Lexapro: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 25, 2019 Waktu baca: 4 menit

Manfaat Lexapro untuk Menangani Depresi

Angka depresi semakin meningkat setiap tahunnya. Hampir 10 persen dari populasi dunia mengalaminya. Pengobatan yang efektif untuk menangani depresi saat ini telah banyak berkembang, salah yang paling baru disetujui oleh FDA adalah Lexapro. Lewat artikel ini kita akan membahasnya lebih lanjut.

Mengenal Depresi

Sedih dan berduka adalah emosi yang normal pada manusia, kita semua pasti pernah mengalaminya. Perasaan itu akan mereda dan hilang dalam beberapa waktu. Sedangkan depresi adalah hal yang berbeda. 

Depresi adalah kondisi dimana seseorang merasakan kesedihan luar biasa yang menyebabkan hilangnya minat pada hal-hal yang biasanya membuat bahagia. Depresi yang berlangsung lama dengan intensitas yang hebat akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Yang terburuk, depresi bisa mengarah pada bunuh diri. Angka depresi secara global terus bertambah dan WHO mencatat setidaknya 800.000 orang/tahun meninggal karena bunuh diri.

Mengenai Obat Lexapro

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Oral tablet

Kandungan:

Escitalopram

Apa Itu Obat Lexapro?

Lexapro (escitalopram) adalah obat golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang digunakan sebagai anti depresan dan gangguan cemas menyeluruh. Lexapro sudah disetujui FDA sejak tahun 2002.

Mekanisme Obat Lexapro

Serotonin merupakan salah satu jenis neurotransmitter atau zat kimia yang mentransmisikan sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain. Zat ini banyak ditemukan di otak, usus, dan sel trombosit. Serotonin berperan dalam kontraksi otot polos dan berkontribusi terhadap perasaan bahagia sehingga seringkali disebut ‘happy chemical’. 

Selain itu serotonin adalah zat prekursor pembentuk melatonin, suatu zat yang berperan meregulasi siklus tidur-bangun dan jam internal tubuh. Serotonin dikatakan berperan dalam mengatur nafsu makan, emosi, keseimbangan mood, memori, fungsi kognitif dan motorik. Kadar serotonin yang rendah dikaitkan dengan ingatan yang lemah, mood yang tidak baik, keinginan makan makanan manis, gangguan tidur, rasa percaya diri yang rendah, dan rasa cemas. Akan tetapi apakah kondisi-kondisi tersebut disebabkan langsung oleh kadar serotonin yang rendah masih belum bisa dijelaskan.

Obat-obatan golongan SSRI akan mencegah serotonin diserap kembali oleh sel saraf, dengan demikian diharapkan kadar serotonin dalam darah meningkat. Penggunaan SSRI untuk penanganan depresi sudah berlangsung sejak tahun 1980 namun beberapa hal belum bisa dijelaskan mengenai cara kerja serotonin dalam mengurangi gejala depresi, salah satunya adalah bahwa hanya kadar serotonin dalam darah yang bisa diukur, akan tetapi kadar serotonin dalam otak tidak bisa diukur. Sehingga apakah obat-obatan golongan SSRI akan mempengaruhi kadar serotonin dalam otak masih dalam perdebatan.

Selain Lexapro beberapa obat golongan SSRI lain yang disetujui oleh FDA diantaranya citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft), vilazodone (Vilbryd).

Manfaat Obat Lexapro 

Lexapro membantu meringankan gejala depresi, seperti kehilangan minat untuk beraktivitas, kelelahan, perasaan bersalah atau tidak berharga, dan gangguan konsentrasi. 

Selain itu Lexapro meringankan gejala pada gangguan cemas menyeluruh seperti perasaan tidak tenang, kesulitan berkonsentrasi dan mudah tersinggung.

Efek Samping Obat Lexapro

Beberapa efek samping dari lexapro diantaranya perasaan tidak tenang, pandangan kabur, diare, gangguan tidur, mulut kering, demam, sering kencing, sakit kepala, gangguan pencernaan, mual, peningkatan atau penurunan nafsu makan, berkeringat, gangguan seksual, tremor, da perubahan berat badan. 

Efek samping yang lebih serius misalnya antusiasme yang tidak biasanya atau berlebihan, halusinasi, berdebar-debar, irama jantung tidak teratur, perilaku agresif, serangan panik.

Seperti halnya golongan antidepresan yang lain, lexapro berisiko meningkatkan pemikiran dan perilaku untuk bunuh diri pada anak dan remaja. Sedangkan pada dewasa dengan usia > 24 tahun tidak didapatkan peningkatan risiko ini dan pada dewasa usia > 65 tahun didapatkan penurunan risiko terkait bunuh diri ini. 

Oleh karena itu, pasien yang mendapat terapi Lexapro atau golongan antidepresan lainnya perlu dimonitor ketat akan munculnya tanda-tanda perburukan gejala, pemikiran atau usaha bunuh diri atau perubahan perilaku dari biasanya.

Dosis untuk pengguna Lexapro

Sebagai antidepresan dosis awal yang biasa digunakan untuk dewasa dan remaja adalah 10 mg 1 kali sehari pada pagi atau sore hari. Dosis dapat ditingkatkan jadi 20 mg 1 kali sehari setelah 3 minggu. Manfaat biasanya belum nampak hingga minggu ke 4. 

Untuk gangguan cemas menyeluruh dosis adalah 10 mg 1 kali sehari. Dapat ditingkatkan jika diperlukan setelah setidaknya 1 minggu pengobatan sampai 20 mg sekali sehari

Interaksi Obat

  • Seluruh obat golongan SSRI tidak boleh dikombinasikan dengan obat golongan MAO (monoamine oxidase) inhibitor seperti isocarboxazid (Marplan), phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate), selegiline (Eldepryl), procarbazine (Matulane). Kombinasi dengan obat-obat ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, demam tinggi, tremor, linglung, kaku otot. Setidaknya diberikan jarak 14 hari setelah berhenti minum obat golongan SSRI sebelum memulai minum obat MAO inhibitor, atau sebaliknya.
  • Obat lain yang meningkatkan serotonin misalnya tryptophan, meperidine, lithium, sumatriptan, dan tramadol
  • Risiko perdarahan saluran cerna pada pasien yang juga mengkonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin, aspirin, NSAID seperti ibuprofen
  • Tegretol (carbamazepine)
  • Digoxin
  • Obat-obat tidur seperti triazolam
  • Ritonavir (anti virus untuk HIV)
  • Ketoconazol
  • Cimetidine

Catatan : Lexapro tidak boleh diberikan pada ibu hamil atau menyusui

Perhatian

  • Beritahukan dokter bila sedang mengkonsumi obat-obatan lain termasuk suplemen dan herbal, terutama yang mengandung St. John’s wort atau tryptophan.
  • Beritahukan dokter bila memiliki alergi terhadap obat ini atau golongan lainnya.
  • Hindari konsumsi obat ini dengan obat golongan SSRI lainnya.
  • Hindari konsumsi obat ini bila baru saja mengalami serangan jantung, kejang atau penyakit hati, ginjal, tiroid, atau jantung.
  • Hindari mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena dapat menimbulkan efek kantuk.
  • Bila terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Demikian sekilas tentang pemanfaatan Lexapro untuk menangani depresi. Penanganan depresi yang tepat akan membantu pasien mendapatkan kembali kualitas hidup yang baik. Peran orang sekitar sangat penting untuk mengenali tanda dan gejala depresi sejak dini. Perhatikan lingkungan terdekatmu dan orang sekelilingmu.

Segera kontak dokter jika ada diantara mereka yang kamu curigai mengalami gejala depresi. Dan ingat bahwa konsumsi obat antidepresi harus atas pengawasan dokter.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
U.S. National Library of Medicine. (2016, February). Escitalopram (https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a603005.html)
Lexapro- escitalopram oxalate tablet and solution. (2014, October) (http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=13bb8267-1cab-43e5-acae-55a4d957630a)
Forest Pharmaceuticals, Inc. (2014, July). Medication guide: Lexapro (escitalopram oxalate) tablets/oral solution (http://www.fda.gov/downloads/Drugs/DrugSafety/ucm088620.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app