Cedera Kepala Berat - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 1, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Cedera Kepala Berat?

Trauma kepala menjadi kondisi yang sangat mengkhawatirkan karena kepala adalah tempat dimana organ otak untuk berfungsi mengatur seluruh tubuh selama hidup. Trauma kepala akibat cedera menimbulkan kerusakan jaringan, pembuluh darah, dan persarafan di otak. Rusaknya bagian pada otak menganggu respon-respon penting di dalam tubuh seperti mata, pergerakan, dan verbal (bicara).

Tingkat keparahan pada cedera kepala dibedakan berdasarkan nilai kesadaran GCS (glasfow Coma Scale). GCS adalah nilai dari respon mata (eye), bicara (verbal), dan gerakan (movement). Masing-masing nilai menentukan tingkat keparahan cedera yang mengakibatkan rusaknya respon otak. Maka dari itu cedera kepala dibagi menjadi 3 yaitu:

Penyebab Cedera Kepala Berat

Penyebab Cedera Kepala Berat

Banyak kasus yang menyebabkan cedera kepala berat. Benturan keras pada kepala yang menjadi penyebab utama timbulnya kerusakan otak yang mempengaruhi respon yang dinilai dengan skor GCS oleh dokter. Benturan pada kepala biasanya timbul akibat:

  • Kecelakaan lalu lintas
  • Pukulan dengan benda keras ke kepala
  • Perkelahian
  • Cedera olahraga
  • Jatuh dari tempat tinggi dan membentur kepala

Risiko cedera pada kepala dapat menimbulkan kerusakan pada daerah kepala seperti:

Gejala pada cedera kepala berat:

  • Adanya memar di kedua mata dan telinga
  • Keluar darah dari telinga dan hidung
  • Kesulitan berbicara
  • Indera penglihatan dan pendengaran menjadi berkurang
  • Muntah menyemprot dan mengeluarkan darah
  • Kejang
  • Kesadaran menghilang

Pengobatan Cedera Kepala Berat

Diagnosis pada Cedera Kepala Berat

Memeriksa kesadaran adalah langkah yang paling pertama dilakukan dokter. Melihat adanya kondisi cedera kepala dan penurunan kesadaran, dokter memerlukan informasi pada riwayat kecelakaan atau penyebab dari adanya cedera kepala, waktu terjadinya kecelakaan, dan adanya riwayat minum obat terlarang atau alkohol. Dokter memeriksa laju napas, denyut nadi, dan tekanan darah. Dokter memeriksa kondisi kepala untuk melihat adanya luka terbuka, pembengkakan, dan retak tulang atau krepitasi.

Setelah itu dokter menentukan tingkat kesadaran dan keparahan cedera kepala dengan nilai GCS. Nilai GCS terdiri dari 3 jenis tingkatan mulai dari Verbal dengan 5 skor, pemeriksaan mata (EYE) dengan 4 skor, dan respon gerak (motor) dengan 6 skor. Nilai skor ditentukan dengan kemampuan pencerita cedera kepala untuk merespon perintah dokter. Hasil dari pemeriksaan GCS dengan skor 3 sampai 8 menunjukkan penderita terkena cedera kepala berat.

Pemeriksaan penunjuang berikutnya yang penting dilakukan adalah dengan pencitraan berupa CT scan dan MRI kepala. CT scan kepala dapat melihat adanya memar hingga pendarahan kepala akibat cedera, dan MRI menunjukan gambar lebih detil pada kelainan organ otak setelah penanganan awal atau saat pasien sudah stabil.

Penanganan pada Cedera Kepala Berat

Penanganan awal pada pasien dengan cedera kepala berat adalah menjaga jalur napas dan memastikan tidak ada hambatan napas dari mulut atau hidung akibat penumpukan darah yang keluar. Pasien dengan gangguan napas berat harus segera di intubasi guna membantu laju pernapasan.

Apabila terjadi henti jantung maka tindakan CPR atau resusitasi jantung paru harus segera dilakukan dengan memastikan tidak ada patah tulang iga pada penderita.

Apabila ditemukan pendarahan pada daerah kepala dan bagian tubuh lainnya maka harus segera diberhentikan untuk mencegah syok serta penurunan kesadaran lebih parah.

Obat antikejang diperlukan untuk menurunkan kejang pada penderita cedera kepala.

Setelah kondisi sudah stabil, kasus ini perlu dirujuk ke dokter bedah untuk dilakukan operasi pada daerah kepala jika ditemukan pendarahan otak, memar, patah tulang tengkorak, dan hilang kesadaran.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Reed-Guy, L. Healthline (2017). Head Injury. (https://www.healthline.com/health/head-injury)
Dawodu, S. Medscape (2017). Traumatic Brain Injury. (https://emedicine.medscape.com/article/326510-overview)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Traumatic Brain Injury. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/traumatic-brain-injury/symptoms-causes/syc-20378557)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app