Kista Ovarium - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 3, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Mar 15, 2019 Waktu baca: 4 menit

Penyakit kista ovarium pada wanita sering kali membuat takut, karena banyaknya informasi bahwa penyakit kista ini bisa menyebabkan kemandulan dan penyembuhan kista harus dengan melalui prosedur operasi. Benarkah demikian?

Ovarium merupakan salah satu organ sistem reproduksi wanita, yang terletak di perut bagian bawah di kedua sisi rahim. Perempuan memiliki dua ovarium yang memproduksi telur, serta hormon estrogen dan progesteron.

Terkadang, pada ovarium dapat terbentuk kantung berisi cairan yang disebut dengan kista, bisa terjadi pada kedua ovarium ataupun salah satu sisi. Sebenarnya sebagian besar wanita akan memiliki kisat setidaknya satu kista selama hidupnya. Dalam kebanyakan kasus, kista tidak terasa sakit dan tidak menimbulkan masalah apapun.

penyakit %70319328329320%

Penyebab Kista Ovarium

Apakah Penyebab Kista Ovarium?

Ada banyak faktor atau masalah yang menjadi Penyebab kista ovarium yang tersering meliputi:

  • Masalah hormonal. Kista fungsional biasanya hilang sendiri tanpa pengobatan. Mereka mungkin disebabkan oleh masalah hormonal atau pengaruh obat untuk membantu merangsang ovulasi.
  • Endometriosis. Wanita dengan endometriosis dapat mengembangkan jenis kista ovarium yang disebut endometrioma. Jaringan endometriosis menyebar ke ovarium lalu tumbuh di sana. Kista ini bisa menyakitkan saat "berhubungan" dan selama menstruasi.
  • Kehamilan. Kista ovarium biasanya berkembang pada awal kehamilan untuk membantu mendukung kehamilan sampai plasenta terbentuk. Kadang-kadang, kista tetap ada walaupun sudah melahirkan.
  • Infeksi panggul yang parah. Infeksi dapat menyebar ke ovarium dan tuba falopi dan menyebabkan terbentuknya kista. Siahkan baca: Radang Panggul

Gejala Kista Ovarium

Sering kali, penyakit kista ovarium tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, gejala dapat muncul seiring dengan bertambah besarnya kista. Gejala Kista Ovarium meliputi:

  • Pembesaran pada perut bagian bawah kanan atau kiri atau keduanya
  • Nyeri saat buang air
  • Sakit pada daerah panggul sebelum atau selama siklus menstruasi
  • Sakit saat berhubungan intim
  • Sakit pada punggung bawah atau paha
  • Nyeri pada payudara
  • Mual dan muntah

Gejala kista yang berat memerlukan perhatian medis segera, di antaranya:

Gejala-gejala yang berat di atas dapat menunjukkan bahwa kista ovarium mengalami pecah atau terpelintir. Kedua komplikasi ini dapat memiliki dampak yang serius jika tidak diobati secepat mungkin.

Pencegahan

Kista ovarium tidak dapat dicegah. Namun, pemeriksaan ginekologi rutin dapat mendeteksi kista ovarium secara dini. Dengan pemeriksaan dinimaka kista dapat ditangani dengan baik, terlebih apabila itu merupakan suatu kista yang ganas atau kanker.

Apalagi gejala kanker ovarium dapat meniru atau mirip dengan gejala kista ovarium yang jinak. Dengan demikian, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.

Jangan lupa untuk memberikan informasi kepada dokter mengenai :

Pengobatan Kista Ovarium

Diagnosis Kista Ovarium

Untuk dapat menentukan seseorang wanita memiliki kista ovarium, maka dokter akan melakukan pemeriksaan panggul. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan fisik secara langsung untuk melihat apakah ada benjolan atau pembengkakan pada salah satu ovarium dan melakukan pemeriksaan USG untuk mengkonfirmasi secara visual dengan memanfaatkan gelombang suara.

Pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan diagnosis kista ovarium meliputi:

  • CT scan. Pemeriksaan pencitraan tubuh yang digunakan untuk membuat gambar penampang organ internal
  • MRI. Pemeriksaan pencitraan dengan medan magnet untuk menghasilkan gambar organ internal

Karena mayoritas penyakit kista akan hilang sendiri setelah beberapa minggu atau bulan, maka dokter mungkin tidak segera merekomendasikan rencana pengobatan atau operasi. Sebaliknya, ia mungkin akan mengulang USG dalam beberapa minggu atau bulan untuk memeriksa kembali kondisi kista tersebut.

Jika tidak ada perubahan atau justru kista semakin membesar, maka dokter akan meminta tes tambahan untuk menentukan penyebab kista lainnya dan menentukan terapi yang tepat.

Pengobatan Kista Ovarium

Jika penyakit kista tidak hilang sendiri atau terus tumbuh semakin besar, dokter dapat merekomendasikan pengobatan untuk mengecilkan atau menghilangkan kista ovarium. Sebagai berikut:

Pil KB

Jika kista ovarium timbul berulang, mungkin dokter akan meresepkan kontrasepsi oral atau pil KB untuk menghentikan ovulasi dan mencegah perkembangan kista baru. Kontrasepsi oral juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Risiko kanker ovarium lebih tinggi pada wanita pasca menopause. Baca juga bagaimana cara benar minum pil KB

Laparoskopi

Jika kista berukuran kecil dan setelah pemeriksaan ditemukan adanya kanker, maka dokter bisa melakukan laparoskopi atau operasi pengangkatan kista. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dekat pusar dan kemudian memasukkan alat kecil ke perut untuk mengangkat kista.

Laparotomi

Jika kista berukuran besar, dokter dapat mengangkat kista melalui sayatan yang besar pada perut. Dokter akan melakukan biopsi langsung, dan jika ternyata kista tersebut adalah kanker, maka dokter mungkin saja melakukan histerektomi untuk mengangkat ovarium beserta rahim.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2019). What Is an Ovarian Cyst? (https://www.webmd.com/women/qa/what-is-an-ovarian-cyst)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Ovarian Cyst (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/symptoms-causes/syc-20353405)
NHS UK (2016). Health A-Z. Ovarian Cyst (https://www.nhs.uk/conditions/ovarian-cyst/causes/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Gejala
Gejala
Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app