Penyebab dan Cara Mengobati Neutropenia

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Neutropenia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi turunnya jumlah neutrofil dalam darah. 

Sedangkan neutrofil adalah bagian dari sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang. Hal ini membuat keberadaannya sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh. 

Rendahnya kadar neutrofil otomatis membuat tubuh sulit melawan bakteri penyebab infeksi. Jika jumlah neutrofil dalam tubuh orang dewasa kurang dari 1500 per mikroliter, maka ia baru didiagnosis menderita neutropenia. 

Sementara untuk anak-anak, batasan jumlah sel yang mengindikasikan neutropenia lebih bervariasi karena tergantung dari umur. 

Penyebab Neutropenia

Salah satu penyebab utama neutropenia yang paling umum adalah dampak pengobatan yang merusak sumsum tulang atau neutrofil, seperti kemoterapi kanker. Di luar itu, masih ada penyebab neutropenia lainnya seperti infeksi. 

Walau yang paling sering adalah infeksi virus, namun infeksi bakteri atau parasit juga dapat menyebabkan neutropenia. Contohnya adalah:

Di samping itu, beberapa kondisi berikut juga dinilai mampu meningkatkan risiko neutropenia. Kondisi yang dimaksud misalnya seperti:

  • Defisiensi vitamin, misalnya anemia megaloblastik akibat kekurangan vitamin B12 atau folat
  • Kelainan kongenital yang berdampak pada fungsi sumsum tulang atau produksi neutrofil - sindrom Kostmann adalah contohnya
  • Penyakit sumsum tulang yang menyebabkan gangguan pada produksi neutrofil, misalnya sindrom mielodisplasia, myelofibrosis, anemia aplastik, serta leukemia
  • Efek obat antibiotik, tekanan darah, psikiatri, epilepsi
  • Dampak terapi radiasi
  • Penghancuran autoimun neutrofil, misalnya karena Felty’s syndrome
  • Penyakit autoimun atau obat-obatan yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh sehingga menyerang sel-selnya sendiri, misalnya penyakit Crohn, lupus, radang sendi
  • Hipersplenisme - kondisi dimana limpa bekerja berlebihan sehingga menghancurkan sel darah

Gejala Neutropenia 

Umumnya neutropenia tidak menimbulkan gejala spesifik. Kebanyakan kasus neutropenia bahkan baru terdeteksi setelah seseorang menjalani tes darah karena penyakit lainnya. 

Tapi jika sampai ada gejala yang muncul, itu biasanya karena kondisi penyebab neutropenia atau akibat komplikasi. 

Dalam hal ini, gejala yang dimaksud bisa ringan atau bahkan berat, tergantung dari tinggi-rendahnya jumlah neutrofil dalam tubuh.

Dari sekian banyak gejala neutropenia, demam merupakan salah satunya karena kondisi tersebut menunjukkan adanya infeksi. Berbagai kondisi berikut juga dapat menunjukkan infeksi, antara lain seperti:

  • Munculnya ruam, abses, maupun luka yang sulit sembuh, biasanya pada selaput membran seperti mulut dan kulit
  • Gusi bengkak 
  • Gejala lain yang menandakan infeksi, baik pada kulit, perianal, mulut, atau bagian tubuh lainnya

Di samping itu, ada pula kondisi lain yang sering dijumpai berkaitan erat dengan neutropenia, antara lain seperti:

Sedangkan untuk kasus neutropenia kongenital berat, gejala serius mungkin timbul akibat infeksi bakteri. Kondisi tersebut berisiko menyerang kulit, serta sistem pernapasan dan pencernaan.

Cara mengobati Neutropenia

Cara mengobati neutropenia tentunya harus disesuaikan dengan faktor penyebab, gejala yang timbul,  sekaligus seberapa parah kondisinya. Untuk kasus neutropenia ringan, biasanya tak membutuhkan perawatan khusus. 

Sedangkan bila kondisinya melibatkan infeksi bakteri/ jamur, maka pemberian obat antibiotik atau antijamur merupakan salah satu cara mengatasinya. 

Lain halnya jika neutropenia disebabkan efek obat tertentu. Dokter biasanya akan mengganti obat tersebut dengan yang lain sebagai upaya menangani neutropenia.

Selain yang disebutkan di atas, berikut beberapa jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi neutropenia:

Sementara pada kasus neutropenia seperti rendahnya jumlah sel darah putih akibat kemoterapi, pengobatannya sering menggunakan obat granulocyte-colony stimulating factors (G-CSF) atau yang disebut juga dengan faktor stimulasi koloni granulosit. 

Metode G-CSF ini bertujuan menstimulasi tulang sumsum agar memproduksi lebih banyak sel darah putih. Cara mengobati neutropenia yang terbukti efektif ini dilakukan melalui injeksi/ suntikan pada bagian bawah kulit. 

Akan tetapi bila metode pengobatan G-CSF dijumpai kurang berhasil, biasanya pada kasus neutropenia berat, dokter akan menyarankan transplantasi sumsum tulang

Langkah ini biasanya disarankan untuk penderita leukemia, atau pasien yang fungsi sumsum tulangnya telah mengalami kerusakan. 

Ada pula cara mengobati neutropenia lainnya. Akan tetapi metode ini jarang dilakukan, caranya yaitu dengan transfusi granulosit (sel darah putih).


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Moody K, et al. (2006). Feasibility and safety of a pilot randomized trial of infection rate: Neutropenic diet versus standard food safety guidelines. DOI: (https://doi.org/10.1097/01.mph.0000210412.33630.fb)
Leukemia Lymphoma Society. (n.d.). Diet guidelines for immunosuppressed patients. (http://www.lls.org/managing-your-cancer/diet-guidelines-for-immunosuppressed-patients)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app