Seputar Vaksinasi Difteri Yang Harus Anda Ketahui

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Salah satu imunisasi wajib yang masuk dalam daftar Program Imunisasi Nasional adalah vaksinasi difteri yang diberi rekomendasi langsung dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 

Vaksin difteri diberikan dengan beberapa kombinasi vaksin yang lain supaya bisa melawan penyakit penyakit tertentu seperti tetanus. Saat ini ada  vaksin difteri, yaitu :

  • Vaksinasi DTP, untuk anak dibawah usia 7 tahun yang bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap tetanus, batuk rejan dan difteri
  • Vaksinasi DTaP, vaksin yang dengan kandungan yang serupa dengan DTP namun dengan sedikit modifikasi supaya efek samping bisa berkurang.
  • Vaksinasi DT, untuk anak dibawah usia 7 tahun yang bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap difteri dan tetanus.
  • Vaksinasi Tdap, digunakan untuk anak mulai usia 11 tahun hingga orang dewasa usia 64 tahun yang bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap tetanus, batuk rejan dan difteri
  • Vaksinasi Td, untuk remaja hingga orang dewasa yang bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap tetanus dan difteri. Vaksinisasi ini diulang setiap 10 tahun.

Indikasi dan kontraindikasi 

Vaksinasi difteri bertujuan untuk melakukan pencegahan penularan difteri dan mengurangi risiko epidemi difteri. Kalau Anda atau keluarga Anda memiliki alergi terhadap komposisi yang ada dalam vaksin difteri sebaiknya segera beritahu dokter supaya ditangguhkan. 

Selain itu penderita  sindrom Guillain-Barré, memiliki gangguan neurologis seperti kegang kejang atau sedang menderita sakit juga tidak akan diberikan vaksinasi difteri. Biasanya dokter biasnaya akan menyarankan untuk menunggu hingga sembuh lalu kemudian divaksinasi terhadap difteri. 

Wanita yang sedang berada dalam masa kehamilan atau sedang menyusui sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Vaksinasi difteri saat sedang dalam masa kehamilan atau menyusui bertujuan untuk memberikan perlindungan pada bayi dari batuk rejan, dengan melihat  jadwal vaksinasi untuk tetanus, batuk rejan dan difteri.

Kapan Dilakukan Vaksinasi Difteri?

Waktu imunisasi untuk difteri yang direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) adalah:

  • DTP atau DTap yang diberikan antara usia 6 minggu hingga 2 bulan yang dilanjutkan dengan DTP yang diberikan saat berusia 3 bulan. Selanjutnya bagi yang mendapatkan vaksin DTap yang diberikan saat berusia 4 bulan dan 6 bulan
  • Booster vaksinasi difteri akan diberikan pada rentang usia 18 bulan hingga 5 tahun
  • Sedangkan untuk anak usia 7 tahun keatas akan mendapatkan Tdap/Td pada usia antara 10 hingga 12 tahun.
  • Vaksin Td diberikan saat berusia 18 tahun dan setiap 10 tahun sekali akan diulang kembali.

Kalau Anda sampai melewatkan jadwal ini maka sangat disarankan untuk menghubungi dokter untuk mendapatkan jadwal ulangan supaya bisa mengejar jadwal ini secepatnya. 

Apabila sedang dalam masa kehamilan dan belum pernah menerima vaksinasi Tdap maka akan diberikan pada trimester terakhir. Ini hanya berlaku satu kali saja, jadi saat ada kehamilan kedua atau ketiga sudah tidak mendapatkannya lagi.

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan sebelum menjalani vaksinasi difteri. Namun, kondisi kesehatan dan tingkat alergi akan diuji supaya tidak terjadi masalah saat vaksinasi sudah dilakukan.

Prosedur Vaksinasi Difteri

Dokter akan melakukan suntikan vaksinasi difteri ke salah satu titik otot tubuh, jika pada saat yang bersamaan akan mendapatkan vaksinasi yang lain maka suntikan akan dilakukan di titik yang berbeda. Untuk bayi dan anak anak suntikan akan dilakukan di paha, namun untuk orang remaja dan orang dewasa suntikan akan dilakukan di lengan bagian atas. 

Sangat disarankan untuk Anda supaya memastikan vaksinasi yang akan diberikan dalam kondisi yang bagus dan hindari vaksinasi yang sudah kadaluarsa. Ciri ciri vaksinasi yang masih dalam kondisi baik adalah berwarna putih dan setelah dikocok akan berwarna abu abu.

Efek Samping

Dalam beberapa kasus yang cukup jarang terjadi, penerima vaksinasi mungkin akan mengalami pusing, pandangan kabur, telinga berdenging dan pingsan

Kalau mengalami keadaan ini, sangat disarankan duduk sejenak atau berbaring setelah vaksinasi diberikan setidaknya selama 15 menit. Untuk anak-anak, jika terjadi pembengkakan atau demam, biasanya akan diberikan obat demam setelah selsai vaksinasi.

Selain itu ada juga beberapa reaksi yang tergolong ringan dan biasanya akan sembuh sendiri setelah beberapa hari, seperti :


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Diphtheria. World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/biologicals/vaccines/diphtheria/en/)
Diphtheria - Vaccination. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/diphtheria/vaccination.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app