Mengonsumsi Antibiotik Tidak sesuai Dosis Menyebabkan Rongga Mulut Infeksi?

Dipublish tanggal: Sep 30, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Antibiotik merupakan salah satu obat untuk membasmi infeksi yang ada di dalam tubuh. 

Dari perawatan untuk radang tenggorokan atau infeksi telinga yang menyakitkan saat kanak-kanak, hingga infeksi saluran kemih atau infeksi kulit yang gatal saat dewasa, antibiotik adalah salah satu kelas obat yang paling banyak digunakan dan penting untuk Anda perlukan dalam pengobatan.

Antibiotik, juga dikenal sebagai antibakteri, adalah obat yang menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Mereka termasuk berbagai obat kuat dan digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Sebelum bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan gejala, sistem kekebalan biasanya dapat membunuh bakteri. Sel darah putih (WBC) menyerang bakteri berbahaya dan, bahkan jika gejalanya benar-benar terjadi, sistem kekebalan biasanya dapat mengatasi dan melawan infeksi.

Namun, jumlah bakteri berbahaya yang berlebihan, dan sistem kekebalan tidak bisa melawan semuanya. Antibiotik bermanfaat dalam beberapa kasus infeksi.

Antibiotik pertama adalah penisilin. Antibiotik berbasis penisilin, seperti ampisilin, amoksisilin, dan penisilin G, masih tersedia untuk mengobati berbagai infeksi dan telah ada sejak lama.

Beberapa jenis antibiotik modern biasanya hanya tersedia dengan resep di sebagian besar negara berkembang  Antibiotik topikal juga tersedia dalam bentuk krim dan salep.

Apa saja efek samping yang ditimbulkan pada obat antibiotik?

Antibiotik mungkin memiliki efek samping. Beberapa efek samping yang lebih umum diantaranya:

Infeksi terkait penggunaan antibiotik

Infeksi dari bakteri Clostridiodes difficile akibat penggunaan antibiotik yang tidak dapat menyebabkan terjadinya  infeksi.

Penyakit dari infeksi akibat Clostridium difficile paling sering menyerang orang dewasa usia tua di rumah sakit atau di fasilitas perawatan jangka panjang dan biasanya terjadi setelah penggunaan obat antibiotik.

Namun, penelitian menunjukkan peningkatan tingkat infeksi Clostridium difficile di antara orang-orang yang secara tradisional tidak dianggap berisiko tinggi, seperti usia muda dan sehat yang belum pernah menggunakan antibiotik dan yang belum pernah berada di fasilitas perawatan kesehatan.

Apa yang menyebabkan infeksi tersebut?

Di usus besar, spora Clostridium difficile hadir dalam bentuk tidak aktif. Ada banyak bakteri berbeda yang biasanya tinggal di usus besar dan membentuk bagian dari flora normal usus besar. Bakteri ini mencegah aktivasi spora Clostridium difficile  ke dalam bentuk bakteri aktif.

Namun, ketika antibiotik diberikan untuk pengobatan infeksi, seperti pada obat klindamisin, ampisilin, dan fluorokuinolom. Obat tersebut dapat membunuh beberapa bakteri kolon normal. Proses ini mengganggu keseimbangan normal bakteri usus dan memungkinkan Clostridium difficile menjadi aktif dan menular.

Ketika Clostridium difficile menjadi aktif, ia menghasilkan dua toksin (bahan kimia) yang berbeda, toksin A dan toksin B. Racun ini dapat menyebabkan peradangan pada lapisan dalam usus besar, yang mengakibatkan pengumpulan sel darah putih dalam usus besar. 

Jika peradangan parah, itu dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel normal yang melapisi bagian dalam usus besar membentuk psudomembrane. 

Antibiotik menyebabkan pewarnaan gigi

Pewarnaan pada gigi akibat penggunaan obat antibiotik tetrasiklin berkembang pada gigi permanen ketika mereka masih terbentuk di bawah garis gusi. 

Selama perkembangan, obat tetrasiklin menimbulkan kalsifikasi di gigi, menghasilkan noda pada gigi. Anak-anak rentan terhadap noda gigi tetrasiklin sejak mereka berada di dalam rahim sampai usia 8 tahun. 

Karena gigi anak mulai berkembang, wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan tetrasiklin untuk mencegah kemungkinan obat yang mempengaruhi gigi dan mulut bayi yang belum lahir.

Bentuk dan warna berupa abu-abu atau coklat, dengan bercak gelap yang dalam ini menutupi seluruh gigi atau tampak sebagai pola garis-garis horizontal. Perubahan warna gigi tetrasiklin tertanam dalam enamel dan lapisan dalam gigi.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Siqueira Jr JF, et al. (2013). Microbiology and treatment of acute apical abscesses. DOI: (https://doi.org/10.1128/CMR.00082-12)
Sanders JL, et al. (2018). Abscess, dental. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493149/#article-20350.s1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app