HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Penyakit Gondok Multinodular - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Tiroid adalah kelenjar di leher Anda yang berfungsi memproduksi hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh seperti metabolisme. Kelenjar tiroid yang membesar disebut gondok atau goiter.

Salah satu jenis gondok adalah gondok multinodular, di mana kelenjar tiroid yang membesar akan memiliki benjolan terpisah (nodul) di atasnya. Sebagian besar gondok multinodular tidak menimbulkan gejala.

Gondok multinodular biasanya berkaitan dengan risiko terjadinya kanker tiroid yang lebih tinggi. Hingga 20% orang dengan gondok multinodular biasanya akan menderita kanker tiroid. 

Namun, para peneliti belum memahami hubungan antara keduanya. Jika Anda memiliki gondok multinodular, dokter kemungkinan besar akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan jika Anda tidak menderita kanker tiroid.

Apa yang menyebabkan terjadinya gondok multinodular?

Dalam kebanyakan kasus, penyebab gondok multinodular tidak diketahui. Dalam suatu penelitian, disebutkan bahwa seseorang yang menderita Tiroiditis Hashimoto memiliki risiko lebih tinggi menderita gondok multinodular. 

Tiroiditis Hashimoto adalah gangguan autoimun dan penyebab paling umum dari hipotiroidisme di Amerika Serikat. Hipotiroidisme adalah suatu kondisi dimana tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup. Selain itu, defisiensi yodium dapat menyebabkan goiter multinodular.

Gejala gondok multinodular

Kebanyakan gondok multinodular tidak menimbulkan gejala apa pun dan hanya ditemukan selama pemeriksaan fisik rutin. Jika Anda memiliki gondok multinodular toksik, yang memproduksi terlalu banyak hormon tiroid, Anda mungkin memiliki gejala hipertiroidisme. seperti:

  • penurunan berat badan yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan
  • detak jantung yang cepat
  • nafsu makan meningkat
  • kegugupan atau kecemasan
  • tremor, biasanya di tangan Anda
  • berkeringat
  • peningkatan sensitivitas terhadap panas

Gondok multinodular yang tumbuh besar juga dapat menyebabkan gejala, terutama jika mulai tumbuh ke dada Anda. Gejala gondok multinodular yang membesar termasuk:

  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Perasaan seperti Anda memiliki makanan yang tersangkut di tenggorokan Anda
  • Perasaan "penuh" di leher Anda
  • Gondok yang sangat besar mungkin juga terlihat di leher Anda.

Bagaimana cara mencegah munculnya gondok multinodular?

Gondok multinodular tidak sepenuhnya dapat dicegah, karena pada sebagian besar kasus, gondok multinodular goiter disebabkan oleh penyakit autoimun yang tidak dapat dicegah. Anda dapat menurunkan risiko mengalami gondok multinodular dengan mendapatkan jumlah yodium yang mencukupi (tidak berlebihan) kebutuhan harian Anda.

Sebagian besar gondok multinodular tidak menimbulkan gejala. Jika Anda memiliki gejala hipertiroidisme atau kesulitan bernapas dan menelan, Anda harus segera pergi ke dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kondisi ini.

Gondok multinodular meningkatkan kemungkinan Anda terkena kanker tiroid, Oleh karena itu, deteksi dan perawatan dini dapat mencegah perkembangan gondok multinodular menjadi kanker tiroid.

Diagnosa

Untuk menegakan diagnosa jika Anda menderita gondok multinodular, dokter Anda akan mulai dengan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah seluruh tiroid Anda membesar dan berapa banyak nodul yang ada. Kemudian dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang meliputi:

  • Pemeriksaan darah : pemeriksaan darah bertujuan untuk mengukur kadar TSH dan FT4 untuk menentukan apakah produksi hormon tiroid Anda normal atau tidak.
  • Pemeriksaan USG : Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar tiroid Anda. pemeriksaan USG bertujuan untuk mengidentifikasi nodul yang berpotensi menyebabkan kanker.
  • Thyroid scan : bertujuan untuk melihat gambaran tiroid lebih terperinci melalui pemeriksaan yang dilakukan dengan meminum zat radioaktif yang dapat diserap oleh kelenjar tiroid.
  • Pemeriksaan biopsi : Jika ada nodul yang mencurigakan atau Anda memiliki faktor risiko menderita kanker, dokter akan melakukan biopsi aspirasi jarum halus. Mereka akan menggunakan jarum yang sangat tipis untuk mengambil sel dari beberapa nodul tiroid dan mengirimkannya ke laboratorium untuk melihat apakah nodul bersifat kanker. Jenis biopsi ini biasanya dapat dilakukan di kantor dokter.

Pengobatan gondok multinodular

Gondok non-kanker yang tidak menyebabkan gejala apa pun tidak selalu membutuhkan perawatan. Kadang-kadang dokter Anda mungkin hanya menyarankan untuk melakukan observasi apakah gondok membesar atau tidak. Jika gondok tumbuh sangat besar atau mulai menimbulkan gejala, ada beberapa pilihan perawatan.

  • Radioterapi dilakukan dengan menggunakan yodium radioaktif, yang biasanya digunakan untuk mengecilkan gondok dalam kasus hipertiroidisme. Radioterapi bekerja dengan menghancurkan sebagian kelenjar tiroid untuk mengembalikan kadar hormon tiroid kembali normal.
  • Penggunaan obat-obatan. Methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil adalah pilihan pengobatan yang juga digunakan untuk mengobati hipertiroidisme dengan mengurangi jumlah hormon tiroid dalam tubuh Anda.
  • Operasi pengangkatan kelenjar gondok. Jika kelenjar gondok menjadi sangat besar atau menyebabkan masalah dengan pernapasan atau menelan, sebagian atau seluruh tiroid dapat diangkat. Berapa banyak tiroid yang diangkat tergantung pada seberapa besar ukuran kelenjar gondok, berapa banyak nodul, apakah ada nodul yang beracun, atau jika ada kanker. Pembedahan juga merupakan pengobatan yang disarankan jika ada nodul yang bersifat kanker.

Jika Anda menjalani pengobatan yang menyebabkan kerusakan permanen pada kelenjar tiroid atau melakukan operasi pengangkatan tiroid, maka Anda akan membutuhkan terapi pengganti hormon tiroid seumur hidup.


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app