Kebal dari Virus Corona Tapi Bisa Menularkan Pada Orang Lain, Kok Bisa?

Dipublish tanggal: Feb 13, 2020 Update terakhir: Agu 5, 2021 Waktu baca: 4 menit
Kebal dari Virus Corona Tapi Bisa Menularkan Pada Orang Lain, Kok Bisa?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Belum ada pernyataan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai istilah super-spreader;
  • Super-spreader adalah orang yang dapat menginfeksi atau menularkan penyakit pada banyak orang dalam waktu cepat;
  • Seorang pria asal Inggris diketahui dapat menularkan coronavirus pada 11 orang di 3 negara berbeda, diduga saat melakukan perjalanan bisnis;
  • Ada 2 kemungkinan penyebab super-spreader, yaitu faktor kemampuan tubuh untuk menyebarkan virus atau sistem imun tubuh;
  • Orang yang sering bepergian lebih mungkin menjadi super-spreader dan menyebarkan virus ke lebih banyak orang;
  • Selalu jaga kebersihan diri agar tubuh terhindar dari risiko penyakit, termasuk virus corona Covid-19;
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Dapatkan paket tes COVID-19 berupa swab PCRswab antigen, dan rapid test dengan harga bersahabat dan tim medis berpengalaman di HDmall.

Sampai saat ini, penyebaran virus corona terus meluas hingga ke banyak negara di sekitar China. Jumlah korbannya pun bertambah banyak, mengingat penularan virus misterius ini terjadi sangat cepat antar manusia. Hal ini juga dialami oleh seorang pria Inggris yang terinfeksi coronavirus, tapi bedanya tanpa sadar bisa menularkan virus tersebut pada banyak orang sekaligus. Kasus kebal virus corona ini disebut dengan istilah 'super-spreader'.

Apa itu 'super-spreader'?

Pada dasarnya, belum ada pernyataan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai istilah super-spreader. Menurut Dr. Stephen Griffin, asisten dosen di University of Leeds, super-spreader adalah istilah yang merujuk pada orang yang dapat menginfeksi atau menularkan penyakit pada banyak orang dalam waktu cepat.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Sejauh ini, dalam kasus infeksi virus corona Covid-19, satu pasien diketahui dapat menginfeksi 2-3 orang. Angka ini hanyalah rata-rata, beberapa pasien bisa menularkan pada lebih sedikit atau lebih banyak orang dalam satu waktu.

Baca juga: 9 Fakta Mengenai Virus Corona (Covid 19) yang Perlu Diketahui

Jika seseorang dapat menularkan virus lebih dari jumlah rata-rata tersebut, maka seseorang bisa disebut sebagai super-spreader. Hal inilah yang terjadi pada pria asal Inggris bernama Steve Walsh.

Melansir dari Independent, Walsh diketahui dapat menularkan coronavirus pada setidaknya 11 orang di 3 negara berbeda. Diduga, pria tersebut mulanya terinfeksi virus corona saat melakukan perjalanan bisnis ke Singapura dan liburan ke Prancis.

Walsh yang merupakan seorang pengusaha tersebut diketahui telah melakukan kontak langsung dengan kerabatnya yang positif virus corona di Prancis. Namun menariknya, pria tersebut tidak jatuh sakit meskipun membawa virus corona dalam tubuhnya.

Batasan seseorang disebut super-spreader berbeda-beda. Pada kasus epidemi SARS, misalnya, satu pasien yang kebal virus diketahui dapat menginfeksi virus SARS pada 8 orang. Sedangkan pasien MERS dapat disebut sebagai super-spreader setelah menginfeksi 6 orang.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Bagaimana seseorang bisa menularkan virus corona tanpa jatuh sakit?

Para ahli masih belum bisa memastikan penyebab kebal virus corona super-spreader ini. Menurut Mark Woolhouse, seorang dosen epidemiologi penyakit menular di University of Edinburgh, kemungkinan ada 2 teori yang mendasarinya.

1. Kemampuan tubuh untuk menyebarkan virus

Beberapa orang mungkin saja memiliki kemampuan untuk melepaskan virus dalam jumlah besar, sehingga penyebarannya pun meluas. Tipe orang ini cenderung lebih mudah sakit dan rentan menjalani perawatan di rumah sakit.

Virus dalam tubuh mungkin saja mengalami mutasi atau perubahan genom sehingga virus lebih mudah bereplikasi. Alhasil, virus tersebut jadi lebih aktif dan mudah menular secara masif.

Baca juga: Berapa Lama Gejala Virus Corona Muncul dari Awal Paparan?

Sayangnya, belum ada bukti yang jelas bahwa hal serupa terjadi pada kasus virus corona Covid-19. 

2. Sistem imun tubuh sangat kuat

Si super-spreader bisa saja memiliki sistem imun yang sangat kuat sehingga mampu mengatasi virus dalam tubuhnya dengan baik, bahkan tanpa menunjukkan gejala apa pun. Mereka bisa beraktivitas seperti biasa dan tidak sadar bisa menularkan virus tersebut pada orang lain.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Saat bepergian ke tempat yang ramai, ia tentu akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Hal inilah yang meningkatkan risiko penularan penyakit. Maka tak heran jika jumlah orang yang tertular juga akan semakin banyak.

Orang yang disebut super-spreader seperti pada kasus pria Inggris tadi tidak bisa disalahkan sebagai penyebar virus. Pasalnya, ia sendiri tentu tidak tahu bahwa ada virus yang hinggap di tubuhnya, apalagi sampai bisa menularkannya pada banyak orang sekaligus.

Baca juga: Geger Virus Corona Masuk ke Indonesia, Bagaimana Cara Mendeteksinya?

Mungkinkah kita kebal virus corona?

Setiap orang memiliki sistem imun tubuh yang berbeda-beda. Ada orang yang kebal virus, tapi ada juga yang tubuhnya lebih gampang sakit karena sistem imunnya rendah.

Hal ini sama seperti saat Anda terkena virus flu. Terkadang, Anda tidak langsung merasakan gejala flu sesaat setelah virusnya masuk ke dalam tubuh. Namun, Anda tidak sadar bahwa Anda sebetulnya sudah bisa menularkannya pada orang lain.

Ini berlaku juga pada kasus virus corona Covid-19. Setiap orang mungkin saja menjadi kebal virus corona, tergantung dari beberapa faktor seperti daya tahan tubuh, riwayat perjalanan, perilaku, dan faktor lingkungan

Orang yang sering bepergian lebih mungkin menjadi super-spreader dan menyebarkan virus ke lebih banyak orang. Apalagi jika dirinya tidak menjaga kebersihan dengan baik, seperti batuk sembarangan atau malas cuci tangan, maka risiko penularan tentu akan lebih besar dan meluas.

Para ahli masih terus mencari tahu mengapa seseorang bisa menjadi super-spreader, bisa kebal virus dan menyebarkannya pada banyak orang sekaligus. Maka itu, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan diri agar tidak mudah terkena infeksi.

Sekilas tentang virus corona Covid-19

Coronavirus adalah jenis virus yang dikategorikan sebagai zoonosis, yaitu dapat ditularkan melalui hewan ataupun manusia. COVID-19 mirip dengan jenis coronavirus penyebab SARS (SARS-CoV). Waspadai tanda dan gejala virus corona meliputi demam, batuk, hingga kesulitan bernapas.

Untuk mencegah penularan virus corona, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan diri sendiri dan orang terdekat. Selalu cuci tangan pakai sabun, gunakan masker pelindung, perhatikan etika batuk dan bersin, dan konsumsi makanan bergizi seimbang. 

Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit. Bila Anda mengalami gejala-gejala tadi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Jaga kebersihan diri sendiri dan orang terdekat dari virus Corona (Covid-19) dengan rajin cuci tangan dengan sabun, kenakan masker pelindung, gunakan tisue ketika bersin atau batuk, dan hindari tempat keramaian. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan minum air putih serta multivitamin.     

Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, bersin, atau kondisi lainnya, sebaiknya segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan. Untuk informasi atau laporan mengenai kasus Covid-19, bisa melihat di website resmi www.covid19.go.id atau menghubungi hotline Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) khusus COVID-19 di nomor 119 ext. 9. Pencegahan dan penanganan awal akan membantu mengurangi risiko bahaya atau komplikasi yang lebih parah.

6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Independent. Coronavirus: What is a super-spreader and how do they change disease outbreaks? (https://www.independent.co.uk/life-style/health-and-families/coronavirus-what-is-super-spreader-china-singapore-flight-outbreak-a9329156.html). 12 Febaruari 2020.
The Guardian. Stigmatising 'super-spreaders' won't help the fight against coronavirus. (https://www.theguardian.com/commentisfree/2020/feb/12/super-spreaders-coronavirus). 12 Februari 2020.
The Guardian. What are super-spreaders and how are they transmitting coronavirus? (https://www.theguardian.com/world/2020/feb/10/what-are-super-spreaders-coronavirus). 10 Februari 2020.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app