Gangguan Saraf Mata: Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan

Penyakit ini perlu penanganan segera agar kerusakan tidak semakin parah. Di bawah ini adalah gejala dari penyakit saraf mata hingga penanganannya yang perlu anda ketahui.
Dipublish tanggal: Jun 21, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Sep 3, 2019 Waktu baca: 2 menit
Gangguan Saraf Mata: Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Kedua mata bekerja mengirimkan sinyal yang diterima yang kemudian diteruskan ke bagian belakang otak. Otak memiliki bagian optic chiasm yang merupakan sistem saraf yang saling membelah dan melintang antara satu dan lainnya. Kerusakan serat saraf ini akan menyebabkan pola tertentu terhadap kerusakan penglihatan;
  • Beberapa faktor penyebab penyakit mata adalah:
    • Penyakit yang dapat memengaruhi saraf pada mata;
    • Efek samping yang muncul akibat mengonsumsi beberapa jenis obat untuk saraf mata;
    • Faktor keturunan, misalnya dari orangtua dan saudara kandung;
    • Peningkatan produksi pada cairan mata di badan siliar;
    • Kelainan pada mata;
    • Produksi cairan mata pada bagian sudut mata.
  • Pasien yang menderita penyakit saraf mata akan mengalami beberapa gejala di bawah ini:
    • Ketika posisi mata membengkak maka mata akan terasa sakit;
    • Muncul keinginan untuk terus-menerus mengedipkan mata bahkan dengan memberikan tambahan tekanan ketika mengedipkan mata;
    • Warna pelangi seolah-olah muncul ketika melihat lampu neon maupun sumber cahaya yang lain;
    • Penglihatan yang menjadi semakin normal setelah sebelumnya kabur.
  • Klik untuk membeli berbagai obat mata dari rumah Anda melalui HDMall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Saraf mata merupakan fotoreseptor kecil yang terletak pada bagian retina atau bagian belakang di dalam mata. Fotoreseptor ini berfungsi sebagai sensor cahaya dan mengirimkan sinyal yang diterima menuju otak. 

Penyakit saraf mata berupa terjadinya kerusakan di bagian saraf mata maupun daerah pada belakang otak yang menyebabkan informasi penglihatan terganggu hingga menyebabkan hilangnya penglihatan. Penyakit ini perlu penanganan segera agar kerusakan tidak semakin parah. 

Di bawah ini adalah gejala dari penyakit saraf mata hingga penanganannya yang perlu Anda ketahui.

Penyebab penyakit saraf mata

Kedua mata bekerja mengirimkan sinyal yang diterima yang kemudian diteruskan ke bagian belakang otak. Otak memiliki bagian optic chiasm yang merupakan sistem saraf yang saling membelah dan melintang antara satu dan lainnya. Kerusakan serat saraf ini akan menyebabkan pola tertentu terhadap kerusakan penglihatan.

Penyebab penyakit mata sendiri beragam dan memiliki berbagai pemicu yang menyebabkan penyakit ini timbul. Beberapa faktor penyebab penyakit saraf mata adalah:

  • Penyakit yang dapat memengaruhi saraf pada mata;
  • Efek samping yang muncul akibat mengonsumsi beberapa jenis obat untuk saraf mata;
  • Faktor keturunan, misalnya dari orangtua dan saudara kandung;
  • Peningkatan produksi pada cairan mata di badan siliar;
  • Kelainan pada mata;
  • Produksi cairan mata pada bagian sudut mata. Cairan ini juga bisa muncul di celah pupil.

Faktor risiko penyakit

Beberapa faktor risiko berikut meningkatkan peluang terjadinya penyakit saraf mata:

  • Mutasi genetik. Mutasi genetik bisa menjadi salah satu faktor risiko yang mengembangkan neuritis optic;
  • Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko neuritis optic lebih besar dibandingkan pria;
  • Usia. Faktor usia menjadi salah satu faktor risiko terbesar. Orang dewasa berusia 20 sampai 40 tahun lebih berpeluang terkena penyakit saraf mata.

Gejala penyakit saraf mata

Pasien yang menderita penyakit saraf mata akan mengalami beberapa gejala di bawah ini:

  • Ketika posisi mata membengkak maka mata akan terasa sakit;
  • Muncul keinginan untuk terus-menerus mengedipkan mata bahkan dengan memberikan tambahan tekanan ketika mengedipkan mata;
  • Warna pelangi seolah-olah muncul ketika melihat lampu neon maupun sumber cahaya yang lain;
  • Penglihatan yang menjadi semakin normal setelah sebelumnya kabur.

Pengobatan gangguan saraf mata

Dokter mata memiliki beragam cara yang dilakukan untuk mengobati gangguan saraf mata. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pasien saraf mata, peneliti mencoba memberikan penanganan berupa pengobatan steroid oral atau obat kosong (placebo) dan dengan steroid intravena (IV). 

Penelitian ini dikenal sebagai Optic Neuritis Treatment Trials (ONTT). Peneliti melakukan pengobatan acak terhadap beberapa pasien gangguan saraf mata.

Hasilnya adalah pengobatan menggunakan steroid memberikan sedikit perubahan terhadap pasien. Namun terdapat perbedaan risiko kambuhan terhadap pasien yang diobati dengan steroid IV atau steroid oral. 

Pasien yang diobati dengan steroid IV memiliki risiko kambuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan steroid oral. Selain itu, pasien yang diobati menggunakan steroid IV memiliki risiko terkena multiple sclerosis (MS) 50 persen lebih rendah dibanding pasien yang hanya diobati dengan steroid oral atau plasebo saja. Dari sejumlah pasien yang diobati dengan steroid IV dan ditambahkan steroid oral mengalami MS sebanyak 7,5 persennya saja.

Berdasarkan penelitian ONTT, dokter mata kini memilih mengobati penyakit saraf mata menggunakan pengobatan steroid intravena (IV) dan steroid oral. Dokter mata tidak menganjurkan pengobatan hanya menggunakan steroid oral.


31 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app