HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Menetralisir Racun Sianida dan Racun Lainnya di Dalam Makanan

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Menetralisir Racun Sianida dan Racun Lainnya di Dalam Makanan

Racun Sianida belakangan ini sering diperbincangkan, setelah seorang wanita terpapar sianida melalui kopi yang diminumnya.  Apa sih sebenarnya sianida? Sianida adalah sejenis senyawa  yang dalam dosis tertentu bisa sangat mematikan. 

Center for Desease Control and Prevention (CDC) di AS menyebutkan, ada beberapa makanan yang secara alami menghasilkan racun sianida atau senyawa racun yang menjadi cikal-bakal sianida atau jenis racun lainnya. Inilah makanan yang banyak dikonsumsi dan ternyata mengandung racun. Simak juga bagaimana cara menetralisir racun tersebut. 

Kacang-kacangan
Kacang-kacangan dianggap sebagai makanan kesehatan dan banyak digunakan untuk campuran sup atau dimasak tersendiri dengan bumbu tertentu. Kacang-kacangan juga cenderung menjadi makanan pokok penganut vegetarian, karena kaya nutrisi seperti serat, protein, karbohidrat, folat, dan zat besi. Tapi sebagai bagian dari pertahanan alami mereka, kacang-kacangan juga dilengkapi dengan sejumlah besar senyawa lektin - yang berfungsi sebagai  insektisida atau pembunuh serangga alami. Senyawa ini juga bisa berakibat buruk bagi manusia jika kita salah cara mengolahnya. 

Kacang merah mentah, misalnya, mengandung racun  phytohaemagglutinin yang dapat menyebabkan mual ekstrim diikuti oleh muntah, sakit perut, dan diare dalam waktu tiga jam setelah mengonsumsinya. 

Atau kacang lima yang mengandung linamarin, yang setelah dikonsumsi dan dimetabolisme tubuh akan menjadi sianida. 

Cara menetralisir kandungan racun di dalam kacang merah dan lima adalah dengan merebusnya selama minimal 10 menit di dalam suhu mendidih. Merebus kacang merah di bawah suhu mendidih hanya akan mengintensifkan racun di dalamnya. 

Almond 
Umumnya dianggap sebagai kacang, almond sebenarnya termasuk golongan biji-bijian. Almond mentah rasanya pahit dan mengandung sianida alami. Bahkan, banyak orang mengatakan bahwa sianida berbau seperti almond mentah. 

Menggigit dan mengunyah almond mentah dengan cara apapun akan mengaktifkan kandungan sianida di dalamnya. Makan sesedikit 4-5 buah almond pahit akan menyebabkan pusing, mual, dan kram perut, menurut sebuah studi 1982 kasus yang menimpa seorang wanita berusia 67 tahun di AS. Akibat ketidaktahuan akan efek almond pahit, dia mengonsumsinya sebanyak lebih dari 12 buah. Bisa ditebak, 15 menit kemudian, nenek ini mengalami  sakit dan kram perut yang parah, lalu pingsan  di kamar mandi.  Meskipun dia selamat, dia sudah pernah sangat  dekat dengan kematian.

Almond pahit telah dilarang dijualbelikan di AS, namun almond manis diperbolehkan karena jauh lebih aman untuk dikonsumsi. Cara terbaik untuk mengonsumsi almond adalah membeli yang sudah diolah di dalam kemasan dan berlabel aman dikonsumsi menurut badan kesehatan setempat. 

Apel, ceri, persik, dan plum
Sama halnya dengan almond, biji buah-buahan ini juga mengandung sianida alami. Bagian lubang berisi biji di dalam apel, ceri, plum dan persik tidak seharusnya dirusak dengan cara apapun, entah itu digigit apalagi dikunyah karana akan mengaktifkan zat sianida di dalamnya.

Cara paling baik makan buah-buahan ini adalah makan hanya daging buahnya dan buang bagian tengahnya. 

Rhubarb
Ini adalah jenis sayuran berdaun hijau berbatang merah yang biasa dipakai sebagai bahan pembuat kue pie dan beberapa jenis kue tart. Daun rhubarb dipenuhi dengan senyawa asam oksalat dan antrakuinon glikosida, menurut National Institutes of Health (NIH). Senyawa ini tidak akan menyebabkan kematian, namun bisa mengakibatkan  pusing, mulut seperti terbakar, dan sakit perut, dan pada kasus terburuk menyebabkan batu ginjal, kejang, dan koma. Hindari mengonsumsi daun rhubarb adalah cara termudah untuk tidak keracunan. Jangan membuangnya sembarangan karena senyawa racun di dalamnya juga bisa meracuni hewan peliharaan Anda. 

Kentang
Kentang sama seperti rhubarb, bisa dinikmati tanpa mengikutsertakan daunnya. Pasalnya, daun tanaman kentang mengandung solanin, yang sangat beracun meski dalam jumlah kecil, menurut NIH. 

Ikan blowfish
Beberapa orang menyebutnya ikan buntel. Blowfish, atau fugu, terkenal karena jumlah mematikan racun  tetrodotox di dalam organnya. Ketika ikan ini tidak diolah dengan benar, racun akan  melumpuhkan otot-otot orang yang mengonsumsinya, juga menyebabkan mual, pusing dan muntah pada beberapa kasus. Belum ada obat penawar untuk racun yang berasal dari ikan ini. 

Di beberapa negara di mana ikan blowfish umum dikonsumsi, misal di Jepang, chef atau kokinya harus punya sertifikat resmi dari pemerintah yang menyatakan bahwa dia sudah terlatih dan paham cara mengolah ikan blowfish yang aman konsumsi. Jadi, jika Anda ke restauran dan ingin memesan ikan blowfish, pastikan dulu sang koki punya sertifikat yang dimaksud. Lebih baik lagi, jika sertifikat itu dipajang di dinding restauran. Cara termudah menghindari racun blowfish adalah dengan membuang seluruh organ dalamnya. Inipun tidak 100 persen aman karena mungkin saja racun mengontaminasi daging ikan ketika proses pembersihan. Jadi batasi juga mengonsumsi daging ikan blowfish. 

Gejala keracunan sianida 
Gejala umum keracunan makanan adalah merasa mual dan muntah-muntah, diare, sakit atau kram perut. 
Sedangkan gejala keracunan sianida adalah sebagai berikut
1.Sakit kepala
2.Kesulitan bernapas
3.Kecemasan
4.Banyak keluar keringat 
5.Warna kulit menjadi kemerah-merahan
6.Tubuh terasa sangat lelah,
7.Gangguan vertigo. 

Jika sianida masuk ke dalam sistem tubuh dalam jumlah yang besar, maka akan berakibat sebagai berikut: 
1.Tremor
2.Kejang
3.Dilatasi pupil
4.Koma yang penekanannya pada bagian pusat pernpasan
5.Kegagalan dalam bernapas
6.Detak jantung terhenti
Sistem kerja sianida adalah dengan cara menghambat sel tubuh menerima oksigen. Jika terdapat seseorang yang baru terpapar racun sianida dalam jumlah banyak namun bertahan hidup, akan dapat terjadi kerusakan jantung, otak dan saraf.  

Saat Anda terekspos secara tidak sengaja pada sianida, berikut ini hal yang harus Anda lakukan:

1.Segeralah menjauh dari tempat gas sianida menguar dan carilah udara segar
2.Tiarap sedekat mungkin dengan daratan jika Anda berada dalam ruang tertutup dan lindungi tubuh Anda serta jalur pernapasan Anda
3.Segera lepas pakaian jika Anda curiga adanya racun sianida di tubuh Anda, basuh seujur tubuh dengan air dan sabun serta segera periksakan diri ke dokter. Jika pakaian Anda harus dilepas melewati kepala, potong pakaian agar Anda tidak perlu melewati kepala. Jika Anda membantu orang lain melepaskan diri dari pakaian yang terkontaminasi sianida, hindari menyentuh area yang dicurigai mengandung sianida dan segera buang pakaiannya dengan memasukannya di dalam kantong plastik dobel. 

Jika sudah terlanjur terjadi keracunan sianida, obati kondisi ini sesegera mungkin dengan penawar racun dan dalam penanganan dokter.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Cyanide Toxicity Treatment & Management: Approach Considerations, Prehospital Care, Emergency Department Care. Medscape. (https://emedicine.medscape.com/article/814287-treatment)
Cyanide Poisoning: Symptoms, Treatment, Complications, and More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/cyanide-poisoning)
Cyanide Poisoning Treatment: First Aid Information for Cyanide Poisoning. WebMD. (https://www.webmd.com/first-aid/cyanide-poisoning-treatment)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app