Paroxysmal Atrial Fibrillation - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 29, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Apakah Anda pernah mengalami nyeri dada, sakit kepala ringan, dan jantung berdebar-debar? Apakah ada saat dimana Anda kesulitan untuk bernafas?

Jika demikian, Anda mungkin mengalami kondisi yang disebut fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium terjadi ketika atrium, atau bilik jantung bagian atas, kehilangan ritme normalnya dan berdetak tidak teratur. Ketika kondisi tersebut terjadi, darah tidak mengalir melalui jantung dan tubuh secara efisien. 

Aliran yang tidak efisien tersebut dapat menyebabkan darah mengumpul di dalam atrium, dan meningkatkan risiko pembekuan darah.

Paroksismal atrial fibrilasi adalah episode dari Atrial Fibrilasi yang terjadi sesekali dan kemudian berhenti secara spontan atau sembuh dengan sendirinya. Episode tersebut dapat berlangsung selama beberapa detik atau beberapa hari dan kembali ke ritme sinus normal.

Beberapa orang mungkin memiliki episode atrial fibrilasi tunggal. Namun, orang dengan kerusakan yang permanen pada jantung dapat mengalami atrial fibrilasi konstan atau kronis. Ada tiga jenis atrial fibrilasi: paroksismal, persisten, dan kronis (atau permanen).

Atrial fibrilasi persisten berlangsung lebih dari tujuh hari. Kondisi tersebut biasanya tidak dapat dihentikan tanpa pengobatan. Ritme normal dapat dicapai dengan pengobatan atau terapi kejut listrik.

Atrial fibrilasi kronis atau permanen berlangsung selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut tidak dapat diubah kembali ke ritme normal, meskipun dengan pengobatan atau terapi kejut listrik.

Penyebab dan faktor resiko Paroksismal Atrial Fibrilasi

Paroksismal atrial fibrilasi disebabkan oleh kerusakan jantung akibat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Obat-obatan dan faktor-faktor lain juga dapat menyebabkan AFib. Faktor-faktor ini termasuk:

Tanda dan gejala Paroksismal Atrial Fibrilasi

Gejala dan tanda paroksismal atrial fibrilasi dapat meliputi:

Beberapa orang mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. Namun, komplikasi dapat terjadi pada siapa saja dengan atrial fibrilasi.

Komplikasi

Stroke dan emboli adalah komplikasi atrial fibrilasi yang paling serius dan paling sering. Orang dengan atrial fibrilasi 4 sampai 5 kali lebih mungkin untuk terserang stroke daripada orang yang tidak memilikinya. Hal ini terjadi karena gumpalan darah di dalam jantung dapat membeku dan membentuk gumpalan. 

Gumpalan-gumpalan tersebut dapat berpindah ke otak dan menyebabkan stroke.

Jika atrial fibrilasi bertahan dalam waktu lama tanpa pengobatan, jantung mungkin tidak lagi secara efektif memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya gagal jantung.

Cara mencegah terjadinya Paroksismal Atrial Fibrilasi

Untuk mengurangi risiko timbulnya atrial fibrilasi, mempertahankan gaya hidup yang sehat selalu merupakan pilihan terbaik. 

Jika Anda telah didiagnosis dengan atrial fibrilasi, minum obat secara teratur jika diresepkan, dan dapatkan pengobatan dan pengelolaan kondisi yang tepat sehingga Anda dapat mengurangi resiko konsekuensi berbahaya dari atrial fibrilasi. Beberapa langkah lainnya meliputi:

  • Lakukan aktivitas fisik yang teratur
  • Makanlah makanan yang menyehatkan jantung, rendah garam, rendah lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol
  • Kontrol tekanan darah tinggi
  • Hindari alkohol dan kafein dalam jumlah berlebihan
  • Jangan merokok
  • Kontrol kolesterol
  • Pertahankan berat badan yang sehat

Cara mengobati Paroksismal Atrial Fibrilasi

Diagnosa

Untuk mendiagnosis paroksismal atrial fibrilasi, dokter dapat meninjau tanda dan gejala-gejala Anda, meninjau riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi Anda tersebut, pemeriksaan tersebut termasuk:

  • Elektrokardiogram (EKG).
  • Monitor holter.
  • Ekokardiogram.
  • Tes darah.
  • Tes stress yang disebut juga tes olahraga.
  • Rontgen dada

Pengobatan

Pengobatan untuk atrial fibrilasi melibatkan:

  • Pengaturan ulang ritme jantung
  • Mengendalikan kecepatan jantung
  • Mencegah terjadinya pembekuan darah

Jika Anda mengalami paroksismal atrial fibrilasi, detak jantung normal umumnya dapat kembali. Karena itu, dokter dapat mencoba mengatur ulang ritme jantung normal dengan obat-obatan atau terapi kejut listrik yang juga dikenal sebagai kardioversi.

Dokter mungkin menyarankan mengkonsumsi obat antiaritmia, seperti amiodarone (Cordarone) atau propafenone (Rythmol), bahkan ketika ritme normal telah kembali. Dokter juga dapat meresepkan obat beta-blocker untuk mengontrol tekanan darah.

Pilihan lain untuk pengobatan atrial fibrilasi adalah ablasi. Ablasi dilakukan oleh spesialis jantung. Dokter akan memasukkan alat yang melewati selangkangan dan ke daerah sekitar jantung. Kemudian, dokter akan menonaktifkan sumber irama jantung yang abnormal. 

Pada orang tertentu, intervensi ini dapat mengobati atrial fibrilasi secara permanen.

Jika Anda memiliki atrial fibrilasi yang sedang berlangsung, dokter mungkin akan meresepkan obat pengencer darah seperti warfarin (Coumadin) untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
NCBI, Paroxysmal atrial fibrillation (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535439/).
Payal Kohli, MD, Paroxysmal atrial fibrillation (https://www.healthline.com/health/living-with-atrial-fibrillation/paroxysmal, 29 August 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app