Ini Akibat dan Bahayanya Kalau Pembuluh Darah Otak Pecah

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Ini Akibat dan Bahayanya Kalau Pembuluh Darah Otak Pecah

Pembuluh darah tersebar di seluruh bagian tubuh, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pembuluh darah memiliki peran penting untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke semua organ dan jaringan tubuh. Jika terjadi sesuatu atau kerusakan pada pembuluh darah, maka tentu saja aliran oksigen ke seluruh organ tubuh jadi tidak maksimal dan mengganggu fungsinya. Hati-hati, efek ini bisa lebih parah lagi bila terjadi pembuluh darah pecah di otak.

Fakta tentang pembuluh darah

Walau tampak berukuran kecil, pembuluh darah manusia memiliki panjang kira-kira 96.000 kilometer lebih. Hal ini setara dengan 2 kali keliling bumi jiak ditarik dalam garis lurus.

Anda mungkin mengira bahwa seluruh organ tubuh akan ikut beristirahat atau tidur saat Anda terlelap. Nyatanya, pembuluh darah tidak memiliki waktu istirahat. Pembuluh darah tetap menjalankan tugasnya untuk mengalirkan darah secara terus-menerus seumur hidup.

Pembuluh darah mampu mengangkut sekitar 6.800 liter darah setiap hari ke seluruh tubuh. Artinya, ada kisaran miliaran liter darah yang diedarkan ke seluruh tubuh di sepanjang usia Anda.

Penyebab pecahnya pembuluh darah otak

Pembuluh darah rentan pecah atau mengalami kerusakan, apalagi jika tekanan darah yang mengalir cukup tinggi selama bertahun-tahun. Misalnya saja pada penderita hipertensi, dorongan aliran darah yang cepat secara terus-menerus bisa membuat pembuluh darah jadi rapuh dan pecah. Bila tak segera diatasi, hal ini bisa mengakibatkan pendarahan otak.

Selain itu, berbagai penyebab pecahnya pembuluh darah otak juga bisa karena:

  • Merokok.
  • Konsumsi alkohol.
  • Memakai narkoba jenis heroin dan kokain.
  • Cedera kepala berat, terutama pada orang-orang di bawah usia 50 tahun.
  • Aneurisma atau pelebaran dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, maka pembuluh darah yang melebar lambat laun bisa rusak. Darah akan membanjiri otak hingga menimbulkan stroke.
  • Angiopati amiloid, atau kelainan dinding pembuluh darah karena penumpukan protein beta amiloid.
  • Tumor otak.
  • Malformasi arterivenosus, yaitu kelainan pembuluh darah di mana pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak lemah sejak lahir.
  • Adanya penyakit hati kronis yang menyebabkan gangguan dalam memproduksi faktor pembekuan darah. Hal ini dapat memicu terjadinya pendarahan internal.
  • Hemofilia atau kelainan pembekuan darah.
  • Anemia sel sabit atau kelainan darah yang menurunkan kadar trombosit darah.
  • Efek samping obat pengencer darah.

Baca Juga: Memahami Cara Kerja Obat Pengencer Darah

Bahaya pembuluh darah pecah di otak

Pecahnya pembuluh darah merupakan salah satu kerusakan pembuluh darah yang paling parah. Jika pembuluh darah pecah di otak, maka hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pendarahan otak atau disebut dengan brain hemorrhage.

Pembuluh darah pecah di otak merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera. Pendarahan yang terjadi secara cepat dapat mematikan sel-sel otak hingga membuat otak membengkak. Bila tak segera ditangani, penderita dapat mengalami stroke.

Baca Selengkapnya: Kenali 4 Tanda Gejala Awal Stroke dengan Cepat

Ada sejumlah tanda dan gejala yang timbul saat pembuluh darah pecah di otak, antara lain:

  • Sakit kepala hebat secara mendadak
  • Kesemutan dan kelumpuhan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki
  • Kesulitan dalam melihat, baik pada satu atau kedua mata
  • Sulit menelan
  • Kehilangan kendali koordinasi tubuh
  • Hilang keseimbangan
  • Muntah-muntah
  • Hilang kesadaran
  • Lesu
  • Mengantuk
  • Tidak sadar dengan keadaan sekitar
  • Kemampuan berbahasa mengalami gangguan
  • Bingung dan sering mengigau

Bila Anda atau anggota keluarga mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.

Penanganan stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak

Jika pasien telah mengalami stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak, maka pasien akan langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD). Tekanan darah pasien akan distabilisasi dengan bantuan obat-obatan, sebab pembuluh darahnya sudah tidak mampu lagi mengendalikan tekanan darah dalam tubuh.

Pasien dapat diberikan bantuan pernapasan bila aliran oksigen dalam darahnya berkurang atau mengalami koma. Hal ini dilakukan dengan bantuan ventilator guna memastikan otak dan organ-orang tubuhnya mendapatkan oksigen yang cukup.

Dokter juga akan memeriksan tanda-tanda vital dalam tubuh pasien guna menentukan perawatan lanjutan, seperti:

  • Irama jantung
  • Kadar oksigen darah
  • Tekanan darah
  • Laju pernapasan
  • Pemantauan tekanan rongga kepala

Setelah itu, dokter akan memberikan penanganan terhadap stroke dengan cara sebagai berikut:

Setelah kondisi pasien stabil, dokter akan menganjurkan prosedur operasi atau pengobatan lanjutan tergantung kondisi masing-masing pasien. Pasien yang selamat dari kondisi pembuluh darah pecah pada otak harus menjalani fisioterapi dan terapi bicara untuk mengembalikan fungsi dan gerak tubuhnya.

Baca Selengkapnya: Seluk Beluk Fisioterapi dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Cara mencegah pecahnya pembuluh darah di otak

Pembuluh darah pecah di otak merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera. Pasalnya, hal ini bertumpu pada aliran oksigen ke otak sehingga bila dibiarkan terus-menerus, pasien berisiko mengalami koma bahkan kehilangan nyawa.

Anda dapat menurunkan risiko bahkan mencegah pecahnya pembuluh darah di otak dengan cara berikut:

  • Berhenti merokok
  • Hindari minum alkohol
  • Berolahraga rutin minimal 150 menit perminggu atau 30 menit per hari
  • Bagi penderita penyakit jantung dan hipertensi, obati penyakit jantung dan hipertensi untuk menghindari pecahnya pembuluh darah otak
  • Jaga kadar gula darah agar tetap normal, terutama bagi penderita diabetes

Baca Juga: Makanan yang Cocok Bagi Kesehatan Otak


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stone CK, et al., eds. Eye emergencies. In: Current Diagnosis & Treatment Emergency Medicine. 7th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2011. http://www.accessmedicine.com.
Subconjunctival hemorrhage causes. American Academy of Ophthalmology. http://www.aao.org/eye-health/diseases/subconjunctival-hemorrhage-cause.
Gardiner MF. Conjunctival injury. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app