4 Kunci Penting Mengatasi Anemia Defisiensi Besi

Dipublish tanggal: Sep 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
4 Kunci Penting Mengatasi Anemia Defisiensi Besi

Anemia ada banyak jenisnya, tapi yang paling umum terjadi adalah anemia defisiensi besi. Akibat kekurangan zat besi, jumlah sel darah merah bisa terus menurun sehingga tubuh jadi gampang lemas, lesu, pusing, hingga muka pucat. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi anemia defisiensi besi? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Cara ampuh mengatasi anemia defisiensi besi

Sesuai dengan namanya, anemia defisiensi besi terjadi saat tubuh kekurangan zat besi. Hal ini berimbas pada penurunan jumlah sel darah merah yang sehat, sehingga mengganggu fungsi organ tubuh lainnya.

Tak hanya itu, pasokan hemoglobin juga ikut berkurang karena hal ini. Padahal, hemoglobin berguna untuk mengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Bila terus dibiarkan, jenis anemia ini tak hanya bisa membuat tubuh lemah tapi juga memicu risiko komplikasi.

Baca Selengkapnya: Waspadai Risiko Komplikasi Anemia Defisiensi Besi Bila Tak Ditangani

Kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi anemia defisiensi besi sekaligus mengambalikan kadar zat besi yang dibutuhkan tubuh, antara lain:

1. Menambah asupan zat besi 

Penderita anemia defisiensi zat besi membutuhkan tambahan asupan zat besi dari makanan. Maka dari itu, penderita dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan sumber zat besi seperti berikut ini:

  • Sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan brokoli
  • Daging merah, ayam, dan ati ayam
  • Makanan laut seperti tiram, kerang, dan ikan
  • Kacang-kacangan seperti kacang hitam, kacang hijau, kacang merah
  • Buah kering, seperti kismis dan aprikot
  • Sereal yang diperkaya zat besi

Baca Selengkapnya: Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi (Mudah Didapat)

Selain mengonsumsi makanan sarat zat besi, penderita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang banyak mengandung vitamin C. Hal ini karena vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. 

Sebaliknya, hindari beberapa jenis makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Contohnya kopi, susu, teh, dan makanan yang banyak mengandung asam fitat.

2. Konsumsi suplemen penambah zat besi

Dokter biasanya akan meresepkan suplemen penambah zat besi untuk mengatasi anemia defisiensi besi. Sebagai langkah awal, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi 150-200 mg suplemen zat besi setiap hari. Dosis tersebut bisa berkurang atau bertambah tergantung kondisi masing-masing pasien.

Pemberian suplemen zat besi dapat dilakukan selama beberapa bulan untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi pasien. Jika usus tidak mampu menyerap zat besi dengan baik, maka penambahan zat besi akan diberikan lewat infus.

Untuk meningkatkan penyerapan, suplemen zat besi baiknya diminum saat perut kosong. Namun, jika cara minum suplemen tersebut justru membuat perut tidak nyaman, maka Anda boleh mengonsumsinya ketika makan. Suplemen zat besi baiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C supaya lebih mudah diserap dalam tubuh.

Gejala anemia defisiensi besi umumnya akan berkurang dalam waktu 1 minggu setelah terapi. Dokter juga akan mengajurkan pemeriksaan darah untuk pemantauan lebih lanjut.

3. Cari tahu penyebabnya

Cara paling mudah untuk mengatasi anemia defisiensi besi adalah pastikan dulu penyebabnya. Pasalnya, setiap penyebab anemia memiliki cara penanganannya masing-masing.

Bila anemia diakibatkan oleh perdarahan atau gangguan penyerapan zat besi, dokter akan meresepkan obat tertentu sesuai kebutuhan pasien. Misalnya dengan kontrasepsi oral bagi wanita yang menstruasinya berlebihan atau berupa antibiotik untuk mengatasi anemia karena infeksi di usus.

Sedangkan untuk perdarahan yang disebabkan oleh penyakit polip, tumor, atau miom, dokter biasanya akan mengajurkan operasi guna mengatasinya. 

4. Transfusi sel darah merah

Jika pemberian suplemen tidak mampu mengatasi gejala anemia defisiensi besi, dokter akan menempuh jalan terakhir dengan tindakan transfusi sel darah merah. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk pasien yang mengalami anemia kasus berat dengan hemoglobin rendah. 

Baca Juga: Memahami Gejala Anemia Defisiensi Besi dan Cara Mengatasinya

Jangan tunggu sampai mengalami anemia baru Anda mengonsumsi makanan sumber zat besi. Dengan menjalani pola hidup sehat dan benar, maka kebutuhan zat besi harian dalam tubuh akan tetap tercukupi dan Anda pun terhindar dari gejala anemia defisiensi besi.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app