Microcephaly - Penyebab, Gejala dan, Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Microcephaly - Penyebab, Gejala dan, Pengobatan

Microcephaly atau biasa lebih dikenal dengan sebutan mikrosefalus ialah penyakit yang tentunya sering sekali kita dengar yaitu penyakit yang menyebabkangt;kepala bayi atau kepala anak yang ukuran diameternya jauh lebih kecil daripada bayi atau anak anak berkepala normal atau memiliki ukuran yang normal. 

Walaupun kejadian microcephaly ini merupakan kejadian yang cukup langka dan jarang terjadi namun sebagai sesama manusia kita tentunya tidak boleh menutup mata dan menganggap masalah ini ialah masalah yang tidak penting. 

Oleh sebab itu, di kesempatan kali ini, kami akan sharing berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang sekiranya dapat menambah pemahaman mu mengenai penyakit microcephaly.

Microcephaly dan serba serbinya

Microcephaly atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Mikrosefalus ialah suatu kondsi atau keadaan yang tergolong langka yang disebabkan oleh adanya gangguan sistem saraf yang sifatnya tidak normal sehingga menyebabkan ukuran kepala bayi menjadi tidak berkembang secara maksimal 

Penyakit ini membuat si bayi memiliki ukuran kepala jauh lebih kecil dari ukuran kepala bayi normal lainnya sehingga juga akan memberikan efek perkembangan otak pada anak juga akan berhenti dan tidak berkembang dengan sempurna. 

Keadaan mikrosefalus ini sendiri biasanya merupakan keadaan yang dihasilkan dari perkembangan otak yang tidak normal selama bayi di dalam kandungan ibunya atau bisa juga terjadi saat bayi baru lahir atau berada di awal awal tahun pertama kehidupan si bayi. 

Seorang anak yang positif mengidap mikrosefalus umumnya tetap memiliki tingkat intelegensi yang normal walaupun bentuk ukuran kepala dan otak mereka jauh lebih kecil dibanding anak atau bayi normal pada umumnya.

Bila berbicara mengenai faktor penyebab penyakit microcephaly maka ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang anak terkena kondisi langka satu ini, yaitu faktor keturunan atau mikrosefalus kongenital dan faktor lingkungan sekitar atau mikrosefalus akuisita.

Mikrosefalus kongenital atau mikrosefalus yang sifatnya diturunkan dari faktor genetika umumnya diakibatkan karena adanya cacat gen pada perkembangan otak si bayi sedari awal sehingga mikrosefalus jenis ini sering ditemukan pada mereka yang memilki penyakit atau kelainan down syndrome.

Sedangkan Mikrosefalus akuisita atau mikrosefalus yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar biasa disebabkan oleh otak anak yang mengalami kontak dengan suatu hal yang menganggu perkembangan dan pertumbuhan otak si bayi saat ada di kandungan ibunya. 

Faktor penyebab mikrosefalus 

Adapun beberapa faktor yang dapat membuat seorang bayi terkena penyakt mikrosefalus akuisita:

  • Adanya kontak dengan infeksi yang disebabkan oleh virus seperti rubella atau campak jerman, cacar, zika
  • Infeksi akibat kontak dengan parasit seperti toksoplasmosis dan sitomegalovirus,
  • Infeksi akibat kontak dengan bahan kimia seperti timbal
  • Infeksi akibat si ibu banyak meminum alkohol sepanjang masa kehamilan
  • Infeksi akibat kurangnya gizi dan nutrisi pada bayi
  • Infeksi akibat terlau banyak mengkonsumsi obat obatan
  • Adanya ketidaknormalan kromosom hingga menurunnya kadar oksigen yang mengarah ke otak si bayi sedari dalam kandungan ibunya.  

Selain akibat adanya infeksi atau kontak dengan hal luar, mikrosefalus akuisita juga dapat diakibatkan oleh cedera otak setelah bayi terlahir ke dunia, adanya cacar medulla spinaslis pada otak hingga adanya penyumbatan pembuluh darah pada otak bayi yang baru lahir dan pendarahan pada otak bayi.

Gejala dan ciri-ciri terkena Mikrosefalus

Mikrosefaluspun ternyata memilki beberapa ciri ciri atau gejala yang dapat mengindikasikan seorang bayi terkena kelainan langka ini seperti:

  • Adanya perubahan bentuk pada wajah si bayi
  • Si bayi menjadi suka kejang kejang
  • Ukuran tubuh si bayi yang lebih kecil dibanding bayi seusianya atau kerdil
  • Perkembangan si bayi yang lambat dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya
  • Si bayi terlalu hiperaktif
  • Si bayi mengalami keterbelakangan mental hingga adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi antara tubuh bayi dan otaknya. 

Terdapat beberapa cara yang dapat ibu hamil lakukan untuk menghindari janin mengalami gangguan mikrosefalus seperti 

  • Selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan penuh gizi serta mengkonsumsi vitamin kehamilan,
  • Jangan meminum alkohol atau menggunakan narkoba selama masa kehamilan, 
  • Hindari makanan yang banyak mengandung bahan kimia, 
  • Cuci tangan secara rutin baik sebelum dan sesudah tidur,
  • Jangan memiliki kontak dengan kucing karena kucing dapat menyebarkan parast toksoplasma,
  • Gunakan obat anti nyamuk saat musim nyamuk melanda. 
  • Ingat juga untuk selalu rutin mengecek dan mengontrol kehamilan ke dokter kandungan kepercayaan kamu.

1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app