Sering Tertukar, Ini Bedanya Gejala Tipes dan DBD

Dipublish tanggal: Jul 30, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 4 menit
Sering Tertukar, Ini Bedanya Gejala Tipes dan DBD

Banyak orang yang sering keliru dan sulit membedakan antara tipes dan DBD. Pasalnya, gejala tipes dan DBD memang sekilas hampir-hampir mirip, yaitu menyebabkan demam tinggi selama berhari-hari. Hati-hati, salah menentukan jenis penyakit bisa menyebabkan salah penanganan, lho! Lantas, bagaimana cara membedakan gejala tipes dan DBD? Berikut ulasan lengkapnya.

Sekilas tentang tipes dan DBD

Dalam istilah medis, tipes disebut juga dengan demam tifoid. Tipes adalah infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyerang saluran pencernaan.

Karena disebabkan oleh infeksi bakteri, demam tifoid dapat mudah menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang terinfeksi bisa menularkan bakteri dari tubuhnya melalui feses dan urine.

Ketika seseorang yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan bersih sebelum mengolah atau menyentuh makanan, kemudian makanan tersebut dikonsumsi oleh orang lain, maka bakteri tadi dapat tertelan dan membuat orang tersebut terkena penyakit tipes.

Sedangkan demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit akibat infeksi virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk ini biasanya aktif berkeliaran dan menggigit manusia di pagi hari.

Penyakit tipes dan DBD sama-sama bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, baik pria maupun wanita, usia muda atau tua. Hati-hati, kedua penyakit ini bisa membahayakan jiwa jika tidak cepat-cepat ditangani.

Baca Selengkapnya: Penyebab Demam Berdarah (DBD), Cara Penularan, dan Pencegahannya

Apa saja perbedaan gejala tipes dan DBD?

Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap gejala tipes sebagai DBD ataupun sebaliknya. Ini karena gejala tipes dan DBD memang cenderung mirip, yaitu sama-sama menyebabkan demam tinggi, sehingga sering kali tertukar.

Supaya tidak tertukar, berikut beberapa perbedaan gejala tipes dan DBD yang mudah dikenali, yaitu:

1. Demam tinggi

Walau sama-sama menyebabkan demam tinggi, perbedaan gejala tipes dan DBD bisa Anda lihat dari kapan munculnya demam tinggi tersebut. 

Orang yang terkena tipes biasanya mengalami demam tinggi yang naik-turun. Biasanya, demam tinggi karena tipes terjadi pada malam hari, lalu berangsur-angsur menurun di pagi hari.

Sedangkan demam akibat DBD dapat berlangsung sepanjang hari alias waktunya tidak berpola.

2. Bintik merah

Perbedaan gejala tipes dan DBD juga bisa dilihat dari bintik-bintik merah yang muncul di kulit. 

Coba tekan bintik merah pada kulit Anda, lalu perhatikan apakah bintik merahnya pudar atau tidak. Jika bintik tetap merah dan tidak pudar saat ditekan, maka hal ini bisa jadi salah satu gejala DBD akibat adanya perdarahan dalam tubuh.

Gejala tipes juga dapat menimbulkan bintik merah di kulit. Bedanya, bintik merah tersebut bukanlah bintik perdarahan, tapi karena infeksi bakteri Salmonella typhi.

3. Perdarahan

Gejala tipes dan DBD sama-sama tidak boleh dibiarkan. Semakin lambat ditangani atau bahkan tanpa pengobatan, penyakit tipes dan DBD dapat menyebabkan komplikasi berupa perdarahan yang membahayakan nyawa.

Komplikasi tipes yang paling serius adalah terjadinya perdarahan pada usus atau usus bocor (perforasi). Perforasi usus adalah kondisi ketika usus mengalami peradangan hebat dan akhirnya pecah atau berlubang.

Ketika itu terjadi, isi dalam usus akan keluar dan memenuhi rongga perut. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa sakit perut parah, mual, muntah, hingga infeksi darah (sepsis).

Penyakit DBD juga dapat memicu perdarahan dalam tubuh. Namun berbeda dengan tipes, perdarahan akibat DBD disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah.

Pada awalnya, orang yang terkena demam berdarah dengue sering mengalami mimisan, perdarahan ringan pada gusi, dan nyeri otot. Jika tidak cepat-cepat ditangani, kerusakan pembuluh darah dapat membuat organ-organ tubuh gagal berfungsi. Lebih parahnya lagi bisa memicu kematian.

4. Waktu munculnya penyakit

Perbedaan tipes dan DBD juga bisa dilihat dari waktu munculnya penyakit. DBD termasuk penyakit musiman, biasanya terjadi pada saat musim hujan. Lingkungan yang lembap merupakan tempat favorit bagi nyamuk untuk berkembang biak.

Lain dengan demam berdarah, penyakit tipes bisa terjadi kapan saja, terlepas dari apa pun musimnya. Selama Anda tidak menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan dengan baik, maka risiko terkena penyakit tipes akan selalu mengintai.

Baca Juga: Ciri-Ciri dan Gejala Tipes yang Perlu Anda Waspadai Sejak Awal

Bagaimana cara memastikan gejala tipes dan DBD?

Jika Anda mengalami demam tinggi selama lebih dari 3 hari, segera konsultasikan ke dokter. Satu-satunya cara untuk memastikan apakah Anda mengalami gejala tipes atau DBD adalah melalui pemeriksaan darah.

Apabila dicurigai penyakit tipes, dokter akan menganjurkan Anda melakukan tes widal. Pemeriksaan ini membutuhkan sampel darah Anda untuk mendeteksi ada-tidaknya antibodi spesifik terhadap bakteri Salmonella typhi, bakteri penyebab tipes.

Selain itu, pemeriksaan penyakit tipes juga bisa melalui analisis tinja atau urine untuk mencari bakteri Salmonella. Hanya saja, bakteri penyebab tipes tidak selalu tampak pada pemeriksaan awal. Anda mungkin membutuhkan serangkaian tes lanjutan guna memastikannya.

Mendiagnosis penyakit DBD cenderung lebih sulit. Pasalnya, gejala penyakit DBD mirip seperti penyakit malaria, leptospirosis, atau bahkan penyakit tipes itu sendiri.

Untuk memastikan gejala DBD atau bukan, dokter akan memeriksa jumlah trombosit Anda. Seseorang dikatakan terkena demam berdarah jika jumlah trombositnya kurang dari 150.000 per mikroliter (µl). Sebaiknya lakukan pemeriksaan trombosit jika demam tinggi sudah berlangsung 2-3 hari supaya hasilnya lebih akurat.

Baca Selengkapnya: 3 Fase Demam Berdarah (DBD) yang Harus Anda Tahu


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Signs and symptoms: Definition, importance, and uses. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/161858)
Clinical Characteristics of Oppositional Defiant Disorder and Conduct Disorder - Mental Disorders and Disabilities Among Low-Income Children. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK332890/)
Types of Depression: Major, Chronic, Manic, and More Types. WebMD. (https://www.webmd.com/depression/guide/depression-types)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app