Serba-serbi Kondisi Hipotermia yang Harus Anda Waspadai

Hipotermia dapat dialami oleh semua orang. Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipotermia yaitu kelelahan, gangguan mental seperti demensia, serta mengonsumsi alkohol, narkoba, atau obat penenang pereda depresi. Selain itu, usia juga dapat merangsang terjadinya hipotermia. Bayi dan lansia lebih berisiko terkena hipotermia dibandingkan remaja dan dewasa.
Dipublish tanggal: Jul 7, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Serba-serbi Kondisi Hipotermia yang Harus Anda Waspadai

Hipotermia merupakan kondisi dimana suhu tubuh mengalami penurunan hingga dibawah 35 derajat celcius. Penurunan suhu tubuh secara drastis akan menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan beberapa organ tubuh. 

Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan gangguan pada jantung, sistem pernapasan, bahkan berisiko menyebabkan kematian.

Penyebab hipotermia

Hipotermia terjadi karena panas yang dihasilkan oleh tubuh tidak sebanyak yang dikeluarkan. Hal ini biasanya disebabkan terlalu lama berada di tempat yang dingin. 

Selain itu, menggunakan pakaian yang tidak tebal saat cuaca dingin atau menggunakan pakaian yang basah juga dapat menyebabkan tubuh menghasilkan panas lebih sedikit, sehingga berisiko terkena hipotermia. Selain itu, terlalu lama berendam di dalam air juga berisiko terkena hipotermia.

Hipotermia dapat dialami oleh semua orang. Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipotermia yaitu kelelahan, gangguan mental seperti demensia, serta mengonsumsi alkohol, narkoba, atau obat penenang pereda depresi. 

Selain itu, usia juga dapat merangsang terjadinya hipotermia. Bayi dan lansia lebih berisiko terkena hipotermia dibandingkan remaja dan dewasa. Penderita penyakit seperti hipotiroidisme, radang sendi, stroke, dan parkinson juga berisiko terkena hipotermia.

Gejala hipotermia

Hipotermia memiliki gejala yang bermacam-macam, tergantung pada keparahannya. Jika dilihat, hipotermia yang tidak begitu parah akan menunjukkan gejala kulit pucat dan terasa dingin, tubuh akan mati rasa dan menggigil, serta respon akan menurun. 

Selain itu, hipotermia juga menunjukkan gejala kesulitan dalam berbicara dan bergerak. Jika sudah parah, hipotermia akan menunjukkan gejala sesak napas, jantung berdebar, hingga denyut jantung mulai melemah.

Saat mulai menunjukkan gejala hipotermia, seperti tubuh menggigil dan kulit menjadi putih, sebaiknya segera lakukan penanganan. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan denyut jantung melemah, sehingga berisiko menyebabkan kematian.

Pengobatan hipotermia

Hipotermia memerlukan penanganan segera, untuk menghindari risiko terjadinya kematian. Hal pertama yang harus dilakukan saat bertemu orang yang mengalami hipotermia adalah memeriksa denyut nadi dan pernapasan. Jika denyut nadi telah berhenti, segera lakukan tindakan CPR atau memberikan napas buatan dan cari bantuan medis. 

Jika denyut nadi masih ditemukan, Anda dapat melakukan tindakan berikut.

  • Memindahkan ke tempat yang lebih kering
  • Mengganti pakaian basah dengan pakaian yang kering
  • Menutupi tubuh dengan selimut
  • Memberikan minuman manis dan hangat
  • Memberikan kompres air hangat untuk meningkatkan suhu tubuh
  • Hindari menggunakan bantal pemanas atau lampu pemanas.
  • Menemani hingga bantuan medis tiba

Setelah tiba di rumah sakit, penderita hipotermia biasanya akan langsung diberikan oksigen melalui masker atau selang hidung serta diberikan cairan infus yang telah dihangatkan. Selain itu, akan dilakukan penyedotan dan penghangatan darah, dan pemberian cairan steril yang dihangatkan.

Pencegahan hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi yang perlu penanganan segera untuk menghindari terjadinya komplikasi. Oleh karena itu, ada baiknya Anda melakukan beberapa pencegahan untuk menghindari terkena hipotermia, salah satunya adalah menjaga tubuh tetap kering. 

Sebaiknya segera ganti baju basah dengan baju kering, untuk menghindari penyerapan panas yang berlebihan. Selain itu, saat kondisi dingin, gunakanlah pakaian yang tebal seperti jaket. Bila perlu pakailah penutup kepala, sarung tangan, syal, kaos kaki, atau sepatu bot.

Anda juga dapat menghangatkan tubuh dengan melakukan beberapa gerakan. Selain itu, mengonsumsi minuman dan makanan yang hangat juga dapat menaikkan suhu tubuh, sehingga terhindar dari hipotermia. Sebaiknya hindari mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Winter weather frequently asked questions. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/disasters/winter/faq.html.
Frostbite and hypothermia. National Weather Service Weather Forecast Office. http://www.weather.gov/ws/run_widget.php?name=CMSSitePage&parameter_siteId=ctp&parameter_contentName=friday.
Tintinalli JE, et al. Hypothermia. In: Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th ed. New York, N.Y.: The McGraw Hill Companies; 2016. http://www.accessmedicine.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app