Schistosomiasis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit Schistosomiasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit yang menyerang usus dan organ lainnya. Hingga saat ini Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan kasus Schistosomiasis terbanyak. 

Larva cacing menembus kulit lalu berkembang menjadi cacing dewasa dan bertelur di dalam tubuh.

Terdapat tiga jenis parasit yang menyebabkan Schistosomiasis di Indonesia yaitu Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni, dan Schistosoma hematobium. Cacing parasit tersebut merupakan salah satu jenis trematoda. 

Cacing tumbuh mulai dari telur dan berkembang menjadi cacing dewasa setelah termakan atau masuk ke dalam kulit.

Cacing dewasa dapat berkembang di organ-organ seperti usus, paru-paru, dan jantung. Parasit Schistosoma dapat masuk ke peredaran darah sehingga dapat menuju organ-organ di dalam tubuh. 

Cacing dalam bertahan di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun sebelum menimbulkan gejala. Pada kasus ringan, cacing atau telurnya dapat keluar melalui urin dan tinja. 

Tetapi apabila daya tahan tubuh tidak dapat membasminya, maka larva cacing akan terus menetap hingga menimbulkan gejala. Masuknya parasit kedalam tubuh terjadi karena:

  • Berenang di danau atau sungai air tawar yang tercemar larva penyebab schistosomiasis
  • Air yang tidak di masak sampai matang
  • Berinteraksi dengan seseorang yang terinfeksi schistosoma seperti makan bersama, menggunakan jamban atau toilet bersama.
  • Buang air besar sembarangan di sungai

Di Indonesia, danau lindu merupakan salah satu danau di Sulawesi sebagai tempat habitat parasit schistosoma. Larva telur dan tinja yang menetas di tanah dan genangan air di sekitar serta populasi keong Oncomelania yang apabila terbawa melalui kulit manusia, maka akan masuk kedalam tubuh sehingga dapat menimbulkan infeksi.

Gejala Schistosomiasis

Gejala pada penyakit Schistosomiasis bervariasi dan bergantung letak infeksi terjadi di dalam organ tubuh. Beberapa gejala awal yang dapat muncul antara lain:

  • Gatal kulit
    Gejala awal yang terjadi selama stadium inkubasi menimbulkan reaksi lokal pada jaringan kulit sehingga muncul ruam dan gatal.
  • Demam
    Demam disertai menggigil menandakan bahwa infeksi telah aktif
  • Diare dan nyeri perut
    Larva cacing telah masuk ke dalam usus dan dapat beresiko diare berdarah
  • Pembesaran hati dan kelenjar getah bening

Gejala lainnya yang dapat muncul setelah berkembangnya infeksi antara lain:

  • Kekuningan di seluruh tubuh
  • Nyeri kepala
  • Berat badan menurun
  • Nyeri perut
  • Sesak nafas
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Lemas
  • Hepatomegali
  • Hematuria ( darah pada urin)
  • Ascites
  • Varises esofagus
  • Diagnosis Schistosomiasis

Resiko terjadinya schistosomiasis dinilai dari daerah sekitar, gejala yang muncul bertahap dan semakin berat, serta lingkup sosial ekonomi. Dokter perlu melakukan anamnesis terkait gejala yang dialami serta adanya riwayat berpergian ke daerah yang tercemar larva penyebab schistosomiasis.

Untuk memastikan diagnosis, dokter melakukan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari:

  • Tes urin dan tinja
    Pemeriksaan sampel urin dan tinja dapat mendeteksi adanya telur atau larva penyebab schistosomiasis
  • Biopsi
    Penetuan jenis cacing atau larva penyebab penyakit melalui pengambilan sampel jaringan di organ.

Pengobatan Schistosomiasis

Obat cacing bernama praziquantel merupakan obat utama yang diberikan pada kasus schistosomiasis. Obat ini sangat efektif dalam penanganannya membasmi telur cacing hingga cacing dewasa serta mencegah terjadi infeksi kembali.

Dosis diberikan sesuai dengan jenis parasit schistosomiasis. BIla disebabkan oleh Schistosoma japonicum (gejala tersering berupa nyeri perut, diare berdarah, dan pembesaran hati) , berikan sebanyak 60 mg per kilogram berat badan. 

Sedangkan pada schistosomiasis akibat parasit Schisotoma mansoni dan Schistosoma hematobium, dosisi praziquantel yaitu 40 mg per kilogram berat badan.

Setelah pengobatan selama 3 minggu, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah atau tes tinja kembali untuk memastikan bahwa tidak ada lagi sisa telur penyebab schistosomiasis.

Saat di rumah, biasakan untuk memasak air hingga matang dan mencuci sayur hingga bersih sebelum di masak. Apabila keluar rumah haruslah memakai alas kaki dan tidak bermain atau mencuci sesuatu di air tawar atau danau tempat berkembang biaknya parasit schistosomiasis.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Schistosomiasis (bilharzia) - NHS (https://www.nhs.uk/conditions/schistosomiasis/)
Schistosomiasis: MedlinePlus Medical Encyclopedia (https://medlineplus.gov/ency/article/001321.htm)
Bilharzia (schistosomiasis): Transmission, symptoms, and treatment (https://www.medicalnewstoday.com/articles/173081.php)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app