7 Penyebab Nyeri Haid Yang Sering Dialami Para Wanita

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
7 Penyebab Nyeri Haid Yang Sering Dialami Para Wanita

Beberapa wanita mengalami nyeri saat menjelang maupun setelah beberapa hari haid. Ada yang terasa biasa saja hingga yang benar-benar menyakitkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Lantas, apa hal yang melatarbelakanginya? Berikut berbagai penyebab nyeri haid selengkapnya.

Berbagai penyebab nyeri haid dari yang alami hingga pertanda dari kondisi medis

Nyeri haid atau dismenore adalah sensasi menyakitkan yang terjadi di perut bagian bawah dan punggung bagian bawah yang dapat berlangsung sebelum maupun selama periode haid. Pada umumnya, nyeri haid ini terjadi karena proses alami, lantaran adanya peningkatan kadar prostaglandin yang memicu kontraksi rahim atau uterus.

Namun, di sisi lain terdapat pula suatu kondisi yang dikenal sebagai dismenore sekunder. Dimana nyeri haid yang terjadi di picu oleh adanya masalah pada saluran reproduksi, seperti endometriosis, adenomiosis atau uteri fibroid.

Biasanya, sensasi dari nyeri haid dismenore sekunder terasa cukup hebat dan kerap disertai dengan gejala lain. Misalnya seperti keputihan yang kental dan berbau, nyeri saat buang air kecil atau berhubungan badan, haid yang tidak teratur dan beberapa gejala lainnya.

Untuk lebih jelasnya, simak berbagai penyebab nyeri haid berikut ini:

1. Tingginya Tingkat Prostaglandin

Sebagian besar kasus nyeri haid yang dirasakan wanita umumnya tidak berhubungan dengan cacat struktural atau kondisi reproduksi, melainkan disebabkan oleh peningkatan kadar prostaglandin. Prostaglandin sendiri merupakan senyawa asam lemak dengan struktur kimia yang menyerupai hormon.

Selama menstruasi, terjadi peningkatan kadar prostaglandin yang menyebabkan uterus berkontraksi secara intens. Akibatnya, aliran darah dan oksigen menuju ke uterus menjadi terhambat sehingga timbul-lah rasa nyeri dan berbagai gejala ketidaknyamanan lainnya.

2. Endometriosis

Endometriosis  adalah kondisi ginekologis di mana jaringan yang membentuk lapisan rahim, yakni endometrium tumbuh di luar uterus pada struktur lain di seluruh panggul, termasuk indung telur, tuba fallopi, kandung kemih serta dasar panggul. Dan dalam kasus yang lebih parah dapat ditemukan di usus, hati, paru-paru bahkan otak.

Gejala endometriosis yang paling umum ditandai oleh adanya rasa nyeri yang cukup hebat pada saat haid. Namun tak sedikit pula yang merasakan gejala lainnya seperti sakit saat buang air kecil atau berhubungan badan, sakit punggung, mual, muntah dan beberapa gangguan pencernaan.

Solusinya, simak di sini: Cara Mengatasi Nyeri Haid Akibat Endometriosis

3. Adenomiosis

Hampir serupa dengan endometriosis, adenomiosis terjadi lantaran pertumbuhan abnormal dari endometrium. Namun bukan di luar rahim, melainkan tumbuh jauh ke dalam dinding otot rahim.

Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri serta perdarahan berlebih saat menstruasi, sakit ketika berhubungan badan, pembesaran rahim hingga nyeri panggul kronis.

Dalam sejumlah kasus, adenomiosis lebih sering dijumpai pada wanita berusia di atas 30 tahun yang sudah memiliki anak. Meski tak menutup kemungkinan dapat pula menimpa wanita usia remaja.

4. Uteri Fibroid

Uteri fibroid atau dikenal juga dengan miom adalah tumor rahim jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari sel-sel otot rahim di lapisan dinding rahim.

Gejala yang ditimbulkan akan sangat bergantung pada banyaknya tumor, lokasi serta ukurannya. Sebanyak 3 dari 4 wanita dengan tumor rahim jinak ini tidak mendapat gejala apa pun.

Namun, bila tumor yang berkembang merupakan jenis fibroid submukosa, maka penderitanya berpeluang besar mengalami sejumlah gejala.

Antara lain seperti perdarahan menstruasi yang berat dan berlangsung lama disertai rasa nyeri yang hebat, nyeri panggul, nyeri saat berhubungan badan, frekuensi buang air kecil yang meningkat, perut nampak membesar bahkan berisiko besar mengalami kesulitan hamil.

5. Penyakit Radang Panggul

Penyebab nyeri haid selanjutnya terkait dengan penyakit radang panggul. Suatu infeksi pada saluran reproduksi wanita, yakni serviks, uterus, tuba falopi dan ovarium yang paling sering disebabkan oleh bakteri pada infeksi menular seksual seperti klamidia atau gonore.

Pada tahap awal, gejala radang panggul mungkin tidak terlihat. Namun seiring berjalannya waktu, infeksi yang semakin parah dapat menyebabkan timbulnya beragam gejala.

Contohnya seperti keputihan berwarna kuning atau hijau yang berbau busuk, nyeri di perut bagian bawah dan panggul, perdarahan dan nyeri hebat saat haid atau berhubungan badan, nyeri saat buang air kecil dan demam yang terkadang disertai dengan menggigil.

Penyakit radang panggul yang tidak segera diobati dapat menyebabkan komplikasi berat yakni berupa kehamilan ektopik, nyeri panggul kronis, tuba ovarial abses hingga infertilitas.

6. Stenosis Serviks

Stenosis serviks adalah penyempitan leher rahim yang disebabkan oleh karena kecilnya ukuran dari saluran rahim bagian dalam. Kondisi ini dapat terjadi akibat kelainan anatomi bawaan atau karena di picu oleh beberapa faktor seperti kanker serviks dan terapi radiasi yang dilakukan, menopause, vaginitis atau infeksi vagina berulang dan beberapa lainnya.

Selain dapat menyebabkan sejumlah gangguan menstruasi seperti nyeri dan perdarahan berlebih, stenosis serviks juga dapat memicu terjadinya penimbunan darah maupun bakteri di dalam vagina yang berpeluang besar mengganggu kesuburan penderitanya.

7. Efek Samping Penggunaan IUD

Penggunaan IUD (intra uterine device) atau lebih dikenal dengan KB spiral memang memiliki tingkat keefektivitasan yang tinggi hingga 99,4% dalam mencegah kehamilan.

Kendati demikian, pada beberapa wanita, penggunaan alat kontrasepsi jenis ini khususnya yang mengandung tembaga dapat berdampak buruk pada menstruasi yang dialami. Dimana mereka cenderung mengalami menstruasi yang lebih berat dan menyakitkan, terutama pada beberapa siklus pertama setelah insersi. Ketahui efek samping IUD lainnya

Bagaimana cara mengatasi nyeri haid?

Untuk nyeri haid akibat peningkatan kadar prostaglandin tak perlu terlalu risau, karena dapat diredakan dengan mudah melalui konsumsi obat pereda rasa sakit atau secara mandiri seperti pijatan lembut dan berendam di air hangat.

Namun, bila nampak adanya tanda-tanda abnormal seperti sakit yang teramat sangat disertai keputihan berbau busuk, perdarahan berlebih hingga demam dan menggigil, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Menstrual Pain. Cochrane Complementary Medicine. (https://cam.cochrane.org/menstrual-pain)
Grandi, Giovanni & Ferrari, Serena & Xholli, Anjeza & Cannoletta, Marianna & Palma, Federica & Romani, Cecilia & Volpe, Annibale & Cagnacci, Angelo. (2012). Prevalence of menstrual pain in young women: What is dysmenorrhea? Journal of pain research. 5. 169-74. 10.2147/JPR.S30602. (https://www.researchgate.net/publication/229083004_Prevalence_of_menstrual_pain_in_young_women_What_is_dysmenorrhea)
Grandi G, Ferrari, Xholli, Cannoletta M, Palma, Romani C, Volpe, Cagnacci A. Prevalence of menstrual pain in young women: what is dysmenorrhea? J Pain Res. 2012;5:169-174. DOI: https://doi.org/10.2147/JPR.S30602. Dove Medical Press. (https://www.dovepress.com/prevalence-of-menstrual-pain-in-young-women-what-is-dysmenorrhea-peer-reviewed-article-JPR)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app