14 Penyebab Badan Terasa Kedinginan Terus Menerus

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
14 Penyebab Badan Terasa Kedinginan Terus Menerus

Badan yang terasa dingin merupakan respon normal terhadap turunnya suhu lingkungan. Saat merasakan dingin, tubuh akan meresponnya dengan berusaha menyeimbangkan suhu tubuh baik secara kimia di dalam tubuh ataupun secara fisik dengan mencari tempat yang lebih hangat.

Masalahnya, pada kondisi tertentu kedinginan muncul tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini sering dihubungkan dengan berbagai penyakit dan kelainan pada tubuh yang menyebabkan kedinginan terus menerus. Meskipun terlihat tidak terlalu berbahaya, rasa dingin seperti ini perlu diwaspadai, terlebih saat disertai dengan gejala-gejala lainnya.

Beebagai kondisi dan penyakit yang menyebabkan badan terasa dingin terus menerus we

1. Anemia

Sering merasa kedinginan? bisa jadi itu tanda Anda mengalami anemia. Penyakit ini menyebabkan tidak cukup banyak sel darah merah sehat yang dapat mengantarkan oksigen ke bagian-bagian tubu jenAkibatnya tubuh akan lebih mudah kelelahan, pusing, serta nafas yang pendek. Kondisi-kondisi tadi akan mempengaruhi kemampuan tubuh mempertahankan suhu sehingga muncul rasa dingin terutama di bagian tangan dan kaki.

2. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme bisa jadi merupakan penyakit yang melatari kondisi Anda yang sering merasa dingin. Hipotiroidisme menyebabkan kelenjar tiroid yang terletak di leher sebelah depan mengalami kelainan dan berkurang kemampuannya memproduksi hormon tiroid.

Sementara hormon tiroid berperan penting dalam proses metabolisme tubuh termasuk mengatur suhu tubuh serta detak jantung. Kurangnya hormon tiroid membuat tubuh lebih sensitif terhadap udara dingin sehingga membuat Anda lebih mudah kedinginan.

3. Fenomena raynaud

Tangan yang mengalami fenomena raynaud

Fenomena yang lebih sering terjadi di daerah beriklim dingin ini dapat menyebabkan ujung-ujung jari tangan atau kaki menjadi mati rasa, dingin, dan tampak pucat atau kebiruan. Belum diketahui penyebab pasti penyakit ini, namun diduga akibat reaksi berlebihan pembuluh darah terhadap suhu dingin atau stress.

Ketika fenomena ini terjadi, pembuluh darah di ujung-ujung jari akan mengalami penyempitan sehingga membuat pucat atau kebiruan area disekitarnya. Hal ini akan membuat jari-jari  yang mengalami fenomena raynaud terasa lebih dingin dari baisanya. Setelah fenomena ini berlalu ujung jari akan kembali dialiri darah yang biasanya disertai rasa kebas atau bahkan nyeri. Pengobatan perlu dilakukan untuk mengurangi gejala dan menghindari rusaknya jaringan di jari.

4. Penurunan fungsi ginjal

Berbagai penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Saat itu terjadi, zat sisa dalam darah akan menumpuk di ginjal dan menyebabkan terbentuknya toksin serta cairan berlebih di tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terasa lebih dingin meskipun suhu di luar hangat.

5. Diabetes tipe 2

Saat seseorang menderita diabetes tipe 2, biasanya ia juga akan mengalami masalah pada ginjal dan sistem ekskresi sehingga akan menyebabkan tubuh lebih mudah kedinginan. Kerusakan saraf akibat diabetes juga bisa jadi penyebab badan mudah dingin. Oleh karena itu selalu jaga kadar gula darah tetap normal agar terhindar dari diabetese. Baca juga: Cara efektif menurunkan gula darah.

6. Penyakit arteri perifer

Terhambatnya pembuluh darah yang mengarah ke kaki akibat timbunan lemak atau kolesterol merupakan penyebab utama munculnya penyakit arteri perifer. Dengan berkurangnya suplai darah ke kaki, akan berpengaruh pada kemampuan tubuh merespon suhu di kaki. Akibatnya ujung jari-jari kaki yang lebih sedikit disuplai darah akan terasa lebih dingin. Bisa jadi penyakit inilah yang jadi penyebab badan terasa kedinginan terus menerus.

7. Anoreksia nervosa

Kondisi yang lebih sering diderita wanita jaman now ini merupakan kelainan perilaku makan yang disebabkan oleh ketakukan akan menjadi gemuk. Akibatnya orang yang menderita kondisi ini jadi lebih sedikit makan dan mengurangi asupan nutrisi hingga tubuhnya terlihat kurus kering.

Kurangnya lemak di tubuh akibat anoreksia dapat memicu sering munculnya rasa dingin karena saraf di kulit lebih mudah terekspos suhu dingin. Jika penyebab badan terasa kedinginan adalah penyakit anoreksia ini ada baiknya kembali berbaiki nutrisi yang Anda konsumsi atau konsultasikan dengan ahli gizi.

8. Menderita flu

Penyakit yang sering menginfeksi saat musim hujan ini juga bisa jadi penyebab badan terasa kedinginan. Virus influenza yang menyerang sistem pernafasan akan menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala dan menggigil. Konsumsi obat yang tepat dan perbanyak istirahat adalah solusi yang tepat untuk mengatasi penyakit ini.

Baca juga: Tips mencegah flu, pilek, dan batuk yang ampuh.

9. Neuropati perifer

Berbagai kondisi seperti infeksi virus, bakteri, trauma saraf atau menderita diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf tepi atau dikenal sebagai penyakit neuropati perifer. Saat saraf tepi terganggu, pengiriman sinyal sensasi seperti suhu, sentuhan dan nyeri akan berjalan tidak normal. Akibatnya muncul sensasi yang tidak semestinya seperti dingin yang berlebihan atau rasa panas dan sakit yang tidak biasa.

10. Kekurangan vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 merupakan salah satu kondisi yang dapat memicu munculnya anemia. Seperti diketahui di awal tadi, kekurangan sel darah merah sehat akan menyebabkan tubuh lebih sering merasa kedinginan. Oleh karena itu, cukupi kebutuhan vitamin B12 dalam diet Anda atau konsultasikan dengan dokter jika penyakit tertentu yang Anda derita menyebabkan tubuh sulit menyerap vitamin B12.

11. Kekurangan zat besi

Kurangnya asupan zat besi dapat berujung pada anemia dan akhirnya jadi penyebab badan terasa kedinginan. Pada kondisi ini cara terbaik mengatasinya adalah dengan menambah asupan zat besi dari makanan seperti daging merah, daging ayam, ataupun ikan. Jika kekurangan zat besi akibat kesulitan penyerapan di pencernaan, cobalah konsultasikan dengan dokter Anda terapi apa yang sebaiknya dijalani agar kadar zat besi kembali normal.

12. Hipopituarisme

Beragam kondisi seperti tumor otak, meningitis, operasi otak atau radiasi dapat menyebabkan kelenjar pituari tidak mampu memproduksi hormon tertentu dalam jumlah yang mencukupi. Kondisi yang dikenal sebagai hipopituarisme ini membuat tubuh lebih sensitif terhadap dingin dan kesulitan mempertahankan suhu hangat tubuh.

Selain itu, gejala lain seperti anemia, kurang nafsu makan dan turunnya berat badan dapat muncul akibat penyakit ini. Jika badan lebih sering merasa kedinginan terutama bagian tangan dan kaki dan Anda juga pernah mengalami masalah pada bagian otak tengah tidak ada salahnya mengonsultasikan kondisi kelenjar pituari Anda ke dokter.

13. Pengaruh obat

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan efek samping berupa sensitivitas terhadap suhu dingin. Obat jenis beta blocker misalnya, kemampuannya merileksasi kerja jantung serta mencegah tubuh mengeluarkan zat kimia berbahaya sebagai respon terhadap penyakit jantung bisa jadi penyebab tubuh sering kedinginan.

Jika penggunaan obat-obatan jadi penyebab badan sering dingin, pusing, sering lelah atau mual. Ada baiknya konsultasikan dengan dokter Anda, penyesuaian dosis mungkin dilakukan agar efek sampingnya dapat dikurangi.

14. Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol pada awalnya akan membuat tubuh terasa lebih hangat karena darah akan membanjiri pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit. Namun suhu tubuh akan terus turun karena darah banyak dialirkan ke kulit, sehingga tubuh menjadi kedinginan. Alkohol juga dapat mempengaruhi bagian otak yang mengontrol suhu tubuh dan menyebabkan turunnya suhu tubuh. Saat dikonsumsi pada suhu dingin yang ekstrim, alkohol bahkan dapat menurunkan suhu tubuh dan menyebabkan hipotermia.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app