Stimulasi Perkembangan Otak Sejak Dini (bagian 1)

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 20, 2019 Waktu baca: 2 menit
Stimulasi Perkembangan Otak Sejak Dini (bagian 1)

Ada sebuah seminar Multiple Inteligence Stimulation & Protection During Your Child Golden Period (0-5 Year Old)  yang dilaksanakan di Brawijaya Women and Children Hospital, pada Sabtu 14 Juli 2012, dr. Johnny Nurman, SpA dan Rustika Thamrin, S.Psi, Psikolog, CHt, CI, MTLT sepakat bahwa usia tiga tahun pertama adalah masa emas dalam proses tumbuh kembang anak.

Tahap Awal Perkembangan Otak Anak

Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa masa keemasan ini sejatinya sudah dimulai sejak anak masih berupa janin di dalam rahim ibunya. Ketika anak berusia 2 tahun, volume otak anak sudah mencapai 90% volume otak dewasa dan perkembangannya mencapai 80% dari otak dewasa. Perkembangan otak anak ini secara signifikan ditandai dengan pertambahan massa otak hingga di akhir usia tiga tahun.

Iklan dari HonestDocs
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic

Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak

Perkembangan otak dan kecerdasan anak selain dipengaruhi oleh gen bawaan dari orang tuanya, juga tergantung pada asupan nutrisi dan yang tak kalah penting, stimulasi yang dilakukan orang tua untuk merangsang panca indera si anak. Stimulasi atau rangsangan yang terus-menerus dilakukan dengan terarah akan mengeratkan sambungan antar sel dalam otak (neuron) yang memungkinkan anak untuk menyerap informasi lebih banyak lagi. Berdasarkan kajian neurologi, ketika anak dilahirkan, otak bayi mengandung sekitar 100 milyar neuron yang siap melakukan sambungan antar sel selama tahun-tahun pertama. Sambungan tersebut harus diperkuat melalui berbagai rangsangan. Jika tidak maka sambungan ini akan mengalami penyusutan (atrofi) dan musnah. Hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Setiap anak diharapkan bisa memiliki kecerdasan multi talenta. Kecerdasan multi talenta adalah ragam rupa kecerdasan yang dapat dikembangan oleh anak. Tak melulu hanya kecerdasan dalam menghitung angka tapi juga merujuk pada kemampuan menggunakan logika, berbahasa, bermusik, bersosialisasi dan beradaptasi dengan alam.

Kedekatan anak dengan orang tua

Rustika menjelaskan bahwa dasar dari proses belajar anak adalah terciptanya kedekatan emosi yang kuat dan hangat antara orang tua dan anak. Terciptanya suasana yang aman, nyaman dan ceria sehari hari, membuat anak berminat untuk bereksplorasi dan menyimpan segala informasi secara optimal di dalam otaknya.

Suasana dalam keluarga

Sebaliknya, anak yang berada di suasana keluarga yang tegang, cemas dan menakutkan (termasuk takut berbuat salah) menjadikan anak kurang memiliki motivasi belajar yang kuat, kurang berani mencoba dan tentunya membuat kapasitas intelektualnya terbatas.  Pernyataan tentang periode emas perkembangan otak tak ayal membuat orang tua ingin memberikan stimulasi yang berkualitas pada para buah hatinya. Karena tak ingin kehilangan momen periode emas ini, orang tua pun berlomba-lomba menjejali anak dengan banyak sekali stimulasi yang sayangnya kerap berlebihan. Ada pula yang mengikut sertakan si kecil dalam kegiatan bersekolah walau anak belum siap secara emosi.  Sebenarnya, sudah perlukah si kecil di usia awal tiga tahun ini diikut sertakan dalam kegiatan bersekolah?

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Brain stimulation may reduce aggressive behavior. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322339.php)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app