7 Efek Samping KB Spiral (IUD) yang Anda Harus Tahu

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Agu 9, 2021 Tinjau pada Jun 1, 2019 Waktu baca: 3 menit
7 Efek Samping KB Spiral (IUD) yang Anda Harus Tahu

Ringkasan

Buka

Tutup

  • IUD adalah perangkat plastik berbentuk T kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
  • Ada 2 jenis IUD, yaitu IUD tembaga yang bisa digunakan hingga 10 tahun, dan IUD hormonal yang dapat digunakan 3-5 tahun.
  • Sekitar 3-6 bulan pasca pemasangan IUD, biasanya menstruasi menjadi lebih nyeri dengan intensitas lebih ringan.
  • Kejadian lepasnya IUD umumnya terjadi ketika dipasang tepat setelah melahirkan  atau keluar ketika seorang wanita sedang menstruasi. 
  • Efek samping IUD lainnya juga bisa menyebabkan perforasi rahim, radanng panggul, hingga efek hormonal.
  • Dapatkan paket pemasangan IUD dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall.
  • Klik untuk mendapatkan alat kontrasepsi dan obat hormon lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Ada banyak jenis atau metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan: mulai dari pil KB, KB suntik, kondom, susuk, hingga KB spiral (IUD). Banyak wanita yang takut saat disarankan untuk menggunakan KB spiral, seperti takut terkena infeksi, rasa sakit, tetap hamil (kebobolan), spiral lepas sendiri, dikomplain pasangan, dan masih banyak jenis keluhan lainnya yang terkait efek samping KB spiral. Namun, apakah benar demikian?

Jenis KB spiral atau IUD

KB spiral memiliki nama lain, yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Device). IUD adalah perangkat plastik berbentuk T kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Ada 2 jenis KB spiral yang bisa Anda pilih, yaitu:

1. IUD tembaga

Jenis IUD ini paling banyak digunakan. IUD tembaga bisa digunakan hingga 10 tahun dan merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang sangat efektif.

2. IUD hormonal

Jenis IUD ini mengandung hormon progestin dan levonorgestrel. IUD hormonal tampaknya sedikit lebih efektif dalam mencegah kehamilan dibanding IUD tembaga. Durasi penggunaannya 3-5 tahun.

Baca selengkapnya: Kenali Apa Itu Intrauterine Device (IUD) dan Tipenya

Efek samping KB spiral atau IUD

Sama seperti jenis alat kontrasepsi pada umumnya, KB spiral alias IUD juga bisa menimbulkan efek samping. Akan tetapi, berat-ringannya efek samping ini berbeda-beda pada setiap penggunanya.

Berikut berbagai efek samping IUD yang dapat terjadi, antara lain:

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

1. Rasa nyeri

Sebagian wanita akan mengalami nyeri punggung dan kram seperti nyeri haid beberapa jam setelah pemasangan spiral. Sekitar 3-6 bulan pasca pemasangan IUD, biasanya menstruasi menjadi lebih nyeri dengan intensitas lebih ringan.

Bila tiba-tiba nyeri berat secara mendadak, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Hal ini dikhawatirkan telah terjadi perforasi atau kehamilan di luar kandungan.

2. Gangguan mentruasi

IUD tembaga dapat meningkatkan pendarahan menstruasi atau nyeri haid (dismenore). Penggunanya juga bisa mengalami bercak (flek) antara periode menstruasi. 

Sebagai solusinya, Anda bisa menggunakan jenis IUD hormonal. Menstruasi juga mungkin akan menjadi lebih banyak dari biasanya dan terjadi pemanjangan atau pemendekan siklus menstruasi.

3. Perforasi uterus atau rahim berlubang

Perforasi artinya jebol atau bocor. Efek samping IUD ini terjadi pada 1 dari 1000 wanita. 

Perforasi rahim terjadi ketika IUD terjebak di dalam atau menusuk rahim. Meskipun kasusnya jarang, hal ini hampir selalu terjadi selama proses pemasangan. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah spiral harus dilepas sesegera mungkin.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Birth Control (Kontrasepsi) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket birth control (kontrasepsi) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

4. Spiral lepas

Sekitar 2-10 dari 100 IUD terlepas sendiri dan keluar melalui jalan lahir. Hal ini biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama penggunaan IUD. 

Kejadian lepasnya IUD umumnya terjadi ketika dipasang tepat setelah melahirkan  atau keluar ketika seorang wanita sedang menstruasi. Hati-hati, KB spiral yang terlepas bisa terjebak di rongga perut dan membahayakan tubuh, sehingga perlu diketahui sesegera mungkin.

Baca selengkapnya: Cara Mengetahui Benang IUD di dalam Vagina Tidak Bergeser

5. Radang panggul

Efek samping KB spiral yang satu ini tidak selalu muncul. Risiko akan meningkat apabila pemasangan IUD kurang memperhatikan higienitas (alat-alat yang steril). Selain itu, risiko radang panggul juga mengintai wanita yang memiliki lebih dari satu pasangan karena berpotensi terkena penyakit menular seksual. 

6. Kista

IUD hormonal dapat menyebabkan tumor yang disebut kista ovarium, namun kista ini biasanya bisa hilang sendiri. Di Amerika, penggunaan kontrasepsi Mirena menyebabkan 2-10 orang dengan kontrasepsi tersebut memiliki kista ovarium.

7. Efek hormonal

IUD hormonal memiliki efek samping yang mirip dengan efek samping pil KB, seperti nyeri payudara, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan jerawat. Efek samping ini jarang terjadi dan kalaupun terjadi biasanya hilang setelah beberapa bulan pertama.

Ingatlah bahwa efek samping KB spiral jarang menimbulkan komplikasi yang serius, terlebih jika pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten. Mengingat efek samping IUD yang lebih minim dibandingkan dengan keuntungannya, maka penggunaannya masih dianjurkan hingga saat ini. 

Baca juga: Proses Pemasangan Alat Kontrasepsi IUD

20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Carusi DA, et al. Intrauterine contraceptive device: Insertion and removal. https://www.uptodate.com/contents/search.
Melmed S, et al. Hormonal contraception. In: Williams Textbook of Endocrinology. 13th ed. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2016. https://www.clinicalkey.com.
Lobo RA, et al. Family planning. In: Comprehensive Gynecology. 7th ed. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2017. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app