Phenazopyridine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Phenazopyridine obat apa?

Phenazopyridine adalah obat untuk mengatasi  gejala yang timbul akibat adanya iritasi atau infeksi pada saluran kemih. Kondisi ini menyebabkan rasa seperti terbakar dan nyeri saat buang air kecil serta keinginan untuk buang air kecil (kebelet) yang lebih sering. Masalah pada saluran kemih ini biasanya terjadi karena infeksi, pasca operasi, cedera ataupun efek samping penggunaan kateter.

Meskipun Phenazopyridine cukup efektif menghilangkan nyeri pada infeksi saluran kemih, namun obat ini tidak digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri. Karena itu umumnya obat ini diresepkan bersama antibiotik dan obat pereda nyeri untuk pengobatan menyeluruh infeksi saluran kemih atau yang juga dikenal sebagai anyang-anyangan.

Obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka waktu lama, jika dikombinasikan dengan antibiotik dianjurkan hanya menggunakannya selama 2 hari saja atau bisa lebih dari itu jika diresepkan oleh dokter.

Ikhtisar Obat Phenazopyridine

Jenis obat Gangguan kandung kemih dan prostat
Kategori Obat resep
Kegunaan Mengobati nyeri dan iritasi saluran kemih (ISK) atau anyang-anyangan
Konsumen Dewasa dan anak-anak
Kehamilan Kategori B
Sediaan Tablet
Merek Nexurin, Urogetix, Phenazopyridine

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja phenazopyridine sebenarnya belum sepenuhnya diketahui, namun secara farmakologis diketahui bahwa senyawa obat yang bersifat anastesi lokal ini dapat memberikan efek analgesik topikal langsung pada lapisan mukosa saluran kemih. Namun penggunaannya dibatasi karena efek toksisitasnya (terutama menyebabkan kelainan darah) dan potensi karsinogenetisnya.

Indikasi atau Kegunaan Phenazopyridine

Phenazopyridine digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul akibat adanya iritasi atau infeksi pada saluran kemih yang ditandai dengan nyeri saat buang air kecil, perasaan terbakar pada area kandung kemih dan perasaan selalu ingin buang air kecil namun jumlah urin yang dikeluarkan sedikit dan disertai perih. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada uretritis dan radang prostat.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Memiliki riwayat hipersensitifitas/alergi terhadap kandungan obat ini atau obat-obatan lainnya.
  • Sedang mengalami gangguan fungsi ginjal dan hati yang parah.
  • Laju filtrasi gromerolus kurang dari 50 ml/menit.

Dosis Phenazopyridine dan Cara Penggunaan

Phenazopyridine tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan kekuatan dosis 100 mg.

Dosis Phenazopyridine yang tepat adalah yang diresepkan oleh dokter Anda berdasarkan berat ringannya penyakit, umur, berat badan dll.

Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk mengatasi nyeri dan iritasi pada infeksi saluran kemih, radang prostat dan uretritis

  • Dewasa: dalam bentuk Phenazopyridine hindroklorida: 200 mg tiga kali sehari. Jika dikombinasikan dengan antibiotik maka maksimal digunakan dalam 2 hari atau jika menggunakan dosis yang lebih rendah bisa dikonsumsi hingga 1 minggu.
  • Anak-anak: dalam bentuk hindroklorida: 12 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis untuk 2 hari.

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih setelahnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti sekitar 6-8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Phenazopyridine pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Phenazopyridine

Seperti halnya obat-obatan lainnya, Phenazopyridine juga memiliki efek samping yang mungkin muncul dan jika kondisi ini memburuk dan berlangsung lama segera konsultasikan dengan dokter. Beberapa efek samping itu diantaranya:

Efek Overdosis Phenazopyridine

Penggunaan obat ini dalam jumlah melebihi dosis harian yang diresepkan dapat menyebabkan overdosis. Jika muncul gejala seperti kelelahan yang tidak biasa, perubahan warna kulit, perubahan jumlah urin, sesak napas, detak jantung cepat, kulit dan mata menguning, mudah memar , mudah berdarah dan kejang segera hubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan segera.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan fungsi ginjal, karena obat ini tidak dieleminasi seluruhnya oleh ginjal sehingga dapat tertimbun meningkat efek toksiknya. Terlebih lagi pada ginjal yang sudah parah.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan fungsi hati. Kasus hepatotoksisitas langka dilaporkan terkait dengan senyawa obat ini. Selain itu, kasus hipersensitifitas hepatitis juga dikaitkan dengan penggunaan obat ini.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada mereka yang mengalami defisiensi G-6-PD karena berisiko tinggi mengalami  metahemoglobinamia dan anemia hemolitik.
  • Hindari penggunaan dalam waktu lama kecuali atas nasihat dokter.
  • Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk, hindari mengendarai kendaraan atau alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
  • Hindari konsumsi alkohol saat menggunakan obat ini.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada lansia, terutama jika kondisi ginjal dan hati sudah lemah. penyesuaian dosis mungkin dibutuhkan.
  • Hentikan penggunaan jika terjadi perubahan warna kulit dan kuku menjadi kekuningan.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Phenazopyridine untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Phenazopyridine masuk dalam kategori B untuk ibu hamil menurut FDA. Hal ini berarti studi pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, meskipun cukup aman sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini pada wanita hamil.
  • Belum banyak data yang menjelasakan apakah Phenazopyridine terekstraksi pada ASI ibu menyusui. Oleh karena itu sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.

Interaksi Obat

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat akibat penggunaan bersama dengan obat lain. Sebagai akibatnya risiko efek samping dapat meningkat, efek beracun, atau bahkan obat tidak bekerja. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter.

Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Phenazopyridine, diantaranya adalah:

  • Sodium nitrat yang digunakan bersamaan dengan obat ini dapat meningkatkan risiko metehemoglobinemia.
  • Penggunaan bersamaan dengan salah satu dari beberapa jenis obat yang dapat menekan fungsi hati berikut (leflunomid, mipomersen, teriflunomide, lomitapide dan teriflunomide) dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.

Interaksi obat di atas tidak mencakup keseluruhan interaksi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, sampaikan pada dokter obat apa saja yang sedang Anda konsumsi bersamaan dengan obat ini.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Nordt, Sean. (2016). Pyelonephritis following Phenazopyridine Use. The American Journal of Emergency Medicine. 35. 10.1016/j.ajem.2016.11.058.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/311239971_Pyelonephritis_following_Phenazopyridine_Use)
Pergialiotis, Vasilios & Arnos, Pantelis & Mavros, Michail & Pitsouni, Eleni & Athanasiou, Stavros & Falagas, Matthew. (2012). Urinary tract analgesics for the treatment of patients with acute cystitis: Where is the clinical evidence?. Expert Review of Anti-infective Therapy. 10. 875-9. 10.1586/eri.12.72.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/231816601_Urinary_tract_analgesics_for_the_treatment_of_patients_with_acute_cystitis_Where_is_the_clinical_evidence)
El-Magd, Mohammed. (2019). Physicochemical properties and antibacterial efficacy of ciprofloxacin –phenazopyridine drugs in a binary solid dispersion.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/331332868_Physicochemical_properties_and_antibacterial_efficacy_of_ciprofloxacin_-phenazopyridine_drugs_in_a_binary_solid_dispersion)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app