Penyakit Kelamin Mengerikan pada Wanita

Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Penyakit Kelamin Mengerikan pada Wanita

Penyakit kelamin merupakan jenis penyakit yang menular melalui hubungan seksual. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri yang masuk ke organ reproduksi saat melakukan hubungan seksual. Umumnya wanita lebih berisiko mengalami penyakit kelamin dibandingkan pria. 

Sistem anatomi tubuh wanita yang unik, menyebabkan virus dan bakteri mudah masuk melalui vagina. Beberapa penyakit kelamin yang sering diderita oleh wanita, antara lain.

Klamidia

Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri chlamydia trachomatis. Selain menyerang alat kelamin, klamidia juga dapat menyerang anggota tubuh lain yang terkena cairan vagina yang terinfeksi. 

Misalnya jika cairan vagina terkena mata, dapat mengakibatkan peradangan pada selaput mata.

Pada awal terinfeksi bakteri, penyakit ini tidak menunjukkan gejala-gejala khusus. Gejala yang nampak sama seperti jenis penyakit kelamin lainnya, sehingga susah terdeteksi. 

Gejala umum yang muncul saat terkena klamidia antara lain nyeri pada alat kelamin, keluarnya keputihan, ataupun darah menstruasi yang keluar berlebihan.

Gejala-gejala khusus penyakit klamidia akan muncul setelah 1-3 minggu terinfeksi.

Gejala-gejalanya antara lain, demam, pembengkakan pada vagina, keluarnya cairan vagina yang tidak normal, rasa sakit pada perut bagian bawah, rasa sakit saat kencing dan selama berhubungan seksual, serta terjadinya pendarahan saat berhubungan seksual.

Gonoroe

Gonoroe atau kencing nanah merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhea. Selain menular melalui hubungan seksual, gonoroe juga dapat menyerang anggota tubuh yang terkena cairan vagina dari orang yang terinfeksi secara langsung.

Penyakit gonoroe juga tidak menunjukkan gejala khusus saat awal terinfeksi. Gejala penyakit gonoroe secara umum adalah terasa sakit dan perih saat buang air kecil dan keluarnya nanah berwarna kuning atau hijau dari vagina.

Jika tidak segera diobati, infeksi bakteri ini akan menyerang organ panggul anda. Hal ini akan menyebabkan pendarahan pada vagina, demam, kram perut bagian bawah, dan sakit saat melakukan hubungan seksual.

Herpes genital

Herpes genital merupakan jenis penyakit menular seksual yang disebabkan virus simpleks 2 (HVS2). Munculnya penyakit ini biasanya ditandai dengan bentol-bentol berair di vagina. Selain itu, akan muncul ruam baik di vagina, mulut, ataupun sekitar anus.

Beberapa gejala terkena penyakit herpes genital antara lain, nyeri dan gatal di area vagina dan pantat, munculnya benjolan berair, nyeri saat buang air kecil, serta terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada lipatan paha.

Sifilis

Sifilis atau raja singa merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Bakteri ini dapat menyerang kulit, kelamin, mulut, bahkan sistem sarat yang terkena kontak langsung dengan cairan yang telah terinfeksi saat berhubungan seksual. 

Jika tidak segera diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kerusakan saraf bahkan jantung.

Penyakit sifilis juga tidak menunjukkan tanda-tanda khusus saat awal terinfeksi. Butuh waktu hingga 90 hari untuk terdeteksi penyakit sifilis. Gejala khas sifilis biasanya muncul setelah terjadi kerusakan pada otak, sistem saraf, ataupun jantung.

Beberapa gejala umum dari penyakit sifilis antara lain, munculnya bisul pada vagina, anus, atau mulut, nyeri pada sendi, sering sakit kepala, pembengkakan kelenjar limpa pada ketiak, paha, dan leher, sakit tenggorokan, dan munculnya ruam pada vagina, anus, atau mulut.

Beberapa penyakit kelamin tidak menunjukkan tanda-tanda khusus pada awal terinfeksi. Butuh waktu lama bahkan bertahun-tahun untuk mengetahui apakah anda terinfeksi atau tidak. Oleh karena itu, anda perlu melakukan beberapa pencegahan agar terhindar dari penyakit kelamin. 

Salah satunya adalah dengan melakukan hubungan seksual yang aman dan tidak bergonta-ganti pasangan.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Steege JF, et al. (2009). Evaluation and treatment of dyspareunia. DOI: (http://doi.org/10.1097/AOG.0b013e3181a1ba2a)
Mayo Clinic Staff. (2015). Painful intercourse (dyspareunia). (http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/painful-intercourse/basics/definition/con-20033293)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app