Targocid: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jul 3, 2019 Waktu baca: 2 menit

Ini adalah review terhadap obat dengan merk targocid. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan targocid.

pabrik  

aventis

golongan

obat keras

kemasan  

  • 1 vial 400 mg injeksi

kandungan

  • Teicoplanin 400 mg

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

teikoplanin (Teicoplanin) adalah antibiotik golongan glikopeptida, termasuk kelas makrolida yang mempunyai spektrum luas, aktif terutama terhadap bakteri gram positif. teikoplanin (Teicoplanin) adalah bakteriostatik yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri.

Indikasi targocid

  • Kegunaan targocid (Teicoplanin) adalah untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman yang peka terhadap targocid (Teicoplanin) terutama yang disebabkan oleh bakteri gram positif, termasuk inkeksi oleh Staphylococcus aureus, streptococci, enterococci, bacilli, diphtheroids  dan Enterococcus faecalis yang resisten terhadap antibiotika lain.
  • obat ini juga digunakan untuk pengobatan penyakit - penyakit seperti septicaemia, endocarditis, infeksi kulit dan jaringan lunak
  • targocid (Teicoplanin) diketahui efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh pseudomembranous colitis dan Clostridium difficile yang sering dikaitkan sebagai penyebab diare

Kontra indikasi 

  • targocid (Teicoplanin) harus dihindari pada pasien hipersensitifitas pada targocid (Teicoplanin) dan antibiotika glikopeptida lainnya.
  • targocid (Teicoplanin) dikontraindikasikan untuk pasien dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak.
  • Jika pasien mempunyai riwayat alergi terhadap vancomycin sebaiknya tidak diberikan antibiotik ini

Efek Samping targocid

  • Kebanyakan efek samping targocid (Teicoplanin) yang muncul adalah demam, gatal dan kemerahan pada kulit
  • Kejadian yang lebih jarang diantaranya gangguan pada darah dan sumsum tulang, bronkospasme, diare, gangguan pendengaran atau tinnitus, sakit kepala, mual, muntah dan radang pembuluh darah
  • Reaksi hipersensitivitas atau reaksi anafilaksis yang bisa berakibat fatal seperti: shock anafilaksis, gatal, urtikaria, kemerahan pada kulit, angioedema, denyut jantung cepat, menurunkan tekanan darah, dan gangguan pernapasan
  • Jika tanda - tanda reaksi anfilaksis terjadi segera hubungi pihak medis

Toleransi terhadap kehamilan

teikoplanin (Teicoplanin) yang telah digunakan oleh hanya sedikit wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa mengalami peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia yang telah diamati . Studi pada hewan telah menunjukkan bukti terjadinya peningkatan kerusakan janin , tetapi signifikansinya dianggap tidak pasti pada manusia .

Perhatian

  • Jangan memberikan targocid (Teicoplanin) pada pasien yang mempunyai riwayat hipersensitivitas terhadap teikoplanin (Teicoplanin), vancomycin, dan antibiotik golongan glikopeptida atau macrolida lainnya
  • hindari juga memberikan obat ini untuk orang - orang yang mempunyai kerusakan fungsi ginjal terutama yang sedang menjalani terapi cuci darah
  • hanya sedikit data yang diamati terhadap efek obat ini pada wanita hamil, sehingga penggunaanya harus dilakukan sangat hati - hati, begitu juga penggunaan pada ibu menyusui

Interaksi obat

targocid (Teicoplanin) berinteraksi dengan obat - obat nefrotoksik dan neurotoksik, seperti aminoglycosides, colistin, amphotericin B, ciclosporin, cisplatin, furosemide, dan ethacrynic acid.

 Dosis targocid

targocid (Teicoplanin) diberikan dengan dosis :

Dewasa :

  • infeksi sedang : dosis awal : 400 mg secara Intra Vena, pemeliharaan 200 mg setiap hari secara Intra Vena
  • infeksi berat : 400 mg secara Intra Vena 12 jam 3 x dosis, diikuti 200 mg setiap hari Intra Vena atau Intra muskular

Terkait

  • Merk - merk obat yang dengan kandungan teikoplanin (Teicoplanin)
  • Merk - merk obat yang termasuk antibiotik golongan makrolida

8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Peeters, O., Ferry, T., Ader, F. et al. Teicoplanin-based antimicrobial therapy in Staphylococcus aureus bone and joint infection: tolerance, efficacy and experience with subcutaneous administration. BMC Infect Dis 16, 622 (2016). https://doi.org/10.1186/s12879-016-1955-7. BMC Infectious Diseases. (https://bmcinfectdis.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12879-016-1955-7)
Svetitsky, S., Leibovici, L., & Paul, M. (2009). Comparative Efficacy and Safety of Vancomycin versus Teicoplanin: Systematic Review and Meta-Analysis. Antimicrobial Agents And Chemotherapy, 53(10), 4069-4079. https://doi.org/10.1128/aac.00341-09. Antimicrobial Agents and Chemotherapy. (https://aac.asm.org/content/53/10/4069)
Teicoplanin - an overview. ScienceDirect. (https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/teicoplanin)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app