Methylcobalamin: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 1, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Methylcobalamin merupakan salah satu bentuk kimiawi berupa co-enzyme dari B12. Nama lainnya adalah Mecobalamin, bentuknya kurang lebih sama dengan Vitamin B12, sehingga dapat dipergunakan dalam menangani kasus defisiensi B12. 

Methylcobalamin merupakan senyawa kimia yang larut dalam air, dan termasuk dalam vitamin essensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai obat methylcobalamin, mari simak artikel berikut ini.

Mengenai Obat Methylcobalamin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Kapsul dan suntik

Kandungan:

Vitamin

Manfaat obat Methylcobalamin

Methylcobalamin pada umumnya tersedia dalam bentuk kapsul oral dan injeksi. Beberapa manfaat yang didapatkan dari penggunaan Methylcobalamin ini, antara lain sebagai pilihan terapi dalam kasus defisiensi B12. 

Selain itu, Methylcobalamin juga mempunyai peranan penting dalam metabolisme sel tubuh, pembentukan sel darah merah, membantu produksi DNA, dan metabolisme sel saraf. 

Beberapa kasus seperti anemia dan neuropati perifer, memilih Methylcobalamin sebagai salah satu bagian dari pengobatannya.

Dosis obat Methylcobalamin

Dosis dari Methylcobalamin ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu penyakit apa yang timbul, apakah ada riwayat alergi obat ini, respon tubuh seseorang terhadap pemberian obat ini, serta penyakit lainnya yang dapat bereaksi jika konsumsi Methylcobalamin.

Anemia Defisiensi B12
Injeksi (parenteral)
500 mcg/hari, 3 kali seminggu.Setelah 2 bulan pengobatan, kurangi dosis secara bertahap tiap 1-3 minggu.

Neuropati perifer
Kapsul oral dan Injeksi (parenteral)
Kapsul: 1500 mcg/hari, dibagi ke dalam 3 jadwal konsumsi.
Injeksi: 500 mcg/hari, 3 kali seminggu.

Angka kecukupan gizi Methylcobalamin beragam, dipengaruhi faktor kondisi kesehatan dan usia seseorang. 

Berikut merupakan angka kecukupan gizi harian Methylcobalamin, yaitu:

  •  Untuk usia 14 tahun ke atas di sarankan 2,4 mcg;
  •  Untuk usia di atas 50 tahun, dianjurkan 25-100 mcg.

Perlu diperhatikan sebaiknya dalam penggunaan Methylcobalamin ini, Anda dapat mengikuti saran dari dokter yang merekomendasikan obat tersebut mengenai dosis dan jumlah konsumsi obat. 

Beritahukan dokter bila Anda sedang menggunakan obat lain di luar dari Methylcobalamin ini. Jangan lupa untuk lakukan kontrol ke dokter.

Efek Samping obat Methylcobalamin

Efek samping yang dapat ditimbulkan setiap obat dapat bereaksi berbeda-beda dan tergantung pada reaksi masing-masing individu. Jadi, penting untuk Anda mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat Methylcobalamin, yaitu:

Mual hingga muntah
Rasa tidak nyaman area perut, hingga timbul nyeri perut
Peningkatan frekuensi BAB dengan konsistensi cair hingga terjadi diare
Nyeri kepala atau pusing
Kehilangan nafsu makan
Rasa seperti terbakar
Dapat menimbulkan bengkak pada area tungkai
Syok anafilaksis
Tubuh lemas

Sebaiknya dapat segera hentikan pemakaian obat Methylcobalamin bila mengalami satu atau lebih efek samping seperti di atas. Segera konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter sehingga dapat dipikirkan alternatif lain sebagai solusi masalah kesehatan Anda.

Ibu hamil dan ibu dalam masa menyusui

Pada ibu hamil, obat ini menurut US FDA (Food and Drugs Administration) Pregnancy termasuk dalam Kategori N, yang artinya obat ini belum dikategorikan. FDA belum memastikan keamanan, efektivitas, atau kualitasnya. 

Begitu pula dengan data untuk ibu dalam masa laktasi masih belum diketahui. Namun, disarankan lebih baik melakukan pemeriksaan diri dulu ke dokter, karena tidak semua obat aman untuk ibu hamil maupun ibu dalam masa menyusui ASI.

Peringatan penggunaan obat Methylcobalamin

Waspadai penggunaan obat Methylcobalamin dan disarankan dengan indikasi dari dokter dulu sebelum mengenakannya bila Anda sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan dalam masa menyusui ASI.
Hati – hati bagi pasien dengan kelainan saraf mata, infeksi, polisitemia, hematuria, atau jika memilki kadar zat besi dan folat rendah.
Hindari penggunaan bersama dengan obat neomycin, obat penghambat H2 seperti ranitidin, metformin, colchicine, dan obat proton pump inhibitor seperti omeprazol.
Penggunaan pil KB dan vitamin C dapat mengurangi kadar Methylcobalamin dalam darah.
Beritahukan dokter apabila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan lain, obat herbal, baik secara rutin atau baru-baru saja.
Dilarang menghentikan dan mengganti dosis obat tanpa adanya indikasi dokter.
Hentikan pemakaian bila timbul reaksi alergi obat ataupun suatu overdosis, dan segeralah ke dokter untuk memeriksakan diri.

Overdosis

Jika menggunaan obat Methylcobalamin secara berlebihan, sebaiknya segeralah menemui dokter. Penggunaan secara berlebihan dapat memunculkan tanda dan gejala seperti, kemerahan pada kulit, warna urin dapat berubah menjadi merah, perubahan pada tekanan darah dan denyut jantung yang sifatnya sementara serta tidak berbahaya jika ditangani secara cepat dan tepat.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wiley, F. Everyday Health (2015). What is Activated B12 (methylcobalamin)?. (https://www.everydayhealth.com/drugs/vitamin-b-12)
Healthline (2018). Can Vitamin B-12 Cause Side Effets?. (https://www.healthline.com/nutrition/too-much-vitamin-b12)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app