampai haus, sebab saat Anda merasa haus, Anda sudah mengalami 2 persen dehidrasi
  • Makanlah makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung protein.

Kunci terpentingnya adalah pahami kemampuan diri sendiri. Hindari memaksakan diri untuk olahraga terlalu keras agar tidak jatuh sakit bahkan terkena risiko gagal ginjal akut. Jangan lupa untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan supaya tubuh tetap fit setelah olahraga.

Baca Juga: Tips Memulai Hidup Sehat Jika Sebelumnya Tidak Pernah Olahraga


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sauret JM, et al. (2002). Rhabdomyolysis. (http://www.aafp.org/afp/2002/0301/p907.html)
Lopez-Jimenez F. (2018). How do you know if you have rhabdomyolysis from statin use? (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/expert-answers/rhabdomyolysis/faq-20057817)
Chavez LO, et al. (2016). Beyond muscle destruction: A systemic review of rhabdomyolysis for clinical practice. DOI: (https://ccforum.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13054-016-1314-5)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app