Obat Untuk Mengobati Stroke Ringan Hingga Berat

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
Obat Untuk Mengobati Stroke Ringan Hingga Berat

Pengobatan stroke harus dimulai sesegera mungkin, baik dengan menggunakan obat stroke ataupun melalui prosedur operasi. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, maka peluang kesembuhan akan semakin besar. Pengobatan yang diberikan akan tergantung pada jenis stroke yang dialami seseorang.

Stroke terjadi ketika darah tidak dapat memberikan oksigen ke otak. Stroke dapat terjadi karena alasan yang berbeda, setidaknya ada dua jenis. Pertama, stroke iskemik terjadi ketika pembekuan darah menyumbat pembuluh darah, menghentikan pasokan oksigen. Kedua, Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah pecah, menyebabkan pendarahan di otak. Ada juga stroke ringan, atau disebut dengan transient ischaemic attack (TIA), terjadi ketika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah untuk sementara waktu.

Mengobati Stroke Iskemik

Penanganan darurat untuk stroke iskemik harus dimulai maksimal dalam waktu 4,5 jam sejak serangan. Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum akibat gumpalan darah di otak. Pengobatan stroke iskemik akan digunakan untuk memecah gumpalan yang menghalangi atau mengganggu aliran darah di otak.

# Aspirin

Salah satu obat stroke iskemik yang paling umum digunakan dokter selama keadaan darurat adalah aspirin. Obat ini terbukti efektif mengencerkan darah yang telah menggumpal, aspirin dapat membantu melancarkan aliran darah ke daerah yang terkena. Jika Anda telah menggunakan obat ini untuk masalah yang lain, maka beritahu dokter.

# Obat Stroke Iskemik

Dokter juga akan mengelola dengan obat lain untuk memecah gumpalan.Obat ini bisa disuntikkan melalui tabung tipis (kateter) pada arteri. obat yang paling umum digunakan untuk mengobati stroke adalah tissue plasminogen activator (TPA). Ini akan membantu memecah bekuan yang telah terbentuk di otak. obat oral lain yang akhirnya dapat digunakan untuk mengencerkan darah dan mengurangi risiko stroke di masa depan termasuk clopidogrel dan warfarin. Statin juga telah terbukti mengurangi insiden stroke. Nanti akan dijelaskan lebih lanjut.

# Kateter Embolektomi

Jika penggunaan obat stroke seperti di atas tidak bisa memecah gumpalan, dan jika stroke terlokalisir pada satu daerah (akut), dokter mungkin menggunakan kateter untuk mengakses bekuan dan menghapus secara manual menggunakan alat khusus. Kateter akan dimasukkan melalui pembuluh darah menuju area bekuan darah lalu kemudian dihilangkan.

# Kraniotomi decompressive

Stroke berat dapat menyebabkan pembengkakan serius di otak,  dalam beberapa kasus intervensi bedah bisa dipelukan jika obat stroke tidak mampu menatasinya. Tujuan dari kraniektomi dekompresi adalah untuk mencegah tingginya tekanan di dalam tengkorak agar tidak membahayakan. Dalam prosedur ini, ahli bedah akan membuka flap tulang di tengkorak yang ada di daerah pembengkakan. Setelah tekanan berhasil diturunkan, flap akan dikembalikan.

Mengobati Stroke Hemoragik

Tidak seperti stroke iskemik, pengobatan untuk stroke hemoragik tidak melibatkan obat pengencer darah. Justru penggunaan obat stroke pengencer darah tersebut akan meningkatkan jumlah darah yang hilang di otak. Jika sudah terlanjur menggunakan obat pengencer darah, maka dokter mungkin memberikan obat lain untuk menetralkan efek ini atau menurunkan tekanan darah untuk memperlambat pendarahan di otak.

# Operasi

Tergantung pada keparahan kerusakan di otak, operasi mungkin diperlukan untuk menangani stroke hemoragik. Operasi tidak hanya memperbaiki kerusakan, tetapi juga membantu mencegah kerusakan di masa depan. Namun, masalahnya daerah stroke harus cukup dekat dengan permukaan otak sehingga ahli bedah dapat mengakses perdarahan.

Jika dokter bedah dapat dengan mudah mengakses arteri yang terkena, maka dokter akan lebih mudah dalam menghentikan dan menghilangkan penumpukan darah.

# Coiling

Jika arteri yang pecah tidak mudah diakses melalui operasi, maka kateterisasi adalah pilihan alternatifnya. Dengan menggunakan kateter, ahli bedah dapat menggunakan teknik yang disebut coiling atau aneurisma embolisasi. Setelah dokter bedah menemukan pembuluh darah yang pecah, maka pada daerah tersebut dipasang sebuah kumparan (koil). kumparan terbuat dari kawat platinum yang lebih halus daripada sehelai rambut. Tujuannya adalah membentuk jaring-jaring pada pembuluh darah yang robek sehingga darah dapat membeku dan menutup lubang.

# Kliping aneurisma

Dokter mungkin merekomendasikan kliping aneurisma dengan memasang secara permanen penjepit untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. Kliping aneurisma adalah prosedur pembedahan dan biasanya hanya dianjurkan bila coiling dianggap tidak efektif. Kliping secara signifikan lebih invasif daripada coiling.

Obat Stroke yang Biasa Digunakan Dokter

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati stroke biasanya bekerja dengan tiga cara yang berbeda. Obat stroke ini bertujuan untuk memecah gumpalan darah, mengencerkan darah untuk mencegah memburuknya pembekuan dan gumpalan, atau untuk mengurangi pendarahan pada stroke hemoragik. Perawatan yang diberikan tergantung pada jenis stroke dan penyebabnya.

Obat stroke dapat digunakan di ruang gawat darurat dalam upaya untuk memecah bekuan darah dengan segera. Lebih lanjut, obat ini juga dapat digunakan setelah kondisi darurat teratasi sebagai perawatan lanjutan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang meningkatkan risiko serangan stroke kedua. Beberapa obat stroke akan diresepkan secara berkelanjutan untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol.

# Antikoagulan

Antikoagulan adalah obat untuk mengencerkan darah. Ini digunakan untuk mengobati stroke iskemik dan stroke ringan (TIA). Aspirin merupakan salah satu antikoagulan yang digunakan dalam perawatan lanjutan stroke iskemik dan masalah kardiovaskular lainnya seperti penyakit jantung dan mencegah stroke selanjutnya. Aspirin mencegah platelet agar tidak saling menempel satu sama lain sehingga menyebabkan pembekuan darah.

Warfarin merupakan pengencer darah yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah serta mencegah pembekuan agar tidak menjadi lebih besar. Ini sering diresepkan untuk orang dengan katup jantung buatan, denyut jantung tidak teratur, atau yang pernah menderita  serangan jantung  atau stroke.

Penggunaan obat stroke ini harus sesuai dengan rekomendasi dokter, mengingat efek samping pendarahan yang mungkin terjadi. Antikoagulan tidak bisa digunakan untuk stroke hemoragik, karena malah akan meningkatkan perdarahan di otak.

# Clopidogrel

Clopidogrel adalah obat antiplatelet yang membantu mencegah pembekuan darah. Terkadang juga diresepkan untuk orang-orang yang telah mengalami stroke iskemik, serangan jantung, dan kondisi jantung lainnya. Obat ini harus digunakan secara teratur. Sangat penting untuk terus menggunakannya bahkan jika Anda merasa sehat.

# Tissue Plasminogen Activator

Tissue plasminogen activator (TPA) adalah pengobatan darurat untuk orang yang memiliki stroke iskemik. obat stroke ini bekerja dengan segera memecah gumpalan. Dalam situasi darurat, TPA disuntikkan ke pembuluh darah atau langsung ke arteri. TPA hanya dapat digunakan dalam situasi tertentu.Obat ini belum sesuai untuk setiap kasus stroke.

# Statin

Statin umumnya diresepkan obat orang dengan  kolesterol tinggi, yang dapat menyebabkan serangan stroke ringan, serangan jantung, dan masalah lainnya. Cara keerjanya yaitu memblok enzim dalam tubuh yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol. Statin tersedia sebagai:

Lebih lanjut, silahkan baca: 20 Jenis Obat Kolesterol Generik dan Paten

# Obat Darah Tinggi

Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk membantu menurunkan tekanan darah. Tekanan darah dapat memainkan peran utama dalam stroke hemoragik, sehingga pengelolaan ini dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko. Ada banyak jenis obat darah tinggi yang tersedia, termasuk beta-blocker, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, dan calcium channel blockers. Contohnya Captopril, Nifedipine, Amlodipine.

Setelah menjalani terapi fase akut atau kegawatdaruratan seperti di atas, maka langkah selanjutnya yaitu rehabilitasi atau pemulihan. Rehabilitasi setelah stroke tergantung pada tingkat kerusakan dan bagian otak mana yang terpengaruh. Misalnya, jika stroke terjadi pada sisi kanan otak, maka mungkin perlu rehabilitasi fisik berfokus pada berjalan naik dan turun tangga, berpakaian, atau membawa makanan ke mulut karena bagian kanan otak mengendalikan fungsi visual-spasial.

Di samping itu, diperlukan juga langkah-langkah untuk mencegah agar stroke tidak kembali menyerang, yaitu dengan melakukan pola hidup sehat seperti makan makanan rendah lemak, perbanyak buah dan sayur, olah raga dan sebagainya. Mengobati penyakit-penyakit yang berperan seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan lain-lain.


43 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app