Penyebab Tifus (Tipes) dan Cara Mencegahnya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
Penyebab Tifus (Tipes) dan Cara Mencegahnya

Penyebab tifus adalah bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini mudah sekali menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab. Bagaimana makanan bisa tercemar dan bagaimana penyakit ini menular, selengkapnya akan dijelaskan dalam artikel kali ini.

Dalam bahasa medis tifus disebut dengan typhoid fever, atau demam tifoid. Sedangkan masyarakat kita sering menyebutnya sebagai penyakit tipes atau typus. Ini merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan peradangan pada usus sehingga menimbulkan demam, gangguan pencernaan, dan gejala-gejala lainnya. 

Baca disini: Ciri-ciri dan Gejala Penyakit Tipes

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita penyakit demam tifus di seluruh dunia mencapai 16-33 juta orang, bahkan 500 hingga 600 ribu orang setiap tahunnya meninggal akibat penyakit tersebut. Di Indonesia sendiri, risiko kematian yang disebabkan oleh penyakit typus adalah 1,25% dan terus meningkat.

Sebenarnya sebagian besar penderita tifus bisa merasa lebih baik dan sembuh setelah meminum antibiotik. Namun, sebagian kecil dari mereka bisa meninggal karena komplikasi. Oleh sebab itu, upaya terbaik adalah melakukan pencegahan. Untuk dapat melakukan pencegahan dengan baik, maka kita perlu mengetahui penyebab tifus dan cara penularannya.

Penyebab Typus dan Cara Penularannya

Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa penyakit tipes disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri utama yang menyebabkannya memiliki nama Salmonella Typhi (S. Typhi). Di samping itu ada jenis bakteri lainnya, yaitu Salmonella paratyphi A, dan Salmonella paratyphi B, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh jenis Salmonella yang lain, namun demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi lah yang cenderung untuk berkembang menjadi penyakit yang lebih berat.

Bakteri Salmonella dapat hidup pada suhu ruangan dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup pada bahan makanan kering, sampah dan tinja selama beberapa minggu.

Bagaimana bakteri tersebut bisa sampai menyebabkan sakit typus?

Berikut dua cara penyebaran atau penularan tipes, yaitu:

1. Rute Fecal-Oral

Fecal-oral maksudnya adalah penyebaran penyakit melalui apapun yang tercemar oleh bakteri yang terdapat pada tinja atau feses (fecal), kemudian objek yang tercemar tersebut tertelan (oral). Objek tersebut bisa berupa makanan, minuman, air, dan sebagainya.

Bakteri Salmonella Typhi dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar dan bisa juga melalui kontak langsung atau berdekatan dengan penderita tifus. Di berbagai negara berkembang, dimana tipes menjadi penyakit endemis, termasuk Indonesia, kebanyakan terjadi akibat air minum yang tercemar dan sanitasi yang buruk.

Beberapa daerah di dunia masih memiliki sanitasi yang kurang memadai, sehingga kotoran yang tercemar bakteri penyebab tifus dapat mencemari aliran air atau sungai. Orang yang minum air yang atau mencuci alat makan menggunakan air tersebut, maka dapat tertular penyakit tifus.

Hal tersebut menunjukkan bahwa penyakit ini dapat menyebar melalui kotoran dan urin penderitanya. Oleh karena itu, apabila Anda mengonsumsi makanan yang diolah oleh penderita tifus yang tidak menjaga kebersihan tangannya setelah buang air, maka risiko Anda tertular penyakit tifus semakin besar.

2. Karier (Pembawa)

Penderita tifus yang sudah sembuh, ternyata masih dapat menyebarkan bakteri. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat bakteri di saluran pencernaan atau kantung empedunya, bahkan hingga bertahun-tahun.

Penderita yang seperti ini dapat menyebarkan bakteri penyebab tifus kepada orang lain melalui kotorannya. Inilah yang disebut sebagai karier (pembawa). Dengan demikian, kondisi-kondisi berikut ini akan meingkatkan resiko tinggi tertular typus:

  • Menggunakan toilet yang terkontaminasi bakteri dan tidak mencuci tangan dengan bersih.
  • Makan makanan laut dari sumber air yang tercemar bakteri.
  • Produk susu yang terkontaminasi.
  • Berhubungan fisik dengan penderita tifus.

Orang-orang yang lebih beresiko

Penyakit tifus memang bisa menyerang siapa saja, namun ada sejumlah faktor yang dapat membuat seseorang berisiko lebih besar untuk tekena penyakit ini, yaitu:

  • Bekerja di Daerah Endemis. Anda akan berisiko tinggi terkena penyakit tifus, apabila Anda bekerja atau bepergian ke daerah yang memang 'sarangnya' penyakit tersebut.
  • Bekerja sebagai Laboran. Jika Anda merupakan seorang laboran mikrobiologi yang menangani bakteri Salmonella Typhi, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit tifus.
  • Kontak Langsung. Kontak langsung dengan penderita tifus juga meningkatkan risiko untuk terkena penyakit tersebut.
  • Minum Air yang Tercemar. Anda memiliki risiko tinggi terkena tifus apabila minum air yang sudah tercemar oleh limbah yang mengandung bakteri Salmonella Typhi.

Bagaimana Bakteri Memengaruhi Tubuh ?

Setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri penyebab typus, maka bakteri tersebut akan masuk ke dalam sistem pencernaan. Tergantung seberapa banyak seseorang menelannya dan seberapa kuat sistem pertahanan tubuh, akan menentukan apakah sampai menimbulkan penyakit atau tidak.

Pasalnya enzim-enzim pencernaan pada air liur dan juga asam lambung membantu menyingkirkan bakteri tersebut. Jika berhasil disingkirkan, maka tidak akan menimbulkan penyakit. Namun, bisa jadi ada sebagian bakteri yang berhasil lolos, lalu berkembang biak dengan cepat. Jika hal ini terjadi, maka timbullah penyakit tipes yang menyebabkan gejala, seperti demam, sakit perut, dan sembelit (dewasa) ataupun diare (anak-anak). 

Baca juga: 6 Gejala Tipes pada Anak & Obatnya

Apabila tidak segera dilakukan pengobatan medis, maka bakteri bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut dapat  menyebabkan gejala tifus menjadi semakin memburuk, bahkan dapat terjadi selama beberapa minggu.

Jika organ dan jaringan rusak akibat infeksi bakteri tersebut, maka dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perdarahan internal akibat kebocoran usus.

Bagaimana Cara Mencegah Tifus?

Di berbagai negara berkembang, langkah antisipasi yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan wabah penyakit tifus adalah dengan menyediakan air minum yang aman, perbaikan sanitasi dan perawatan medis yang memadai. Jika hal tersebut sulit untuk terealisasi, Ada beberapa cara di bawah ini yang dapat dilakukan untuk mencegah demam tifoid.

1. Pemberian Vaksin

Vaksin dianjurkan, jika seseorang bepergian ke daerah endemis. Ada dua vaksin yang mampu mencegah penyebaran penyakit tersebut:

  • Vaksin yang pertama, disuntikkan minimal satu minggu sebelum perjalanan.
  • Vaksin yang kedua, dalam bentuk kapsul, diberikan sebanyak empat kapsul dan diminum satu kali sehari.

Kedua vaksin tersebut memerlukan ulangan (booster), karena efektivitas vaksin dapat berkurang dari waktu ke waktu.

2. Rajin Mencuci Tangan

Rajin mencuci tangan dengan sabun merupakan cara terbaik untuk menghilangkan bakteri penyebab typus yang mungkin saja masih bersarang di tangan. Untuk itu, selalu cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air. Jika kesulitan air, Anda juga dapat memanfaatkan pembersih tangan higienis, misalnya ketika bepergian.

3. Minum Air yang telah Dimasak

Di daerah endemis seperti Indonesia, sebagian sumber air telah terkontaminasi bakteri penyebab tifus. Oleh karena itu, minumlah hanya air yang telah dimasak atau air kemasan higienis. Dianjurkan juga untuk menggunakan air kemasan ketika menyikat gigi, dan usahakan jangan sampai menelan air di kamar mandi.

4. Cuci Buah dan Sayuran 

Cucilah buah dan sayuran yang akan Anda konsumsi menggunakan cairan disinfektan atau sabun cuci piring yang biasa digunakan. Hal tersebut dikarenakan, apabila air yang digunakan tercemar bakteri penyebab typus, maka buah atau sayuran yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit tipes. Agar benar-benar aman, Anda mungkin dapat menghindari mengonsumsi langsung makanan mentah.

5. Makan Makanan Panas

Sebaiknya menghindari membeli jajanan di pinggir jalan karena makanan tersebut dapat terinfeksi bakteri. Terutama jika itu makanan dingin. Apabila terpaksa jajan, maka pilihlah makanan panas agar lebih terjamin bahwa bakteri telah mati pada proses memasak (panas). Sebagai contoh: bakso, soto, skuteng, teh hangat, dan lain-lain.

6. Minum Antibiotik

Bagi penderita tifus atau orang yang baru sembuh dari penyakit tersebut, cara aman untuk tidak menularkan kepada orang lain adalah dengan selalu meminum antibiotik. Ikuti petunjuk dari dokter dan pastikan untuk menghabiskan antibiotik sesuai resep.

7. Jangan Menyiapkan Makanan

Bagi penderita tifus, hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter mengatakan bahwa Anda tidak lagi menular. Hal tersebut dikarenakan makanan yang Anda sajikan bisa saja terdapat bakteri penyebab tifus.

Kini, Anda sudah sudah tau kan? apa saja penyebab tifus dan bagaimana cara mencegahnya. Intinya adalah selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya, terutama demam tifoid.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app