Sindrom Joker, Gangguan Yang Bikin Sering Menangis Atau Tertawa Tiba-Tiba

Dipublish tanggal: Sep 2, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Sindrom Joker, Gangguan Yang Bikin Sering Menangis Atau Tertawa Tiba-Tiba

Mimik wajah Joker, karakter berambut hijau yang menjadi musuh bebuyutan Batman, membuat siapa pun yang melihatnya bergidik ngeri. Senyum dan cara tertawanya yang khas serta licik sukses membuat penonton ketakutan luar biasa.

Siapa sangka bahwa demi membangun karakter khas Joker tersebut, si pemeran utama Joaquin Phoenix ternyata terinspirasi dari pengidap Pathological Laughter and Crying (PLC), yaitu orang-orang dengan gangguan mental yang sering menangis atau tertawa tiba-tiba.

Apakah Anda juga termasuk orang yang suka menangis atau tertawa tanpa sebab yang jelas? Bahkan sering berlebihan dan susah berhenti? Bisa jadi Anda mengidap gangguan ini.

Apa itu pathological laughter and crying (PLC)?

Menangis dan tertawa adalah dua hal yang lumrah dilakukan setiap hari. Anda mungkin akan meneteskan air mata saat merasa sedih atau tertawa terbahak-bahak saat mendengar lelucon atau menonton film komedi.

Ya, menangis dan tertawa sama-sama bisa terjadi karena ada pemicunya. Kalau terjadi di waktu yang salah, dalam artian muncul secara tiba-tiba dan tak terkendali, maka ini artinya ada yang tidak beres dengan respon saraf dalam tubuh.

Menangis atau tertawa secara tiba-tiba bukanlah pertanda suasana hati yang sedang senang atau sedih, tapi ada gangguan sistem saraf yang disebut Pathological Laughter and Crying (PLC).

PLC dapat disebut juga dengan emosi labil atau pseudobulbar affect (PBA). Pathological Laughter and Crying adalah suatu kondisi yang ditandai dengan episode tawa atau tangisan yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terkendali.

Baca Juga: Ini Manfaat Menangis Bagi Kesehatan Tubuh

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Joaquin Phoenix untuk mendalami peran Joker dalam film terbarunya. Maka tak heran jika kombinasi mimik wajah, senyum, hingga cara tertawa tokoh Joker sukses membuat penonton tenggelam dengan kejamnya karakter penjahat ini.

Sering menangis atau tertawa sendiri, apa penyebabnya?

Penyebab gangguan tawa PLC atau pseudobulbar affect belum diketahui secara pasti. Namun biasanya dialami oleh orang-orang yang mengalami cedera atau kondisi neurologis tertentu pada otak, misalnya karena:

Berbagai kondisi tersebut dapat memicu kerusakan pada korteks prefrontal, yakni area otak yang bertugas mengendalikan emosi. Perubahan zat kimia dalam otak yang terkait dengan depresi dan mania juga bisa memberikan efek serupa.

Pada dasarnya, pengidap PLC memiliki emosi yang normal tapi kadang diekspresikan dengan cara yang berlebihan. Akibatnya, penderita sering merasa malu sendiri dan terganggu saat beraktivitas.

Kapan menangis atau tertawa tiba-tiba dikatakan tidak normal?

Menangis dan tertawa adalah respon alami yang normal jika ada pemicunya dan tidak berlebihan. Dikatakan tidak normal apabila:

  • Menangis atau tertawa secara tiba-tiba, sangat kuat, dan tidak bisa berhenti
  • Menangis atau tertawa di saat yang tidak tepat
  • Berlangsung lebih lama dari orang normal
  • Tiba-tiba berubah frustasi atau marah-marah
  • Ekspresi wajah tidak sesuai dengan emosi

Misalnya saja, Anda sedang merasa senang tapi malah menangis dan tidak bisa berhenti. Sebaliknya, orang dengan PLC juga bisa tertawa padahal seharusnya ia merasa sedih.

Gejala tersebut biasanya muncul begitu saja, layaknya orang kejang. Gejala Pathological Laughter and Crying bahkan sering disalahartikan dengan depresi atau gangguan bipolar.

Cara mengendalikan sensasi menangis dan tertawa agar tidak berlebihan

Dokter biasanya akan meresepkan antidepresan untuk mengendalikan gejala PLC, namun sayangnya obat tersebut tidak selalu bekerja dengan baik.

Pada tahun 2010, FDA asal Amerika Serikat (setara dengan Badan POM di Indonesia) menyetujui penggunaan dextrometorphan atau quinidine sebagai obat terapi PLC. Obat tersebut terbukti dapat membantu mengendalikan sensasi menangis dan tertawa pada penderita multiple sclerosis dan ALS.

Baca Selengkapnya: Obat Antidepresan yang Paling Umum Digunakan dan Efek Sampingnya

Selain dengan obat-obatan, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan emosi dari PLC, yaitu:

  • Perhatikan posisi duduk atau berdiri. Jika Anda merasa ingin menangis atau tertawa, coba ubah cara Anda saat duduk atau berdiri.
  • Latihan pernapasan. Tahan emosi Anda dengan cara menarik napas dalam lewat hidung, lalu buang perlahan lewat mulut. Hal ini dapat membantu mengendalikan emosi agar tidak meledak-ledak.
  • Rilekskan tubuh. Emosi berlebihan dapat membuat otot-otot tubuh jadi menegang. Duduklah dengan santai dan rebahkan tubuh Anda ke senderan kursi agar perasaan lebih nyaman dan tenang.

Baca Juga: 10 Tips Jitu Mengendalikan Emosi


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Galvez-Jimenez N. Symptom-based management of amyotrophic lateral sclerosis. http://www.uptodate.com/home.
Engleman W, et al. Diagnosing pseudobulbar affect in traumatic brain injury. Neuropsychiatric Disease and Treatment. 2014;10:1903.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app